Oleh Ustadz Dr. Muhsin Labib
Pendidik sukses bukanlah yang mencetak banyak orang di tengah masyarakat tapi yang terbukti sukses mendidik anak yang merupakan tanggungjawab perdananya.
Kesuksesan dan prestasi pendidik dan pemimpin tak diukir di gedung parlemen, di atas podium, di depan khalayak, di aula seminari, di ruang kelas dan ruang publik lainnya tapi dibuktikan dalam pertama kali di domain domestiknya, dalam area teritori kewenangannya, di rumahnya. Di sepetak bangunan itulah di tengah orang-orang terdekatnya seseorang dinilai gagal atau sukses menjadikan mereka sebagai etalase, prasasti, model dan bukti kinerja.
Sukses mendidik sahabat dan masyarakat tak sepenting sukses mendidik keluarga sebagai miniatur dan prototipe. Keberhasilan mendidik anak dan keluarga menkonfirmasi kesuksesan mendidik masyarakat.
Bila orang yang sejak balita hidup bersama di rumahnya, selalu meniru perilakunya, menjadi saksi pertama setiap pewahyuan, setiap saat menghirup aroma Jilbril dan menyaksikan kemilau aurora pengetahuan samawi tak menjadi duplikatnya dan kader utamanya, maka dia bukanlah pendidik yang berprestasi, dan bukan ayah teladan, bahkan bukan pendidik sejati dan ayah hakiki.
Muhammad adalah pendidik teragung yang telah mencetak kader dan anak didik teragung. Karena keagungannya dan kecemerlangan serta kesuksesannya sebagai pendidik bagi orang-orang terdekatnya, dia percaya diri untuk mendidik masyarakat di luar dinding rumahnya.
Meyakini kebesaran dan keunggulan Ali AS berarti meyakini keberhasilan Muhammad SAW mendidik masyarakat. Output dan kualitas sebuah proses edukasi ditentukan oleh intensitasnya. Produk dari pendidikan setiap saat tanpa jeda takkan sama dengan yang berjeda dengan waktu dan beejarak dengan ruang. Ini adalah klausa aksiomatis.
Memperingati Idul Ghadir bukan soal memuliakan Ali bahkan bukan hanya soal memperingati upacara suksesi tapi soal mempertahankan kesempurnaan Muhammad SAW sebagai pendidik paling sukses. Lebih dari itu, memperingati Hari Suksesi Ghadir berarti menegaskan kesempurnaan Risalah. Pelantikan pelanjutnya adalah elemen penting risalah. Deklarasi Ghadir bukan soal Ali dan bukan mazhab, tapi soal Muhammad dan soal Islam.
“Wahai Rasul.! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan risalahNya.” (QS. Al-Maidah: 67).
Selamat Memperingati Hari Penyempurnaan Risalah!