Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Sayyidah Zainab dan Perempuan Gaza: Simbol Kekuatan Iman di Tengah Tragedi

Zahrasadat Sheykholeslam, peneliti di bidang Studi Perempuan

Dunia saat ini menyaksikan gambaran-gambaran memilukan dari konflik di Gaza: anak-anak yang terluka, pria-pria yang berduka sambil menggendong jenazah orang-orang tercinta, serta ibu-ibu yang harus mengucapkan salam perpisahan terakhir kepada bayi-bayi mereka yang terbungkus kain kafan. Derita mendalam yang dialami warga Gaza sulit dilukiskan dengan kata-kata. Namun, di tengah tragedi tersebut, kita juga melihat kisah luar biasa tentang keberanian, kesabaran, dan keteguhan penduduknya. Ketangguhan yang luar biasa ini, terutama dari para perempuan Gaza, menginspirasi dunia dan menggambarkan kekuatan yang tidak tergoyahkan meski dalam situasi penuh tekanan.

Sebagai seorang perempuan dan ibu, hati saya tertuju pada para wanita di Gaza. Mereka tidak hanya menghadapi realitas perang yang brutal tetapi juga tetap memainkan peran penting dalam menjaga keutuhan keluarga dan masyarakat. Melihat mereka tetap menjalankan tanggung jawab sehari-hari, merawat anak-anak, menguatkan orang-orang di sekitar, dan mengupayakan kehidupan yang layak meskipun dalam kekacauan, adalah sesuatu yang sangat mengharukan. Perempuan Gaza adalah simbol keberanian dan pengabdian tanpa batas. Di balik penderitaan yang mereka alami, terdapat keteguhan hati yang luar biasa.

Gambaran perempuan Gaza ini sekaligus membantah stereotip yang sering kali dipromosikan oleh media Barat. Perempuan Muslim kerap digambarkan sebagai sosok yang tertindas, bergantung, dan tidak berdaya. Namun, realitas menunjukkan sebaliknya. Dunia menyaksikan bagaimana para perempuan Palestina, dengan segala keterbatasan yang mereka hadapi, menunjukkan keberanian, martabat, dan daya tahan yang luar biasa. Kekuatan ini bahkan menginspirasi banyak perempuan non-Muslim di seluruh dunia untuk mempertanyakan norma dan nilai yang mereka anut. Mereka mulai bertanya, apa yang membuat perempuan Palestina mampu bertahan dalam kondisi terberat sepanjang sejarah modern dan tetap bersyukur kepada Tuhan? Iman seperti apa yang memberdayakan mereka untuk menghadapi segala cobaan ini?

Ketangguhan seperti ini bukanlah hal baru dalam sejarah Islam. Sejak masa awal Islam, kita mengenal banyak tokoh perempuan luar biasa yang menjadi teladan bagi umat manusia. Salah satu tokoh yang paling menonjol adalah Sayyidah Zainab, cucu dari Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah contoh nyata kekuatan intelektual, spiritual, dan moral seorang perempuan Muslim. Sayyidah Zainab dikenal sebagai “Aqilah Bani Hasyim,” yang berarti “pemimpin yang bijaksana dari Bani Hasyim.” Gelar ini menggambarkan kebijaksanaan dan keunggulannya di antara suku yang paling terkemuka pada zamannya.

Sayyidah Zainab menjalani hidupnya dengan dedikasi penuh kepada Tuhan. Beliau selalu melakukan apa yang benar pada waktu dan tempat yang tepat, tanpa didorong oleh ambisi pribadi. Perannya dalam sejarah menjadi begitu penting setelah tragedi Karbala. Setelah saudaranya, Imam Husain a.s., wafat sebagai syahid, Sayyidah Zainab mengambil peran sebagai pemimpin politik dan sosial yang tegas. Dalam situasi yang penuh tekanan, di bawah penawanan musuh, beliau tetap berdiri kokoh dan memberikan pidato-pidato yang menggugah. Pidatonya tidak hanya membongkar propaganda Yazid tetapi juga menjadi titik balik dalam sejarah, membangkitkan semangat umat untuk menentang tirani.

Ketika dihadapkan pada Yazid di istananya, Sayyidah Zainab dengan berani menyampaikan kebenaran yang mematahkan narasi palsu yang dibuat oleh musuh. Pidatonya yang penuh keberanian membuat hadirin terpesona, hingga mereka merasa bahwa beliau adalah sosok yang sebenarnya berkuasa, sedangkan Yazid hanyalah seorang tiran yang lemah. Selain itu, Sayyidah Zainab juga menyampaikan pidato yang sangat menyentuh di Kufah. Kota ini dulunya menjanjikan dukungan kepada Imam Husain (as), tetapi kemudian mengkhianati janjinya karena ancaman Yazid. Dalam pidatonya, Sayyidah Zainab mengkritik keras penghuni Kufah dan membuat mereka menyesali perbuatan mereka, hingga mereka menangis penuh penyesalan.

Pidato-pidato Sayyidah Zainab memainkan peran penting dalam membangkitkan kesadaran umat Islam. Perjuangannya tidak hanya menyelamatkan ajaran Islam dari penyimpangan tetapi juga memicu gerakan “Tawwabin,” yaitu kelompok yang bertobat dan bertekad membalas darah Imam Husain a.s. dan para pengikutnya. Selain itu, Sayyidah Zainab dan Imam Ali bin Husain a.s. juga memulai tradisi peringatan Arbain, yaitu ziarah ke Karbala untuk mengenang kesyahidan Imam Husain dan menjaga semangat perjuangannya tetap hidup. Tradisi ini masih berlangsung hingga hari ini, menjadi pertemuan tahunan terbesar umat manusia sepanjang sejarah.

Kepribadian Sayyidah Zainab yang multi-dimensi adalah bukti nyata kehebatan seorang perempuan Muslim. Beliau memiliki kasih sayang yang mendalam, tetapi juga keteguhan hati yang luar biasa. Imam Khamenei menggambarkan perempuan seperti Sayyidah Zainab sebagai perpaduan kasih sayang manusiawi yang tak tertandingi dengan kekuatan jiwa yang mampu menghadapi ujian terberat. Kekuatan feminin inilah yang juga kita lihat pada perempuan Gaza. Dalam situasi yang penuh tekanan dan penderitaan, mereka tetap teguh, menunjukkan bahwa iman kepada Tuhan mampu memberdayakan mereka untuk melampaui segala batasan manusiawi.

Dari sejarah Sayyidah Zainab, kita belajar bahwa perempuan tidak perlu menjadi seperti laki-laki untuk membuat perubahan besar. Justru dengan merangkul sifat-sifat kewanitaan yang diberikan Tuhan, seorang perempuan dapat menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Perempuan Gaza, dengan keteguhan hati dan pengabdian mereka, adalah contoh nyata dari pelajaran ini. Mereka mengajarkan kita bahwa dalam menghadapi ujian terbesar sekalipun, keimanan, kesabaran, dan keberanian adalah kunci untuk bertahan dan menginspirasi dunia.

Melalui perjuangan para perempuan Gaza dan teladan dari sejarah Islam, kita diingatkan bahwa kekuatan sejati tidak terletak pada kekuasaan atau senjata, melainkan pada keteguhan hati, keyakinan, dan pengabdian kepada Tuhan. Perempuan Gaza dan Sayyidah Zainab adalah bukti nyata bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sejarah dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan tetap hidup. Kisah mereka akan terus menginspirasi generasi mendatang untuk berdiri teguh di jalan kebenaran dan keadilan.

Sumber: Khamenei.ir

Share Post
No comments

LEAVE A COMMENT