Dalam sebuah pertemuan penting yang berlangsung pada 10 Mei 2025, Pemimpin Revolusi Islam, Ayatullah Al-Uzhma Sayyid Ali Khamenei, menyampaikan pidato strategis yang menyentuh dua poros utama kehidupan umat: kehormatan kerja dan keteguhan dalam membela Palestina. Seruan ini bukan hanya ditujukan kepada rakyat Iran, tetapi kepada seluruh kaum Muslimin dan pencinta keadilan di dunia.
Pidato beliau hadir dalam momen yang krusial: ketika dunia diguncang oleh tragedi kemanusiaan di Gaza, dan saat para pekerja di seluruh penjuru dunia menghadapi tantangan globalisasi, ketimpangan ekonomi, dan eksploitasi struktural. Dalam suasana ini, beliau menggarisbawahi dua pesan utama: jangan abaikan Palestina, dan junjung tinggi martabat pekerja.
Palestina: Jangan Biarkan Pikiran Umat Dialihkan
Ayatullah Khamenei dengan lantang mengecam kejahatan brutal yang dilakukan rezim Zionis di Gaza dan Tepi Barat. Namun lebih dari itu, beliau mengingatkan bahwa kejahatan fisik yang dilakukan oleh penjajah diiringi dengan kejahatan intelektual dan media: upaya sistematis untuk membuat umat melupakan Palestina.
“Ada kebijakan-kebijakan bias yang dijalankan untuk mengalihkan pikiran umat dari isu Palestina. Bangsa-bangsa Muslim tidak boleh membiarkan isu-isu sampingan, rumor, dan narasi buatan menjauhkan fokus umat dari masalah utama ini.”
Kita menyaksikan bagaimana kekuatan besar dunia, seperti Amerika Serikat dan Inggris, tidak hanya gagal menghentikan agresi, tapi justru memperkuatnya dengan pasokan senjata dan dukungan politik. Ini bukan sekadar konflik antara rakyat Palestina dan Zionis, tetapi konfrontasi antara poros kezaliman global melawan rakyat yang terzalimi.
“Rakyat Gaza dan Palestina tak hanya berhadapan dengan penjajahan Zionis, tapi juga dengan kekuatan dunia yang mendukung penjajahan itu. Mereka tidak menghentikan pembunuhan—mereka menyuplai senjatanya.”
Keyakinan akan Kemenangan Palestina
Namun di tengah kejahatan ini, Pemimpin Revolusi mengajak kita untuk tidak kehilangan harapan. Beliau menegaskan bahwa rezim palsu tidak akan bertahan selamanya. Dunia telah menyaksikan kejatuhan kekuatan-kekuatan besar dalam sejarah. Palestina pun akan merdeka.
“Dengan pertolongan Allah, Palestina akan menang. Rezim-rezim zalim ini bersifat sementara. Kemenangan hak atas batil adalah janji Ilahi yang tak akan tertunda selamanya.”
Harapan ini bukan angan kosong, melainkan harapan yang tumbuh dari iman, pengorbanan, dan perjuangan berkelanjutan. Selama umat tetap sadar dan teguh, kemenangan hanyalah soal waktu.
Pekerja: Pilar Peradaban dan Keadilan Sosial
Dalam bagian penting pidatonya, Ayatullah Khamenei juga menyoroti kedudukan luhur kaum pekerja. Beliau tidak berbicara hanya dalam konteks nasional, tetapi secara universal: bahwa kerja yang halal, tanpa eksploitasi, adalah amal saleh dan tiang peradaban.
“Pekerjaan adalah pilar utama kehidupan manusia. Tanpa kerja, hidup menjadi lumpuh. Meski ilmu dan modal penting, pekerjalah yang menghidupkan modal dan menggerakkan kemajuan.”
Para pekerja, kata beliau, adalah kekuatan vital masyarakat. Maka, investasi apa pun akan gagal tanpa kemauan dan kapasitas pekerja. Dalam sejarah umat, musuh-musuh Islam selalu berusaha melemahkan semangat kerja kaum buruh demi menghambat kemajuan masyarakat Islam.
“Sejak awal Revolusi Islam, ada upaya dari berbagai ideologi untuk memprovokasi buruh agar tidak terlibat dalam pembangunan. Namun para pekerja tetap teguh dan mematahkan upaya-upaya itu.”
Tempat Kerja: Ruang Kerja Sama, Bukan Konflik
Di akhir pidatonya, beliau membandingkan pandangan Islam dengan ideologi-ideologi Barat, seperti Marxisme, yang menggambarkan hubungan antara pekerja dan pemilik usaha sebagai konflik permanen. Islam menawarkan solusi spiritual dan sosial: kerja sama, sinergi, dan tanggung jawab bersama.
“Islam memandang tempat kerja bukan sebagai medan konflik, tapi sebagai ruang sinergi. Pekerja dan pemilik usaha, jika ikhlas dan saling memahami, bisa bersama-sama membangun peradaban yang adil.”
Pandangan ini mengangkat martabat pekerja sekaligus menanamkan rasa tanggung jawab sosial kepada pemilik usaha. Dalam Islam, tidak ada yang lebih tinggi kecuali karena takwa dan kontribusi nyata untuk kebaikan umat.
Pidato ini menyentuh hati setiap insan yang peduli terhadap nasib sesama dan masa depan umat. Kita diingatkan bahwa dua hal harus dijaga dengan sungguh-sungguh: fokus terhadap Palestina, dan penghormatan terhadap kerja keras manusia.
Dunia modern, dengan segala hiruk-pikuk medianya, berusaha membelokkan perhatian kita. Namun kita harus tetap sadar bahwa setiap detik yang kita abaikan, adalah napas terakhir yang dicabut dari seorang anak Gaza. Dan setiap tenaga kerja yang diperas tanpa keadilan, adalah pengkhianatan terhadap prinsip Islam yang agung.
Hari kemenangan akan datang—bagi Palestina yang merdeka, dan bagi pekerja yang dimuliakan. Dan semoga kita termasuk di antara barisan yang tak pernah membelok dari jalan itu.
Sumber: Khamenei.ir