Di antara sekian banyak konsep teologis yang kerap diperdebatkan dalam Islam, qada’ dan qadar termasuk yang paling sering menimbulkan perbedaan tafsir. Sebagian orang memahaminya sebagai garis nasib yang tidak dapat diubah, seakan-akan manusia hanya boneka yang
Seperti akar pohon yang menembus bumi demi mencari air, pikiran
Sejak awal turunnya wahyu, Islam telah menghadirkan dirinya sebagai agama
Sejarah manusia adalah panggung abadi pertarungan antara kebenaran dan kebatilan,
Di antara sekian banyak konsep teologis yang kerap diperdebatkan dalam Islam, qada’ dan qadar termasuk yang paling sering menimbulkan perbedaan tafsir. Sebagian orang memahaminya sebagai garis nasib yang tidak dapat diubah, seakan-akan manusia hanya boneka yang
Seperti akar pohon yang menembus bumi demi mencari air, pikiran
Sejak awal turunnya wahyu, Islam telah menghadirkan dirinya sebagai agama
Sejarah manusia adalah panggung abadi pertarungan antara kebenaran dan kebatilan,
Di antara sekian banyak konsep teologis yang kerap diperdebatkan dalam Islam, qada’ dan qadar termasuk yang paling sering menimbulkan perbedaan tafsir. Sebagian orang memahaminya sebagai garis nasib yang tidak dapat diubah, seakan-akan manusia hanya boneka yang
Seperti akar pohon yang menembus bumi demi mencari air, pikiran
Sejak awal turunnya wahyu, Islam telah menghadirkan dirinya sebagai agama
Sejarah manusia adalah panggung abadi pertarungan antara kebenaran dan kebatilan,
Di antara sekian banyak konsep teologis yang kerap diperdebatkan dalam Islam, qada’ dan qadar termasuk yang paling sering menimbulkan perbedaan tafsir. Sebagian orang memahaminya sebagai garis nasib yang tidak dapat diubah, seakan-akan manusia hanya boneka yang
Seperti akar pohon yang menembus bumi demi mencari air, pikiran
Sejak awal turunnya wahyu, Islam telah menghadirkan dirinya sebagai agama
Sejarah manusia adalah panggung abadi pertarungan antara kebenaran dan kebatilan,
Di antara sekian banyak konsep teologis yang kerap diperdebatkan dalam Islam, qada’ dan qadar termasuk yang paling sering menimbulkan perbedaan tafsir. Sebagian orang memahaminya sebagai garis nasib yang tidak dapat diubah, seakan-akan manusia hanya boneka yang
Seperti akar pohon yang menembus bumi demi mencari air, pikiran
Sejak awal turunnya wahyu, Islam telah menghadirkan dirinya sebagai agama
Sejarah manusia adalah panggung abadi pertarungan antara kebenaran dan kebatilan,