Petikan penjelasan Imam Ali Khamenei tentang Sayidah Zainab a.s. terkait kedudukannya yang menempati puncak kesabaran. Selamat menyaksikan.
“Zainab salam atasnya dalam perjalanan menuju Karbala bersama Imam Husain a.s., dalam peristiwa hari Asyura, ia memikul beban kesusahan dan ujian.
Demikian pula pada peristiwa usai syahadah Imam Husain a.s., yaitu dengan menjaga kafilah anak-anak dan para perempuan yang tersisa, mengangkatnya dengan gemilang sebagai wali Allah yang tidak ditemukan padanannya sepanjang sejarah.
Kemudian dalam peristiwa selanjutnya selama menjadi tawanan, di Kufah dan di Damaskus. Melalui jerih payah amal agungnya ini, Zainab s.a. telah meraih kedudukan yang tidak mungkin kita lukiskan di sisi Allah. (Baca: Metode Dakwah Keluarga Imam Husain A.S.)
Sayidah Zainab s.a. menyaksikan langsung pada hari Asyura seluruh kekasihnya berjalan menuju mezbah dan mereguk cawan syahadah: Imam Husain bin Ali a.s., penghulu syuhada, Al-‘Abbas, Ali al-Akbar, Al-Qasim, dan dua putra kesayangannya.
Dia sendiri dan saudari-saudarinya yang tersisa menyaksikan mereka secara langsung.
Setelah syahadah mereka, ia menyaksikan setiap bencana, serangan para musuh, tercabik-cabiknya kehormatan. Tanggung jawabnya adalah melindungi anak-anak dan kaum perempuan.
Hal ini juga menegaskan kedudukannya sayidah Zainab yang agung di sisi Allah.”[*]
Baca: “10 Kemuliaan Sayyidah Zainab as (1)“