Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an: “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh perbuatan makruf, mencegah perbuatan mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali Imran: 110)
Ayat ini mengandung pesan mendalam tentang identitas umat Islam sebagai khairu ummah (umat terbaik). Predikat ini bukanlah sekadar gelar tanpa makna, melainkan sebuah tanggung jawab besar yang mengharuskan umat Islam memenuhi tiga syarat utama: beriman kepada Allah, menyuruh kepada kebaikan (amar makruf), dan mencegah kemungkaran (nahi mungkar).
Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat kita renungkan dari ayat tersebut:
1. Bukan Hanya Slogan, Tetapi Iman dan Amal
Kedudukan sebagai umat terbaik tidak diraih hanya dengan mengaku sebagai umat Islam. Iman yang mendalam kepada Allah Swt, disertai dengan konsistensi dalam melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar, adalah fondasi utama. Ayat ini mengingatkan kita bahwa amal perbuatan adalah bukti nyata dari keimanan.
2. Keberanian dalam Bertindak
Diam terhadap kemungkaran bukanlah pilihan. Umat terbaik harus berani tampil di tengah masyarakat untuk menyuarakan kebenaran dan memperbaiki keadaan, meskipun tantangan menghadang. Sikap proaktif ini adalah cerminan nyata dari tanggung jawab sebagai umat pilihan.
3. Amar Makruf dan Nahi Mungkar Sebagai Ukuran Keunggulan
Pelaksanaan amar makruf dan nahi mungkar menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah masyarakat. Dengan menjalankan dua prinsip ini, umat Islam dapat menjadi pemimpin moral bagi seluruh umat manusia.
4. Kesatuan Umat: Kunci Keberhasilan
Persatuan dan kekuatan umat adalah syarat penting untuk menjalankan amar makruf dan nahi mungkar dengan efektif. Sebuah komunitas yang terpecah dan lemah tidak akan mampu menegakkan kebaikan atau mencegah kemungkaran dengan optimal.
5. Tanggung Jawab Universal
Umat Islam memiliki tanggung jawab besar untuk memperbaiki kondisi seluruh umat manusia, bukan hanya komunitasnya sendiri. Ayat ini menegaskan bahwa umat Islam dilahirkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.
6. Memerangi Kerusakan: Bagian dari Perintah Kebaikan
Menyerukan kebaikan tanpa memerangi keburukan akan memberikan hasil yang minim. Kedua aspek ini harus berjalan seiring untuk mencapai perubahan yang nyata dalam masyarakat.
7. Tanggung Jawab Kolektif dan Individual
Setiap individu dalam masyarakat Islam, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status sosial, memiliki kewajiban untuk melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar. Bahkan seorang anak perempuan memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan pemimpin tertinggi jika ada kemungkaran.
8. Tidak Terbatas oleh Batasan Duniawi
Kewajiban ini berlaku di segala tempat dan waktu, tanpa dibatasi oleh latar belakang ekonomi, pendidikan, atau etnisitas. Setiap muslim memiliki peran yang sama dalam menegakkan prinsip ini.
9. Bertindak dari Posisi Kuat
Amar makruf dan nahi mungkar akan lebih efektif jika dilakukan dari posisi yang kuat, bukan dalam kelemahan. Umat Islam harus mempersiapkan diri dengan ilmu, kekuatan moral, dan solidaritas untuk menjalankan tanggung jawab ini.
10. Memprioritaskan Kebaikan Sebelum Mencegah Keburukan
Menyuruh kepada kebaikan harus menjadi langkah pertama sebelum mencegah keburukan. Pendekatan ini menciptakan atmosfer positif yang dapat memperkuat masyarakat secara keseluruhan.
11. Bersumber dari Iman yang Kokoh
Semua upaya ini harus dilandasi oleh keimanan yang tulus kepada Allah Swt. Tanpa iman, amar makruf dan nahi mungkar hanya akan menjadi rutinitas tanpa ruh, yang sulit memberikan dampak signifikan.
Kesimpulan: Mengemban Misi Besar Sebagai Umat Terbaik
Predikat khairu ummah adalah anugerah sekaligus amanah. Setiap muslim dipanggil untuk berperan aktif dalam menyebarkan kebaikan dan memberantas kemungkaran. Dengan memahami dan mengamalkan pesan dalam QS. Ali Imran: 110, umat Islam dapat benar-benar menjadi mercusuar kebaikan yang membawa manfaat bagi seluruh umat manusia.
Mari kita refleksikan diri, apakah kita telah berkontribusi untuk mewujudkan umat terbaik sebagaimana yang Allah Swt kehendaki? Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk melaksanakan amanah ini dengan penuh tanggung jawab.
*Disarikan dari buku Poin-poin Al-Quran – Ayatullah Muhsin Qiraati