Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Menghadapi Arogansi Global: Perlawanan Islam yang Menggetarkan Dunia

Dalam sejarah panjang umat manusia, Islam telah menunjukkan bahwa kekuatan sejati tidak terletak pada kekuasaan fisik, melainkan pada keyakinan dan ketulusan hati. Sejak masa Rasulullah hingga Imam Mahdi afs, perlawanan Islam terus berjalan di atas landasan pengorbanan dan darah para syuhada. Jalan yang mereka tempuh bukanlah jalan kekerasan atau penindasan, melainkan jalan ketulusan yang dipenuhi dengan semangat juang yang tak kunjung padam.

Satu prinsip utama yang selalu dijaga dalam perlawanan Islam adalah bahwa “darah lebih mulia daripada pedang.” Prinsip ini mengajarkan bahwa kemenangan sejati tidak datang dari kekuatan senjata atau dominasi, tetapi dari ketulusan pengorbanan demi nilai-nilai kebenaran. Inilah yang membuat perlawanan Islam berbeda: ia tidak didorong oleh ambisi politik semata, tetapi oleh keyakinan bahwa setiap tetes darah yang tumpah demi kebenaran memiliki nilai yang abadi. Sejak awal, Muslimin percaya bahwa pertumbuhan Islam sejati tidak pernah dipaksakan, melainkan datang dari hati yang rela berkorban.

Sepanjang sejarah, para pejuang Islam telah menghadapi banyak ujian berat. Namun, mereka selalu bertahan dengan satu keyakinan—bahwa perjuangan ini adalah panggilan suci untuk menegakkan keadilan dan melawan kezaliman. Dalam setiap pertempuran, baik di masa lalu maupun sekarang, mereka selalu berdiri teguh di garis depan, percaya bahwa kesyahidan bukanlah akhir, tetapi kemenangan sejati yang diraih dalam pengabdian kepada Tuhan.

Revolusi Islam: Kebangkitan Semangat Perlawanan

Salah satu momen paling bersejarah dalam perjuangan Islam adalah Revolusi Islam Iran. Revolusi ini tidak hanya mengubah peta politik di kawasan, tetapi juga membangkitkan semangat perlawanan di kalangan umat Islam di seluruh dunia. Revolusi ini membuktikan bahwa sebuah gerakan yang didasarkan pada keyakinan spiritual dan visi yang jelas dapat mengguncang tatanan dunia yang dikuasai oleh kekuatan besar.

Melalui revolusi ini, kaum Muslimin menemukan kembali identitas perjuangan mereka. Revolusi tersebut membentuk generasi baru yang tidak takut melawan kekuatan yang jauh lebih besar. Dalam menghadapi musuh-musuhnya, mereka selalu ingat bahwa kekuatan mereka bukan hanya terletak pada senjata atau jumlah pasukan, tetapi pada keteguhan iman dan solidaritas yang tak tergoyahkan.

Israel dan Gaza: Bukti Kegagalan Musuh

Contoh terbaru dari kekuatan perlawanan Islam terlihat dalam tragedi Gaza. Israel, dengan seluruh kekuatan militernya, berusaha menghancurkan perlawanan Palestina di Gaza. Namun, meskipun telah bertahun-tahun mengepung Gaza, Israel gagal mencapai tujuannya. Bahkan dengan segala teknologi canggih dan dukungan internasional, mereka tidak mampu menghentikan perlawanan yang datang dari hati orang-orang yang percaya pada keadilan.

Di sisi lain, Hizbullah, kekuatan Muslim Syiah di Lebanon, terus memperkuat posisinya. Serangan-serangan yang dilancarkan terhadap Israel menunjukkan bahwa perlawanan Islam tidak hanya bertahan, tetapi semakin menguat. Israel, yang dulu dianggap tak terkalahkan, kini terjebak dalam perang yang tidak bisa dimenangkannya.

Kemenangan dalam Kesyahidan: Kekuatan Tak Tergoyahkan

Meski musuh-musuh Islam memiliki kekuatan yang besar, perlawanan Syiah terus menunjukkan bahwa kemenangan tidak selalu diukur dari hasil di medan perang. Bagi mereka, kesyahidan adalah bentuk kemenangan tertinggi. Dalam setiap pengorbanan yang mereka lakukan, mereka yakin bahwa perjuangan ini tidak akan sia-sia. Setiap syahid yang gugur membawa semangat baru bagi generasi berikutnya untuk melanjutkan perjuangan. Seperti yang diyakini oleh para pejuang Islam yang mengikuti ajaran Imam Hussain as tidak akan pernah gagal. Apakah itu berupa kemenangan di medan perang atau kesyahidan di jalan Tuhan, keduanya adalah kemenangan yang hakiki. Keyakinan ini yang membuat Mazhab Syiah terus maju, meskipun menghadapi tantangan yang tampaknya tak terkalahkan.

Melawan Kezaliman Global: Dari Yaman hingga Palestina

Perlawanan Isalm tidak hanya terbatas pada satu wilayah. Di Yaman, meskipun negara itu merupakan salah satu negara termiskin di dunia Arab, kaum Muslimin mampu melawan kekuatan besar yang mencoba menindas mereka. Kapal-kapal Amerika diserang, dan kekuatan global yang dulu merasa aman, kini menghadapi ancaman nyata dari kekuatan yang mereka pandang sebelah mata.

Dari Iran hingga Lebanon, dari Yaman hingga Palestina, perlawanan Islam telah menjadi simbol perjuangan melawan kezaliman global. Mereka menolak tunduk kepada kekuatan besar yang berusaha menekan dan mendominasi mereka. Dengan tekad yang kuat, mereka membuktikan bahwa kekuatan spiritual dan moral lebih kuat daripada senjata apa pun yang dimiliki oleh musuh-musuh mereka.

Perlawanan Islam adalah cermin dari semangat tak kenal menyerah yang telah tertanam sejak awal sejarah Islam. Mereka tidak hanya berjuang untuk kebebasan fisik, tetapi juga untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Dengan darah para syuhada yang terus mengalir, perjuangan ini tidak akan pernah berhenti. Kemenangan, baik di dunia ini atau di akhirat, adalah milik mereka yang berjuang dengan tulus di jalan Tuhan.

Share Post
No comments

LEAVE A COMMENT