“Perempuan memiliki kapasitas spiritual, intelektual, dan sosial yang luar biasa. Islam tidak memandang mereka sebagai makhluk lemah, tapi sebagai sumber kekuatan dan kesucian dalam masyarakat.”
— Imam Khamenei, pidato pada Kongres Perempuan dan Budaya (2011)
Di tengah zaman yang memuja sorotan, kuasa, dan pengakuan duniawi, hadir sosok perempuan suci yang justru mengajarkan makna kemuliaan melalui kesunyian, ilmu, dan pengabdian kepada Tuhan. Ia tidak dikenal karena jabatan atau pengaruh politik, melainkan karena kesuciannya, keteguhannya dalam iman, dan ketulusannya dalam perjuangan. Dialah Sayidah Fatimah Mashumah – teladan abadi bagi kaum Perempuan sepanjang zaman.
Sayidah Mashumah menunjukkan bahwa kebesaran sejati tidak selalu hadir dalam bentuk yang mencolok. Terkadang, ia hadir dalam langkah-langkah yang hening, doa yang khusyuk, dan ilmu yang dijalani dengan rendah hati. Ia tidak berkoar-koar tentang dirinya, namun cahaya keteladanannya menyinari hati jutaan orang hingga kini.
Imam Khamenei pernah menyampaikan: “Kehadiran Sayidah Fatimah Mashumah di kota Qom telah mengubah tempat itu menjadi pusat ilmu, makrifat, dan gerakan Islam yang hidup.” (Pidato, 3 Maret 2002)
Meski beliau wafat di usia muda dan tidak lama tinggal di kota itu, keberkahan hidupnya melampaui batas waktu dan tempat. Ini menjadi pelajaran penting bahwa hidup yang diberkahi bukan ditentukan oleh panjangnya usia, tapi oleh kualitas keimanan dan ketulusan niat.
Islam dan Martabat Perempuan
Islam memuliakan perempuan sejak awal turunnya wahyu. Di saat dunia menyingkirkan perempuan, Islam justru menjadikan mereka poros keluarga, pendidikan, dan bahkan revolusi. Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang memiliki anak perempuan, membesarkannya dengan baik, dan tidak mengutamakan anak laki-laki atasnya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga.” (Mustadrak al-Wasa’il, jilid 15, hlm. 118)
Perempuan tidak hanya dilindungi dalam Islam – mereka dihormati sebagai pemilik potensi ruhani yang tinggi. Mashumah adalah bukti nyata bahwa perempuan bisa menjadi simbol spiritualitas, pusat ilmu, dan inspirasi lintas generasi. Ia membuktikan bahwa jalan menuju kedekatan dengan Tuhan terbuka lebar bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh, tak peduli laki-laki atau perempuan.
Sayidah Mashumah adalah cermin bagi semua anak Muslimah: bahwa kalian berharga bukan karena penampilan, jumlah pengikut di media sosial, atau pengakuan dunia, tapi karena iman yang kalian pelihara, ilmu yang kalian cari, dan akhlak yang kalian jaga.
Di tengah tekanan zaman modern yang sering mendorong perempuan untuk mengorbankan nilai-nilai demi diterima masyarakat, Sayidah Mashumah hadir sebagai peneguh bahwa menjadi perempuan salehah adalah kehormatan, bukan beban.
Imam Khamenei dalam salah satu khutbahnya juga menegaskan:
“Sayidah Fatimah Mashumah adalah manifestasi kemuliaan seorang perempuan dalam Islam. Beliau menunjukkan bahwa perempuan bisa berada di puncak spiritual dan menjadi pusat gerakan umat.”
(Pidato, 29 Desember 2007)
Ini bukan pesan untuk bangsa tertentu atau kalangan terbatas, tapi untuk seluruh umat Muslim yang ingin menjadikan agama sebagai cahaya kehidupan.
Warisan yang Hidup dan Menghidupkan
Warisan Sayidah Mashumah tidak terikat pada satu negara atau mazhab. Ia adalah milik seluruh hati yang merindukan kedekatan dengan Tuhan. Makamnya menjadi tempat rindu, tetapi lebih dari itu – hidupnya menjadi teladan.
Bagi setiap perempuan yang sedang berjuang mencari arah hidup, keteladanan Mashumah adalah jawaban. Bagi yang sedang terombang-ambing antara tuntutan dunia dan panggilan hati, kisah hidupnya adalah pelita.
Ia telah meninggalkan jejak yang lembut namun kuat – jejak yang mengajak kita untuk kembali kepada Tuhan, memperkuat ilmu dan iman, serta menapaki jalan hidup dengan rasa tanggung jawab sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad Saw.
Sayidah Mashumah bukan hanya bagian dari sejarah – ia adalah masa depan. Masa depan yang dibangun oleh perempuan-perempuan Muslim yang tahu bahwa kemuliaan bukan untuk dipamerkan, tetapi untuk dijalani dengan keteguhan hati. Di saat dunia berusaha mendikte seperti apa ideal seorang perempuan, Islam melalui keteladanan sempurna menghadirkan sosok seperti Sayyidah Mashumah.
Sumber: Khamenei.ir