Wahai Yang memiliki (baca : mengabulkan) segala hajat orang-orang yang memohon dan mengetahui (isi) hati orang-orang yang diam, Engkau selalu mendengar setiap permohonan dan memiliki jawaban yang selalu siap untuknya.
Ya Allah, janji-janji-Mu benar, nikmat-nikmat-Mu melimpah, dan rahmat-Mu luas. Aku memohon kepada-Mu agar Engkau melimpahkan shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, dan mengabulkan segala hajatku di dunia dan akhirat, sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.
Kedua, dalam kitab al-Mishbâh, Syeikh Thûsî ra berkata, “Mua’llâ bin Khunais meriwayatkan dari Imam Shâdiq as bahwa beliau berkata, “Bacalah pada bulan Rajab:
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kesabaran orang-orang yang bersyukur kepada-Mu, amal orang-orang yang takut kepada-Mu, dan keyakinan orang-orang yang menyembah-Mu.
Ya Allah, Engkau Mahatinggi nan Mahaagung, sedangkan aku adalah hamba-Mu yang sengsara nan fakir, dan Engkau Maha Kaya nan Terpuji sedangkan aku adalah seorang hamba yang hina.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarganya, anugrahkanlah kekayaan atas kefakiranku, kasih-sayang-Mu atas kebodohanku, dan kekuatan-Mu atas kelemahanku, wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang Maha Mulia.
Ya Allah, curahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarganya, para washî yang telah mendapat ridha dan cukupkanlah bagiku urusan dunia dan akhirat yang sangat kubutuhkan, wahai Yang lebih Pengasih dari para pengasih.
Penulis berkata, “Sayid Ibnu Thâwûs ra juga meriwayatkan doa ini di dalam kitab al-Iqbâl, dan dari riwayatnya ini dapat dipahami bahwa doa ini adalah doa yang paling mencakup dan dapat dibaca di setiap waktu.
Ketiga, Sayid Ibnu Thâwûs ra meriwayatkan dari Muhammad bin Dzakwân yang dikenal dengan julukan as-sajjâd. (Karena ia sangat sering bersujud dan menangis ketika itu sehingga matanya buta). Ia (Muhammad bin Dzakwân) berkata, “Aku pernah berkata kepada Imam Shâdiq as, “Semoga aku menjadi tebusan Anda! Sekarang adalah bulan Rajab. Ajarkanlah kepadaku sebuah doa yang dengannya Allah akan menganugrahkan keuntungan kepadaku”.
Beliau berkata, “Tulislah Bismillâhirrahmânirrahîm. Bacalah (doa berikut) pada setiap hari di bulan Rajab, pagi, malam, dan setelah (melakukan) shalat-shalat harian”.
يَا مَنْ أَرْجُوْهُ لِكُلِّ خَيْرٍ وَ آمَنُ سَخَطَهُ عِنْدَ (مِنْ) كُلِّ شَرٍّ، يَا مَنْ يُعْطِي الْكَثِيْرَ بِالْقَلِيْلِ، يَا مَنْ يُعْطِيْ
Wahai Yang kuharapkan untuk setiap kebaikan dan berlindung dari murka-Nya dalam setiap keburukan (yang kulakukan); wahai Yang memberi banyak dengan (amal) sedikit; wahai Yang pasti memberi
مَنْ سَأَلَهُ، يَا مَنْ يُعْطِيْ مَنْ لَمْ يَسْأَلْهُ وَ مَنْ لَمْ يَعْرِفْهُ تَحَنُّنا مِنْهُ وَ رَحْمَةً، أَعْطِنِيْ بِمَسْأَلَتِيْ إِيَّاكَ
orang yang memohon kepada-Nya; wahai Yang memberi orang yang tidak memohon kepada-Nya dan tidak mengenal-Nya sebagai karunia dan rahmat dari-Nya, berikanlah kepadaku dengan permohonanku kepada-Mu
جَمِيْعَ خَيْرِ الدُّنْيَا وَ جَمِيْعَ خَيْرِ اْلآخِرَةِ، وَ اصْرِفْ عَنِّيْ بِمَسْأَلَتِيْ إِيَّاكَ جَمِيْعَ شَرِّ الدُّنْيَا وَ شَرِّ
seluruh kebaikan dunia dan akhirat dan hindarkanlah dariku dengan permintaanku kepada-Mu seluruh kejelekan dunia dan
اْلآخِرَةِ، فَإِنَّهُ غَيْرُ مَنْقُوْصٍ مَا أَعْطَيْتَ، وَ زِدْنِيْ مِنْ فَضْلِكَ يَا كَرِيْمُ
akhirat, karena apa yang Kau berikan tak ‘kan pernah berkurang, serta tambahkanlah karunia-Mu untukku wahai Yang Maha.
Perawi (hadis) berkata, “Setelah itu, beliau memegang jenggot beliau dengan jari-jari tangan kiri seraya membaca doa berikut dengan penuh khidmat dan khusyu’ sambil menggerak-gerakkan telunjuk tangan kanan beliau”.
يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ، يَا ذَا النَّعْمَاءِ وَ الْجُوْدِ، يَا ذَا الْمَنِّ وَ الطَّوْلِ حَرِّمْ شَيْبَتِيْ عَلَى النَّارِ
Wahai Pemilik keagungan dan kebesaran, wahai Pemilik nikmat dan kedermawanan, wahai Pemilik karunia dan anugrah hindarkanlah jenggotku ini dari api neraka.