Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang terbentuk dalam kehidupan masyarakat. Keluarga memiliki peran paling penting dibanding lembaga sosial lainnya dalam perkembangan kehidupan manusia sejak dulu, sekarang dan masa depan. Sayangnya hari ini sistem keluarga mengalami kegoncangan dan krisis sebagai akibat serangan budaya yang bertentangan dengan moralitas. Laki-laki dan perempuan sebagai pilar utama sistem keluarga tidak lagi dihargai.
Salah satu faktor penyebab keguncangan keluarga yaitu tidak adanya pengetahuan istri dan suami terhadap haknya masing-masing atau pengabaian hak pasangan. Selanjutnya ketidaktahuan dan pengabaian ini menyebabkan keluarga terjerumus pada krisis dan keguncangan.
Ayah dan ibu atau istri dan suami merupakan pilar keluarga terpenting. Masing-masing pilar keluarga tersebut memiliki hak dalam relasi satu dengan lainnya dan relasi dengan anak-anaknya. Pemenuhan hak tersebut akan menguatkan keluarga. Pemenuhan kebutuhan hidup yang layak, lingkungan yang sehat akan terwujud berdasarkan keyakinan perempuan dan laki-laki terhadap pelaksanaan hal tersebut. (Baca:Moralitas Perempuan dan Laki-laki; Persamaan atau Perbedaan?)
Pengenalan masalah yang berkaitan dengan keluarga tidak memberi manfaat besar tanpa pengenalan terhadap kedudukan keluarga. Karena itu, sebelum mengkaji peran dan hak pasangan dalam penguatan keluarga, perlu membahas kedudukan keluarga. Bahwa perempuan bagi laki-laki dan laki-laki bagi perempuan merupakan pakaian yang menutupi kejelekan dan kerusakan masing-masing.
Keluarga dalam perspektif Alquran
Dalam perspektif agama banyak dijumpai teks tentang system keluarga dan pembentukannya serta keutamaannya. Dalam Alquran, keluarga (istri dan suami) ditempatkan sebagai ayat dari ayat-ayat Ilahi yang menimbulkan ketenangan jiwa. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Ar-Rum ayat 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Dalam ayat lain, perempuan dan laki-laki diibaratkan sebagai pakaian. Pakaian merupakan sarana penutup dan pelindung tubuh. Allamah Thabathabai menyatakan perumpamaan yang digunakan sangat halus. Laki-laki bagi perempuan dan sebaliknya sebagai pakaian yang akan menutupi dan menjaga keduanya dari kerusakan. Sebagaimana pakaian menjadi perhiasan dan menyebabkan keindahan bagi manusia, perempuan dan laki-laki juga menjadi penghias bagi masing-masing. (Baca: Kebahagiaan Perempuan – dari Menjaga Kehormatan hingga Kemuliaan Masyarakat)
Keluarga dalam perspektif riwayat
Dalam Islam, keluarga merupakan system bernilai tinggi dan dicintai yang tidak ditemui pada lembaga lainnya. Rasulullah Saw bersabda: «ما بنى فى الاسلام بناء اَحبّ الى اللَّه تعالى و اعزّ من التزويج»….. (Dalam Islam, tidak ada lembaga yang lebih dicintai dan lebih berharga di sisi Allah selain dari membangun keluarga). Beliau Saw juga bersabda: “ Tidak ada nikmat yang lebih besar bagi seorang laki-laki setelah nikmat Islam selain ketika ia memiliki pasangan. Setiap kali ia memandang pasangannya ia akan menjadi senang dan gembiria. Saat ia meminta untuk mengerjakan sesuatu, pasangan itu akan melaksanakannya. Waktu ia pergi dari sisi pasangannya, pasangannya menjadi penjaga jiwa dan hartanya”. Dalam hadis tersebut, Rasulullah Saw menempatkan perempuan mulia sebagai nikmat tertinggi bagi laki-laki setelah nikmat Islam.
Demikian mulianya keluarga dalam Islam hingga memberi pengaruh pada pahala ibadah dan penghambaan. Shalat dua rakaat orang yang sudah berkeluarga lebih baik dari ibadah shalat siang dan malam orang yang masih sendiri. Imam Baqir as bersabda: Dua rakaat shalat laki-laki yang menikah lebih baik dan utama dibanding shalat malam dan puasa laki-laki yang hidup sendiri. Riwayat ini dan riwayat lainnya yang isinya mirip dengan ini menjelaskan kedudukan dan keutamaan nilai keluarga dalam teks Islam. (Baca: Bagaimana AlQuran Menjelaskan Ciri-ciri Seorang Ibu? – 1)
Kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam penciptaan
Dalam system penciptaan, laki-laki dan perempuan berada dalam kelas yang sama. Keduanya diciptakan dari jiwa yang sama. Alquran dalam surah an-Nisa ayat 1:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Surah al-A’raf ayat 189:
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا
Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya.
Surah al-An’am ayat 98:
وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَمُسْتَوْدَعٌ ۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَفْقَهُونَ
Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.
Ayat ini menunjukkan bahwa dalam penciptaan, laki-laki dan perempuan berasal dari sesuatu yang sama. Tidak ada perbedaan dalam sejak awal penciptaan laki-laki dan perempuan. Semuanya diciptakan dari sati jiwa yang dengannya Nabi Adam diciptakan. (Baca: Nabi Isa a.s., Perempuan Tua dan Pemuda Berandal)
Hak dan kewajiban keluarga
Dalam ajaran Islam, laki-laki dan perempuan sebagai pilar utama bangunan keluarga memiliki hak-hak. Alangkah baiknya ketika semua hak-hak tersebut sama antara keduanya, seperti: hak hidup, hak untuk memiliki tempat tinggal, hak pengasuhan. Hak ini tidak ada bedanya dengan kewajiban hukum-hukum ibadah baik hal yang diwajibkan dan diharamkan, mustahab dan anjuran seperti shalat, zakat, haji, keharaman khamar, judi dan lainnya. (Baca: Syair yang Membubarkan Pesta Arak)
Jika dalam Islam laki-laki memiliki hak-hak, perempuan juga memiliki hak. Selanjutkan jika laki-laki memiliki kewajiban, perempuan juga diberi kewajiban dan masing-masing memiliki hak atas lainnya. Rasulullah Saw dalam Haji Wada bersabda:
“ان لكم من نسائكم حق ولنسائكم عليكم حقا». .
Kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan istri-istri kalian juga memiliki hak terhadap kalian.
Perempuan dan laki-laki memiliki kesamaan dalam awal penciptaan dan tidak sedikit kewajiban dan hak perempuan dan laki-laki juga sama. Pada masing-masing juga terdapat hak dan kewajiban, menjadi catatan bahwa hak laki-laki lebih berat dibanding hak perempuan. Tidak diragukan lagi bahwa pemenuhan hak dan bentuk aktif memiliki peran penting dalam penguatan keluarga.[*]
Baca: “Berkatalah Lemah Lembut di Tengah Keluarga“