Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)

Mengenang Siti Aminah, Ibunda Nabi saw. (1)

Siapakah Siti Aminah? Nama beliau tidak asing lagi bagi kita, bukan? Betul, beliau adalah Ibunda Nabi kita tercinta Muhammad Al-Musthafa saw. Tentunya adik-adik ingin tahu lebih banyak tentang beliau, bukan? Yuk kita baca yang satu ini:

Kakek ketiga Nabi saw. bernama Mughirah, dikenal dengan Abdu Manaf (juga dikenal dengan Purnama Makkah). Beliau sangat bertaqwa dan senantiasa mengajak orang lain untuk bertaqwa (mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan Tuhan). Beliau dikenal dengan akhlak mulia, perilaku baik dan menjaga silaturahmi. Akhlak mulianya itu pun diwarisi oleh putra-putranya.

Urusan pemberian minum dan jamuan untuk tamu-tamu Baitullah (jamaah haji dan umrah) dipegang oleh putera-putera Abdu Manaf. Melayani jamaah haji dan umrah adalah kebanggaan tersendiri bagi mereka. Kebanggaan ini terus berlanjut hingga zaman Nabi saw. Baca juga

Salah satu keturunan Abdu Manaf bernama Siti Aminah. Tidak hanya berparas cantik jelita, Siti Aminah juga memiliki berbagai sifat mulia seperti ketakwaan, jiwa sosial, perilaku santun, tutur kata fasih dan… yang diwarisi dari sang ayah. Ibunya bernama Barrah dari keluarga terhormat Bani Kilab.

Seseorang akan selalu dikenang karena sifat mulia dan akhlaknya yang terpuji. Akhlak mulia seseorang menunjukkan keagungan kepribadiannya.

Sifat dan akhlak mulia Siti Aminah pernah dijelaskan oleh Abdul Muttalib. Sebelum meminang Siti Aminah, Abdul Muttalib berkata kepada Abdullah, “Puteraku! Aminah adalah seorang gadis yang baik, masih dari kerabat kita sendiri dan tidak ada yang sepertinya di kota Makkah ini. Aku bersumpah demi keagungan dan kemuliaan Tuhan bahwa di kota Makkah ini tidak ada seorang gadis yang menyamainya, karena ia menjaga harga diri dan kehormatan, berakhlak mulia, berjiwa suci, cerdas, dan taat beragama.” (Bihar Al-Anwar, 15/99.)

Sifat lain Siti Aminah adalah hidup sederhana dan menjauhi gemerlap dunia. Terkait hal ini, Nabi saw. bersabda, “Aku adalah putera seorang perempuan Quraisy yang memakan daging kering.”

Wafat di Abwa’

Abwa’ adalah nama sebuah desa dekat Waddan terletak di antara jalan Makkah dan Madinah. Di tempat inilah Siti Aminah dimakamkan. Alasan Siti Aminah dimakamkan di Abwa’ karena Abdullah (ayah Nabi) selalu melewatinya saat mengangkut kurma dan barang dagangan lainnya ke Madinah. Suatu hari ketika sampai di Madinah, Abdullah menderita suatu penyakit dan akhirnya meninggal dunia. Sepeninggal Abdullah, Siti Aminah selalu pergi menziarahi makamnya setiap tahun.

Saat Nabi saw. berusia 6 tahun, seperti biasanya Siti Aminah pergi untuk menziarahi kubur suaminya. Dalam perjalanan tersebut, Siti Aminah disertai Abdul Muttalib dan Ummu Aiman, pengasuh Nabi saw.

Setelah berziarah, Aminah kembali ke Makkah. Di tengah perjalanan, beliau sakit dan meninggal dunia di sebuah tempat bernama Abwa’. Siti Aminah wafat 45 tahun sebelum Hijriyah bertepatan dengan tahun 575 M.

Menjelang wafat, Siti Aminah menangis sambil memandang wajah suci puteranya, Muhammad saw. dan mengucapkan kata-kata berikut:

“Semoga Allah senantiasa memberkatimu, wahai puteraku tersayang! Bila mimpiku benar adanya, engkau akan diutus kepada umat manusia untuk menjelaskan hal-hal yang halal dan yang haram. Diutus untuk menjalankan Islam, agama yang dibawa datukmu Ibrahim. Tuhan telah melarangmu dan umat manusia menyembah berhala, juga supaya tidak mengikutinya.”

Lalu Siti Aminah menambahkan, “Setiap makhluk hidup akan mati, setiap yang baru akan usang. Aku juga akan meninggalkan dunia fana ini, namun aku akan selalu dikenang karena aku telah meninggalkan kebaikan dan melahirkan bayi suci sepertimu, Muhammad.”

Kesedihan dan duka Nabi saw. di sisi makam Ibunda

Setelah Ibunda tercinta wafat, Rasulullah saw. pergi menziarahi beliau berulangkali. Suatu hari, setelah menziarahi makam Ibunda, Rasulullah saw. menangis dan tampak bersedih mengenang Ibunda tercinta. Sahabat-sahabat yang menyertai beliau juga ikut menangis karena tangisan dan kesedihan beliau saw.

Berkenaan dengan kejadian ini, Abu Hurairah berkata, “Nabi saw. menziarahi kubur ibundanya. Beliau saw. menangis dan orang-orang yang berada di sekitar beliau juga ikut menangis.”


No comments

LEAVE A COMMENT