Di Karbala Saat Perjalanan Sebagai Tawanan
Menjaga para wanita dan anak-anak dari keluarga Rasulullah Saw yang tersisa sebagai tawanan perang.
Di Kufah
Membangkitkan kesadaran manusia atas kejahatan dan pengkhianatan yang dilakukan musuh.
“Dengan mata manakah kalian kelak menghadap Rasulullah Saw ketika ia berkata, ‘Kalian telah membunuh keluargaku dan menistakan kehormatanku! Kalian bukanlah umatku!'”
Orang-orang berkata satu sama lain, “Binasalah kalian atas segala yang kalian ketahui.” (Infografis: Metode Dakwah Keluarga Imam Husain A.S.)
Di Damaskus
Mengingatkan manusia atas kedudukan Ahlul Bait a.s. untuk menggagalkan rencana Bani Umayah yang tengah menghilangkan nama-nama mereka a.s.
Setelah muazin mengumandangkan azan, Imam as-Sajjad a.s. berkata kepada Yazid, “Muhammad tersebut kakekku atau kakekmu? Jika engkau menganggapnya adalah kakekmu, engkau telah berdusta. Jika engkau katakan beliau adalah kakekku, lalu mengapa kau bunuh keluarganya?”
Imam as-Sajjad a.s. berkhotbah kepada warga Damaskus, “Kami berasal dari Nabi pilihan, Muhammad. Kami dari as-Shiddiq (Amirul Mukminin). Kami dari at-Thayyar (Ja’far). Kami dari Asadullah (Singa Allah) dan Asadurrasul (Singa Rasul, Hamzah). Kami dari penghulu para perempuan semesta, Fatimah al-Batul. Kami dari dua penghulu umat ini, dua penghulu pemuda surga.” (Infografis: Pola Bani Umayah dalam Menyesatkan Umat)
Di Madinah
Fokus pada menggaungkan duka di tengah putra-putra kaum Muhajirin dan Anshar
“Wahai kaum, Abu Abdillah al-Husain dan keluarganya telah dibunuh. Kaum perempuan dan anak-anak nya telah ditawan. Lelaki macam apa di antara kalian yang senang setelah pembunuhan itu? Mata macam apa yang kering dari menangisinya? Pendengaran macam apa yang mendengar luka menganga dalam Islam namun tidak menjadi tuli?”
[*]
Baca: “Hakikat cinta“