Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mati dan belum mengenal imam di zamannya, maka kematiannya seperti kematian di zaman jahiliyyah.” (Bihār al‑Anwār, 47/28; Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal, hlm 293)
Untuk mengenal Imam Mahdi AFS dengan benar, kita perlu memahami ciri-cirinya sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadis-hadis yang sahih. Dengan begitu, kita tidak akan mudah tertipu oleh orang yang mengaku sebagai al-Mahdi secara palsu. Pengakuan semacam itu menunjukkan kesombongan dan kebodohan, yang sering kali disebabkan oleh hati yang kotor karena dosa atau akal yang rusak akibat makanan haram.
Orang seperti itu mungkin tampak meyakinkan, tetapi niatnya batil. Kata-katanya manis, namun hatinya sejahat Dajjal. Ia bangga dengan kemampuan supranaturalnya yang dianggap karamah, padahal itu hanyalah istidraj. Ia merasa mendapat ilham dari malaikat, padahal ia dikuasai jin dan setan. Semua ini terjadi karena kurangnya pengetahuan agama yang benar dan ketidakinginannya mendalami Al-Qur’an dan hadis.
Para ulama salafus salih sepakat bahwa pengalaman pribadi seperti ilusi, intuisi, dan mimpi tidak bisa dijadikan landasan hukum syar’i. Hanya Al-Qur’an dan hadis sahih yang dapat menjadi pedoman yang benar dalam memahami Islam. Dengan cara ini, kita akan selamat dalam beragama dan terhindar dari kesesatan.
Rasulullah SAW bersabda:
- “Al-Mahdi adalah dari keturunanku. Dahinya lebar dan hidungnya mancung lurus.” (Sunan Abu Dawud, 4/8; Nurul Abshar, hal. 180)
- “Sungguh Allah akan mengutus seorang laki-laki dari keturunanku. Giginya rapi sejajar, dahinya lebar.” (as-Sawa’iq al-Mughriqah, hal. 97)
- “Al-Mahdi adalah anak keturunanku, wajahnya laksana bintang mutiara, warna kulitnya putih kemerahan seperti bangsa Arab, dan postur tubuhnya seperti keturunan Israil [Nabi Ya’qub as].” (as-Sawa’iq al-Mughriqah, hal. 97)
- “Al-Mahdi adalah pemuda yang hitam kedua pelupuk matanya, alisnya halus dan panjang, hidungnya mancung lurus, rambut jenggotnya lebat, dan terdapat bagian di pipi serta tangan kanannya yang tidak ditumbuhi rambut.” (Is’a furraghibin’, hal. 149)
Dalam sebuah riwayat, Abi Ja’far Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin AS berkata bahwa Imam Ali bin Abi Thalib pernah ditanya tentang ciri-ciri al-Mahdi, lalu beliau menjawab, “Dia adalah pemuda berbadan kekar, tampan wajahnya, rambutnya terurai hingga bahunya, dan cahaya wajahnya lebih terang dibanding hitam jenggot dan rambutnya.” (Aqdu ad-Durar, bab 3)
Riwayat lain menyebutkan bahwa “Al-Mahdi laksana burung merak penduduk surga; pada dirinya terdapat penutup-penutup cahaya.” (Nurul Abshar, hal. 180; al-Hawi li al-Fatawa, juz 2, hal. 136)
Rasulullah SAW bersabda, “Al-Mahdi adalah anak keturunanku. Kepemimpinannya akan membuat seluruh penduduk bumi dan langit rela dan puas.” Bahkan ath-Thabarani meriwayatkan, “Burung di angkasa pun rela dan menerima kepemimpinan al-Mahdi.”
Rasulullah SAW menegaskan lagi, “Bergembiralah kalian dengan adanya al-Mahdi, para penghuni langit dan penghuni bumi akan ridha kepada kepemimpinannya, ia akan membagi-bagikan harta benda dengan merata, serta memenuhi seluruh hati umat Muhammad dengan bentuk kekayaan, dan keadilannya mengayomi mereka semua.”
Kemudian, Rasulullah SAW juga bersabda: “Sungguh, al-Mahdi seorang lelaki dari ithrah-ku (keturunanku); dia berjuang dan berperang mempertahankan sunnahku, sebagaimana aku berjuang dan berperang mempertahankan (kebenaran) wahyu.”
Diriwayatkan dari al-Hars bin Mughirah an-Nadhri, ia berkata: “Aku bertanya kepada Abu Abdillah Husain bin Ali AS, ‘Dengan ciri khas apa kita mengenal al-Mahdi?’ Husain AS menjawab, ‘Dengan ciri khas ketenangan dan kewibawaan.’ Aku bertanya, ‘Dengan apa itu diketahui?’ Husain AS menjawab, ‘Dengan makrifat al-Mahdi tentang halal dan haram, dan manusia membutuhkan beliau, sedangkan dia tidak butuh kepada seorang pun.'”
Setelah merenungi dan memahami hadis-hadis di atas, mungkinkah ada seseorang yang dapat menyerupai Imam Mahdi secara fisik, sehingga ia pantas mengaku sebagai al-Mahdi? Itu baru ciri fisik lahiriah, belum lagi ciri-ciri khusus lainnya.
Syekh Muhammad al-Hanafi al-Qunduzi meriwayatkan dari Munagib al-Khawarizmi bahwa Rasulullah saw bersabda, “Al-Mahdi adalah anak keturunanku. Namanya sama dengan namaku, sebutannya sama dengan sebutanku (Abu al-Qasim), dan ia paling mirip denganku dalam rupa maupun budi pekerti.”
Renungkan dan pahami tentang sosok pribadi agung ini yang memiliki akhlaq al-karimah seperti Nabi SAW. Apakah kita bisa benar-benar memahami keagungan akhlak Nabi SAW? Pena seorang penulis akan putus asa untuk menuliskan kemuliaan Nabi yang sebenarnya. Begitu pula lidah-lidah pemuja akan terdiam kaku; syair dan sajak indah pun menjadi buntu; sejarawan, analis, dan pecinta pun akan merasa malu. Keindahan bunga-bunga surga di sisi Nabi pun akan layu.
Maka, al-Mahdi adalah manusia yang terlahir dari kesucian Nabi SAW, terpancar dari nur Muhammad, memiliki gen surgawi, menjadi pembela syariat kakeknya, serta mengemban amanat sebagai pemimpin umat Nabi SAW.
Allah SWT telah memilih figur panutan, contoh teladan, pribadi yang benar dan jujur, serta penyampai yang sangat cerdas, yaitu junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Maka beliau pasti dijaga dari seluruh keburukan dan kejahatan, baik lahir maupun batin. Begitu pula orang yang terpilih dan dipilih oleh Nabi SAW sebagai pengemban wasiat beliau, tentu adalah orang yang terjaga dari keburukan. Allah SWT berfirman: “[Muhammad] tidak berbicara dengan hawa [nafsu], yang diucapkannya adalah sabda yang diwahyukan semata.”
(QS. an-Najm: 3-4)
Maka, barang siapa yang ingin memahami kebenaran sejati, hendaknya ia memiliki hati yang bersih, niat yang ikhlas, serta mau mendalami ilmu agama berdasarkan Al-Qur’an dan hadis-hadis yang sahih.
Sumber: Buku Imam Mahdi, Figur Keadilan -Ayatullah Husain Mazahiri