Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Imam Ali Khamenei: Selalu Jaga Niat dalam Mencari Ridha Allah

Hidup kita kerap dipenuhi dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban, baik yang bersifat individu maupun kewajiban-kewajiban sosial. Ada sebagian dari kita yang belum menyadari tentang adanya kewajiban yang harus ditunaikan. Maka, dia harus segera menyadarinya, karena kelak, dia akan dimintai pertanggungjawaban.

Sebagian dari kita yang sudah menyadari adanya kewajiban itu, ada yang kemudian menjalankan kewajibannya, ada yang enggan menunaikannya. Bagi yang belum melaksanakan kewajibannya (meskipun sebenarnya dia tahu tentang adanya kewajiban itu), maka dia juga harus menyadari bahwa kelak akan dimintai pertanggungjawaban, tentang mengapa tidak menunaikan kewajiban tersebut.

Bagi yang sudah menyadari adanya kewajiban dan juga sudah atau sedang menunaikannya, masalah bagi orang tersebut belum selesai. Masih ada yang harus diperhatikan terkait dengan sikap-sikap yang harus dijaga saat dia melaksanakan kewajibannya tersebut. Dia harus istiqamah dengan niat awal mengapa dia melakukan pekerjaan tersebut.

Konsistensi menjaga niat tetap di jalan Allah, dan melakukan segalanya hanya demi keridhaan Allah, adalah hal yang sangat penting. Betapa banyak orang yang tergelincir di tengah jalan. Awalnya, dia melakukan sebuah pekerjaan karena ingin menunaikan kewajiban. Akan tetapi, di tengah jalan, di saat pekerjannya tersebut ternyata memberikan keuntungan duniawi (berupa uang, kedudukan, ataupun popularitas), ia kemudian lupa kepada niat awal.

Salah satu contoh yang bisa dikemukakan adalah pekerjaan seni dan pembuatan film dokumenter. Dalam sejarah Revolusi Islam di Iran, film dokumenter adalah salah satu pilar penting dalam keberhasilan revolusi. Sampai sekarang, semua sepakat bahwa dalam rangka menyambungkan semangat revolusi kepada generasi pelanjut, film dokumenter memainkan peranan yang sangat signifikan. Demikian juga dalam rangka melawan konspirasi musuh, dokumenter adalah bukti kuat yang bisa membungkam kebohongan dan fitnah yang disebar oleh pihak musuh.

Dengan adanya kesadaran akan pentingnya film dokumenter, muncullah para sineas (yang kebanyakannya adalah anak-anak muda) yang bergerak di bidang ini. Tentu ini adalah hal yang sangat menggembirakan. Akan tetapi, sekali lagi, adanya kesadaran akan kewajiban yang dilanjutkan dengan implementasinya, hal itu tidaklah cukup. Berikut ini adalah beberapa butir pesan saya kepada anak-anak saya, para sineas muda dan produser film-film dokumenter:

Pertama, jagalah orientasi awal kalian, yaitu melakukan hal yang baik bagi Islam, dan revolusi yang digelorakan di negara ini. Jangan sampai permainan-permainan teknik dan popularitas profesi mengalahkan kejernihan dan nilai kebenaran pekerjaan. Tunjukkanlah bahwa kalian adalah orang-orang yang beriman kepada pilar-pilar agama; bahwa kalian adalah orang yang percaya kepada Allah, Rasulullah dan para Imam, Al-Quran, dan hari akhirat, tempat di mana kalian akan menuai hasil pekerjaan kalian ini.

Kedua, kalian yang bekerja di bidang ini pada dasarnya juga sedang melakukan perang lunak (soft war). Kalian sedang berhadapan dengan musuh yang bergerak di atas fondasi kebohongan, distorsi, bolw-up isu, sensor, dan boikot. Apa yang kalian lakukan ini, yaitu mendokumentasikan fakta yang dibungkus dengan seni sinematografi, selama ini cukup efektif untuk membungkam kebohongan dan fitnah musuh. Perhatikanlah, bagaimana sejarah empat puluh tahun revolusi ini diwarnai dengan dokumen kebenaran Islam, dan di sisi lain menunjukkan distorsi dan fitnah musuh agama ini.

Ketiga, tujuan utama musuh adalah mempropagandakan pandangan buruk tentang Islam dan juga pandangan buruk terkait dengan segala upaya untuk mengimplementasikan ajaran Islam. Jika ini berhasil, akan muncul keputusasaan di tengah-tengah umat Islam terkait dengan kemampuan Islam dalam membangun peradaban dan memberikan kebaikan bagi masyarakat. Padahal, faktanya, selama Iran menggelorakan revolusi dan berpegang teguh kepada ajaran Islam ini, bangsa Iran mengalami kemajuan sangat pesat yang tidak pernah disangka sebelumnya.

Karena itu, seandainya masih ada citra yang negatif terhadap revolusi, itu tak lain karena adanya fakta yang ditutup-tutupi, atau malah diselewengkan. Inilah yang menjadi tugas kalian, dan tentu saja, sebagian tugas itu sudah kalian laksanakan dengan sangat baik. Fakta-fakta yang bisa menjadi sumber harapan di negeri ini tak terhitung. Seni kalian, dengan bersandar kepada fakta, bisa menjadi faktor optimisme, semangat, dan gerakan.

Keempat, dalam pembuatan film dokumenter, kalian harus berpegang kepada fakta yang solid. Dari sisi ini, sangat mungkin kalian menemukan fakta-fakta yang negatif terkait dengan kinerja para penanggung jawab negara ini, karena bagaimana pun, revolusi ini masih berproses dan masih jauh dari sempurna. Ketika mendapati hal-hal negatif itu, sikap kritis yang membangun harus dikedepankan. Dokumentasi kritis itu berguna dan perlu. Akan tetapi, nada produk harus bersifat mengingatkan dan mencarikan solusi.

Yang kelima, hendaknya kalian senantiasa memperhatikan keridhaan Allah Swt dalam pekerjaan. Niat adalah hal yang sangat penting. Jangan sampai upaya keras kalian menjadi sia-sia hanya gara-gara niat kalian sudah bergeser ke arah kehidupan duniawiah.

(dikutip dari rubrik Pesan Spiritual, Buletin Al-Wilayah, edisi 21, Februari 2018, Jumada Al-Akhirah 1439)

Post Tags
Share Post
No comments

LEAVE A COMMENT