Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Profil Imam Mahdi dalam Hadis: Ciri, Budi Pekerti, dan Tugasnya

Ketika kita mempelajari ciri-ciri Al-Mahdi dari hadis-hadis Rasulullah, kita dapat memahami dengan benar siapa Imam Mahdi yang agung, sehingga tidak akan tertipu oleh orang yang mengklaim diri sebagai Al-Mahdi. Orang semacam itu terlihat dungu dan sombong, dengan hati yang buram karena dosa-dosa yang dilakukannya, dan kecenderungan untuk menggunakan kemampuan supranaturalnya untuk tujuan yang salah. Pengalaman pribadi, intuisi, atau mimpi tidak bisa menjadi dasar argumen syar’i. Yang benar adalah mengikuti Al-Qur’an dan hadis-hadis yang sahih untuk memahami agama Islam dengan benar dan selamat.

Ciri Fisik Imam Mahdi:

Rasulullah saw bersabda:

“Al-Mahdi adalah dari keturunanku, dahinya lebar dan hidungnya mancung lurus.” (Sunan Abu Dawud, 4/8)

“Sungguh Allah akan mengutus seorang laki-laki dari keturunanku, giginya rapi sejajar, dahinya lebar.” (as-Sawa’iq al-Mughriqah, hal. 97)

“Al-Mahdi anak keturunanku, wajahnya laksana bintang mutiara, warna kulit tubuhnya adalah warna kulit Arab (putih kemerah-merahan), postur tubuhnya adalah keturunan Israil (Nabi Ya’kub as).” (as-Sawa’iq al-Mughriqah, hal. 97)

“Al-Mahdi pemuda yang hitam kedua pelupuk matanya, halus dan panjang kedua alis matanya, hidung mancung lurus, lebat rambut jenggotnya, pipi dan tangan kanannya ada yang tidak ditumbuhi rambut.” (Is ‘afurraghibin’, hal. 149)

Dalam sebuah riwayat dari Abi Jakfar Muhammad al-Bagir bin Ali Zain al-Abidin ra, beliau berkata: “Ali bin Abi Thalib as ditanya tentang ciri Al-Mahdi, beliau menjawab, ‘Dia adalah pemuda yang berbadan kekar, tampan wajahnya, rambut terurai hingga bahunya, cahaya wajahnya melebihi warna hitam jenggot dan rambutnya.” (Aqdu ad-Durar, bab 3)

“Al-Mahdi laksana burung merak penduduk surga; pada dirinya ada penutup-penutup cahaya. Al-Mahdi bagaikan seorang dari negeri Syunu’ah, pada dirinya ada ciri orang Qatwaniatan. (Yanabi’ al-Mawadah, 3/108)

Hadis-hadis ini menunjukkan bahwa tidak mungkin ada orang lain yang secara fisik menyerupai Imam Mahdi sehingga mengaku sebagai dirinya. Pemahaman yang benar tentang Imam Mahdi harus didasarkan pada hadis-hadis yang sahih dan dengan niat yang ikhlas kepada Allah Swt.

Ciri Al-Mahdi dalam Budi Pekerti dan Sikap Kepemimpinannya:

Syekh Muhammad al-Hanafi al-Qunduzi meriwayatkan dari Munagib al-Khawarizmi: Ja’far bin Muhammad bin Masrur mendengar dari pamannya, Abdullah bin Amir, dari Muhammad bin Abi Umair, dari Abi Jamilah al-Mufadhal bin Saleh, dari Jabir bin Yazid, dari sahabat Nabi, Jabir bin Abdillah al-Anshari meriwayatkan Rasulullah saw bersabda, “Al-Mahdi anak keturunanku, namanya sama dengan namaku, sebutannya sama dengan sebutanku (Abu al-Qasim), dia paling mirip denganku baik dalam rupa maupun budi pekerti.” (Yanabi’ al-Mawadah, hal. 493)

Hadis ini juga bersanad dari Abu Bashir dari Sayyidina Jakfar ash-Shadiq as, dari ayahnya, Muhammad al-Bagir as, dari ayahnya, Ali Zain al-Abidin as dari ayahnya, Husain as, dari ayahnya, Ali bin Abi Thalib as, dari Rasulullah saw. Juga bersanad dari Saleh bin Uqbah dari Muhammad al-Baqir as dan seterusnya dari Rasulullah saw.

Sedangkan Ibn al-Arabi, Muhyiddin al-Andalusi, dalam kitabnya al-Futuhat al-Makiyyah berpendapat: “Memang Al-Mahdi menyerupai Rasulullah dalam rupa, tapi budi pekertinya hanya mendekati budi pekerti Nabi saw, karena tak seorang pun menyamai budi pekerti Nabi. Allah Swt berfirman: ‘Sungguh engkau (Muhammad) memiliki budi pekerti yang agung.’” (al-Futuhat al-Makkiyah, bab 366)

Rasulullah saw bersabda, “Al-Mahdi adalah anak keturunanku, akan puas dan rela kepada kepemimpinannya seluruh penduduk bumi dan penduduk langit.” Hadis ini riwayat dari ar-Ruyani dan ath-Thabarani. Bahkan ath-Thabarani meriwayatkan, “Burung di angkasa pun rela dan menerima kepemimpinan al-Mahdi.” (ash-Shawaiq, hal. 98)

Apabila merenungkan sabda Nabi al-Amin di atas tentang pribadi Al-Mahdi dalam keadilan dan kepemimpinannya, disebabkan keadilannya yang luas, maka semua makhluk Allah di langit pun merasa rela dan senang. Malaikat-malaikat Allah dan selain mereka, sampai burung di udara juga ikut senang, apalagi jika Rasulullah menegaskan lagi, “Bergembiralah kalian dengan adanya al-Mahdi, akan ridha kepada kepemimpinannya penghuni langit dan penghuni bumi, dia membagi-bagikan harta benda dengan merata, serta memenuhi seluruh hati umat Muhammad, bentuk kekayaan dan keadilannya mengayomi mereka semua.” (Nurul Abshar, hal. 230)

Kemudian Rasulullah saw juga bersabda, “Sungguh al-Mahdi seorang lelaki dari ithrahku (keturunanku), dia berjuang dan berperang mempertahankan sunnahku, sebagaimana aku berjuang dan berperang mempertahankan (kebenaran) wahyu.” (ash-Shawaiq, hal. 98)

Allah berfirman, “[Muhammad] tidak berbicara dengan hawa [nafsu], yang diucapkannya adalah sabda yang diwahyukan semata.” (QS. an-Najm: 3-4)

Renungkanlah sosok pribadi yang agung ini, yang memiliki akhlaq al-Karimah seperti Nabi saw. Pena seorang penulis akan putus asa untuk menuliskan kemuliaan Nabi yang sebenarnya. Maka, Al-Mahdi adalah manusia yang terlahir dari kesucian Nabi saw, pembela syariat kakeknya, imam terpilih untuk umat Nabi saw. Apakah kita siap menghadapi kematian tanpa mengenal Imam Mahdi? Di zaman yang kacau ini, kita terlalu tergesa-gesa mengkultuskan seseorang, bahkan menentang kebenaran dengan hati dan mulut. Kita haruslah didasari dengan keimanan lurus kepada Tuhan Pencipta alam semesta. Allah telah memilih Muhammad saw sebagai junjungan kita, sebagai hamba terpilih. Yang terpilih pasti dilindungi dari keburukan lahir dan batin.

*Disarikan dari buku karya Ayatullah Husain Mazhahiri – Imam Mahdi: Figur Keadilan

Share Post
No comments

LEAVE A COMMENT