( وَإِذَا مَسَّ ٱلۡإِنسَٰنَ ٱلضُّرُّ دَعَانَا لِجَنۢبِهِۦٓ أَوۡ قَاعِدًا أَوۡ قَآئِمًا فَلَمَّا كَشَفۡنَا عَنۡهُ ضُرَّهُۥ مَرَّ كَأَن لَّمۡ يَدۡعُنَآ إِلَىٰ ضُرٍّ مَّسَّهُۥۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلۡمُسۡرِفِينَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ )
Dan apabila manusia ditimpa penderitaan dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan penderitaan itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) penderitaan yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan. (QS. Yunus [10]: 12)
Jika manusia ditimpa derita, ia senantiasa berdoa kepada Kami agar deritanya hilang dan bersungguh-sungguh dalam meminta. Ketika kami lenyapkan penderitaannya, ia melupakan Kami, tidak lagi mengingat Kami, dan ia terperosok kepada kesenangan dari amal-amalnya. Demikianlah amal-amal orang-orang yang melampaui batas yang dengan mudah dikelabui oleh dekorasi kesenangan dunia lalu melahirkan lupa dan berpaling dari Tuhannya. (al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an, j. 10, h. 23)
[*]
Baca: Derita Tawanan Kecil…