Bagi Rasulullah Saw, Ali adalah seorang penolong dan pelindung. Dan Allah Swt menjadikan Imam Ali a.s. sebagai penolong dan wazir bagi Rasulullah Saw, sebagaimana Harun adalah penolong Musa as. Ayat berikut turun adalah khusus untuk Imam Ali.
Dan jadikanlah seorang penolong dari keluargaku, yaitu Harun saudaraku, teguhkanlah kekuatanku dengannya, dan sekutukanlah dia dalam urusanku, sehingga kami sering bertasbih kepada-Mu dan mengingat-Mu. Sesungguhnya Engkau Mahatahu keadaan kami. (QS. Taha: 29 – 35)
Dan jadikanlah seorang penolong..
Bagi Rasulullah Saw, Ali adalah seorang penolong dan pelindung
Dari keluargaku..
Jelas, karena Ali adalah saudara beliau dalam cahaya, persaudaraan, kesucian, kemaksuman dan keadilan.
Teguhkanlah kekuatanku dengannya.
Sudah masyhur bahwa Ali adalah penolong Rasul Saw.
Dan sekutukanlah dia dalam urusanku..
Baca: Peri Kehidupan Imam Ali a.s., Teladan Sempurna Sepanjang Masa
Yakni dalam menyampaikan risalah kepada umat Rasulullah Saw. Ali a.s. juga membantu Rasul Saw dalam dakwahnya. Bila bukan karena dia, maka agama tidak akan sempurna. Dia memiliki kedudukan yang melebihi semua kedudukan di dunia, yaitu kekhilafahan semasa hidup dan setelah wafat(nya).
Hadis yang berbunyi: Kedudukanmu (Ali) di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa adalah hadis mutawatir. Hakim berkata: “Hadis ini mencapai batas tawatur.” (Kifayah al-Thalib, hal. 283)
Suyuthi dan yang lain juga telah menyatakan bahwa hadis ini mutawatir. (AlAzhar al-Mutanatsirah, hal. 76 hadis ke-103; Nadhim al-Mutanatsir, hal. 206 hadis ke-233; Juga disebutkan dalam Misykat al-Mashabih, jil. 3, hal. 1719 hadis ke-6078 bab Keutamaan Ali; Shahih Muslim, jil. 15, hal. 169 hadis ke-6167 bab Keutamaan Sahabat: Keutamaan Ali; Shahih Bukhari, jil. 5, hal. 81 hadis ke-225 bab Keutamaan Sahabat Nabi: Keutamaan Ali)
Allah lalu memberikan ilmu yang luas kepada Imam Ali dan keturunannya: “Sesungguhnya di dalamnya terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Taha: 54)
Ibnu Abbas berkata: “Makna orang-orang yang berakal adalah keluarga Muhammad, di mana semua ilmu kembali kepada mereka. Mereka adalah hujjah Allah atas hamba-hamba-Nya dan penyimpan ilmu-Nya.” (Seperti diriwayatkan dari Imam Shadiq a.s. Lihat: al-Bashair, hal. 538 hadis ke-51; Tafsir Qumi, jil. 2, hal. 61)
Allah akan menjadikan orang yang terbimbing menuju kecintaan terhadap Ali sebagai orang yang beriman dan diampuni: “Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian beroleh petunjuk.” (QS. Taha: 82)
Ibnu Abbas berkata: “Seandainya seorang hamba terus-menerus beribadah sepanjang hidupnya, namun dia tidak terbimbing kepada kecintaan terhadap Ali dan keturunannya, maka dia akan mati kafir dan masuk neraka.” (Bihar al-Anwar, jil. 24, hal. 149 hadis ke-29)
Allah kemudian menjadikan Ali sebagai penyeru: “Pada hari itu, manusia mengikuti suara penyeru tanpa berbelok-belok.” (QS. Taha: 108)
Abu Jafar berkata: “Yang dimaksud dengan penyeru (itu) adalah Amirul Mukminin.” (Al-Tibyan, jil. 9, hal. 326; Bihar al-Anwar, jil. 36, hal. 127)
Baca: Berbagai Keutamaan yang Hanya Dimiliki Imam Ali a.s.
Allah akan menyertakan para pengikut Ali dengan Muhammad Saw: “Dan semua suara merendah kepada Tuhan yang Mahakasih.” (QS. Taha: 108)
Ibnu Abbas berkata: “Pada hari kiamat, Allah berfirman kepada Muhammad Saw, ‘Wahai Muhammad, Aku telah menghibahkan para pengikut Ali kepadamu dan mengampuni dosa mereka. Aku menyertakan mereka denganmu dan (begitu pula dengan) orang-orang yang menaatinya.”
Abu Ja’far a.s. berkata: “Pada hari kiamat, Allah akan mengumpulkan semua manusia di satu tempat dalam keadaan telanjang. Mereka berdiri di tengah hawa panas, sehingga menyebabkan mereka sulit bernafas. Mereka tetap dalam keadaan itu selama 50 tahun seperti yang difirmankan Allah: “Dan semua suara merendah kepada Tuhan yang Mahakasih. Kamu tidak mendengar apapun kecuali hanya bisikan saja. Kemudian ada arah suara dari ‘Arsy,
‘Manakah Nabi Ummi?’
Orang-orang berkata, ‘Sebut namanya.’
Suara itu berseru, ‘Manakah Nabi Muhammad bin Abdullah?’
Rasul Saw lalu maju menghadap hingga sampai ke telaga yang panjangnya dari Ilah (ujung utara semenanjung Arab) hingga San’a (sebuah kota di Yaman, ujung selatan semenanjung Arab). Orang-orang lalu berbaris dan lewat di hadapan beliau. Sebagian diizinkan meminum air telaga dan sebagian lain tidak memperoleh izin. Bila Rasul Saw melihat seorang pecinta kami tidak memperoleh air, beliau menangis dan berkata, ‘Wahai Tuhanku, dia adalah pengikut Ali.’
Allah lalu mengutus seorang Malaikat kepada beliau dan menanyakan sebab kesedihannya.
Rasul Saw menjawab, ‘Aku menangis karena sebagian pecinta Ali tidak mendapatkan air dan digiring bersama penghuni neraka.’
Malaikat itu lalu berkata, ‘Allah berfirman: ‘Aku telah menghibahkan mereka kepadamu, wahai Muhammad, dan telah Kami ampuni dosa mereka. Aku menyertakan mereka di barisanmu dan orang-orang yang mengikuti Ali.’”
Baca: Makna Iman, Kekafiran, dan Keraguan Menurut Imam Ali a.s.
Abu Ja’far melanjutkan: “Pada hari itu, betapa banyak orang yang menangis melihat hal itu dan memanggil-manggil Rasul Muhammad Saw. Pada hari itu, tidak ada orang yang mencintai kami dan memusuhi musuh kami, kecuali dia akan bersama kami di telaga (itu).” (Bihar al-Anwar, jil. 7, hal. 101; Ta’wil al-Ayat, jil. 1, hal. 317)
*Dikutip dari buku 500 Ayat untuk Imam Ali – Hafidz Rajab al-Bursi