Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata, “Mukjizat adalah suatu tanda dari sisi Allah swt yang dianugerahkan hanya kepada para nabi, rasul dan imam untuk membedakan kebenaran mereka dari kebohongan para pembohong.”
Saat kita membuka buku-buku sejarah dan hadis, kita dapat menemukan berbagai mukjizat dan karamah mereka. Berikut ini kisah menarik dua mukjizat Imam Mahdi a.s. Mari kita simak bersama-sama:
1) Menyembuhkan Orang Sakit
Ulama dan ahli hadis besar yang bernama Ali bin Isa Arbali, penulis kita “Kasyf Al-Ghummah” menukil kisah ini dari Sayid Baqi bin ‘Athwah sebagai berikut:
“Ayahku dahulu seorang pengikut mazhab Zaidi. Suatu hari beliau tertimpa suatu penyakit hingga waktu yang lama. Kita sudah datangkan seluruh Tabib, namun mereka semua tidak mampu mengobati dan menyembuhkannya. (Baca: Doa Kesembuhan dari Imam Ali as.)
Saya dan saudara-saudara saya, yaitu putera-putera beliau mengikuti mazhab Syiah 12 imam. Ayahku tidak begitu senang mengetahui hal tersebut dan selalu mengatakan kepada kami, “Aku tidak bisa menerima mazhab kalian, kecuali imam kalian yaitu Imam Mahdi datang ke sini dan menyembuhkanku.”
Suatu malam saat menjelang shalat Isya’ kebetulan kami berkumpul di suatu tempat. Tiba-tiba kami mendengar ayah berteriak, “Susul dan temuilah imam kalian, karena ia baru saja keluar dari sisiku.”
Mendengar suara ayah, kami segera berhamburan keluar rumah. Ke mana pun kami melihat dan mencari di sekeliling rumah, kami tidak melihat dan menemukannya. Kami kembali masuk ke dalam rumah dan menanyakan kejadiannya kepada ayah.
Ayah menjawab, “Seorang lelaki mendatangiku dan berkata, “Wahai ‘Athwah!”
Ayah bertanya, “Siapakah Anda?”
“Aku adalah imam putera-puteramu. Aku datang dengan izin Allah untuk menyembuhkanmu,” jawab lelaki itu. (Baca: Doa Imam Sajjad untuk Putra Putrinya)
Ayah melanjutkan, “Kemudian ia mengusapkan tangannya ke kepalaku. Saat itu juga penyakitku langsung lenyap dan aku kembali sehat seperti semula.””
2) Berita Gembira Imam Mahdi a.s. Kepada Salah Seorang Sahabat Beliau
Ibrahim bin Muhammad Neisyaburi menuturkan kisah yang dialaminya sendiri demikian:
“Penguasa Neisyabur yang zalim bernama ‘Amr bin ‘Auf memutuskan untuk memberikan hukuman gantung kepadaku dengan tuduhan kejahatan mencintai Ahlul Bait a.s. dan mengikuti mazhab mereka. Aku menjadi khawatir dan segera berpamitan dengan seluruh keluarga. Lalu aku pergi ke Samara menghadap Imam Hasan Askari a.s. Di sana, terbersit niat untuk melarikan diri atau bersembunyi dari kejaran penguasa.
Ketika aku tiba di hadapan Imam Hasan Askari a.s., aku melihat seorang anak lelaki yang wajahnya bersinar seperti purnama, sedang duduk. Cahaya ketampanannya sangat menarik hati hingga hampir melupakan masalah yang sedang aku hadapi. (Baca: Imam Hasan al-Askari A.S. Versus Penguasa Abbasiyah)
Anak kecil yang wajahnya dipenuhi cahaya itu berkata, “Wahai Ibrahim! Jangan ambil keputusan untuk melarikan diri, karena Allah swt akan menyelamatkanmu dari kajahatan penguasa tersebut.”
Aku menjadi bertambah bingung. Maka aku bertanya kepada Imam Hasan Askari a.s., “Siapakah tuan kecil ini yang mengetahui isi dalam benakku?”
Imam Hasan Askari a.s. menjawab, “Dia adalah puteraku dan pengganti setelah aku.”
Setelah beberapa waktu berlalu, terjadilah peristiwa sebagaimana yang beliau (Imam Mahdi, putera Imam Hasan Askari a.s.) sampaikan. Allah swt menjagaku dari kejahatan ‘Amr bin ‘Auf, karena Mu’tamad Abbasi telah mengutus saudaranya untuk membunuh ‘Amr bin ‘Auf.”[*]
Baca: Kisah Dua Sahabat