Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

7 Dampak dan Bahayanya Benci kepada Ahlulbait a.s.

Kecintaan kepada Ahlulbait Nabi a.s. adalah sebuah kewajiban mendasar dalam agama yang telah disepakati oleh para ulama dari berbagai mazhab dan Aliran dalam Islam. Dan para ulama juga bersepakat bahwa kebencian kepada Ahlulbait Nabi a.s. adalah dosa besar, bahkan ia adalah tanda dan ciri kemunafikan dan bukti kebencian kepada Nabi Muhammad Saw sendiri. Oleh karenanya, banyak hadis dan sabda Rasulullah yang menegaskan akan ancaman dan bahayanya membenci Ahlulbait a.s. bagi agama seorang.

Abu Umamah al-Bahili meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Andai seorang hamba menyembah Allah di antara Shafa dan Marwa selama seribu tahun, lalu seribu tahun lagi, kemudian seribu tahun lagi, lalu ia tidak meraih kecintaan kepada kami pastilah Allah akan menelungkupkannya ke dalam api.” Kemudian Rasulullah Saw membacakan ayat: “Katakan, aku tidak meminta kepadamu suatu upah apa pun atas seruanku kecuali kecintaan kepada kerabatku.” (QS. Asy-Syura: 23)

Banyak sekali dampak buruk dan bahaya yang mengancam para pembenci Ahlulbait Nabi a.s. Di antaranya:

1) Murka Allah Swt Atasnya

Kebencian terhadap Ahlulbait suci Nabi Saw akan mengundang murka Allah Swt, sebab ia adalah tergolong dosa besar, kabair, bahkan jika dilakukan dengan sengaja setelah mengenal keutamaan dan kemuliaan mereka di sisi Allah Swt serta mengetahui perintah Allah Swt agar mencintai mereka dan menjadikan kecintaan itu sebagai kewajiban yang tidak boleh ditawar-tawar, maka mayoritas ulama memfatwakan bahwa orang seperti itu dihukumi keluar dari keimanan walaupun secara formal ia sebagai seorang muslim.

Baca: Sabda Rasulullah Saw tentang Keutamaan Para Imam Ahlulbait

Banyak hadis sabda Nabi Saw yang menegaskan hal tersebut, di antaranya Ibnu Abbas meriwayatkan Rasulullah bersabda: “Ketika aku dimikrajkan ke langit aku menyaksikan di atas pintu surga tertulis: Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasulullah, Ali Kekasih Allah, Hasan dan Husain Hamba pilihan Allah, Fatimah Wanita pilihan Allah, atas yang membenci mereka laknat Allah.” (al-Manaqib; al Khawarizmi: hal, 302 hadis no. 297)

2) Dikelompokkan sebagai Golongan Kaum Munafik

Keimanan yang tulus meniscayakan kita menerima seluruh yang dibawa Rasulullah Saw dengan lapang dada tanpa ada pembangkangan dalam bentuk apa pun dan pada level apa pun, baik tindakan maupun hati. Kecintaan kepada Nabi Saw dan Ahlulbaitnya adalah pilar Islam dan syarat keimanan, sehingga seorang yang tidak meyakini kecintaan kepada beliau dan keluarganya adalah kekafiran belaka. Tetapi karena ia menampakkan secara lahiriah keimanan dan syahadatain maka ia disebut munafik. Dan tempat orang-orang munafik adalah neraka paling bawah dan paling hina. Tampilan-tampilan ibadah dan kekhusyukan lahiriah tidak akan mengubah hakikat kemunafikan mereka.

Rasulullah Saw bersabda:

“Barang siapa membenci kami Ahlulbait maka ia adalah munafik.” (Fadhail as- Shahabah; Imam Ahmad ibn Hanbal, 2/661 hadis: 1126)

“Tidak mencintai kami Ahlulbait kecuali orang mukmin yang bertakwa, dan tidak membenci kami kecuali orang munafik yang celaka.” (Dzakhair al-Uqba: 18 dari Jabir ibn Abdillah ra)

“Barang siapa membenci itrahku maka ia orang terkutuk dan munafik yang merugi.” (Jami’ al-Akhbar: 214 hadis: 527)

 3) Dikelompokkan sebagai Golongan Kaum Kafir

Tidaklah berguna penampakan keislaman seorang yang dalam hatinya terpendam api kebencian kepada Ahlulbait a.s., kebencian itu adalah bukti kemunafikan yang nyata. Oleh karenanya ia digolongkan orang-orang kafir dan kelak di akhirat akan berlaku ketetapan Allah bagi orang-orang kafir. Tidak ada lagi tali hubungan yang menyambungkan pembenci Ahlulbait a.s. dengan rahmat Allah dan syafaat Rasul-Nya, tidak akan pernah mencium semerbak harumnya wewangian surga apalagi memasuki dan menempatinya. Nerakalah tempat yang pantas untuk kaum kafir dan munafik.

Dalam hadis panjang yang diriwayatkan az-Zamakhsyari dan ar-Razi yang telah saya sebutkan tegas dalam hal ini Rasul Saw bersabda: “Dan barang siapa mati atas kebencian kepada Ahlulbait maka akan ditulis di dahinya orang yang putus asa dari rahmat Allah, Dan barang siapa mati atas kebencian kepada Ahlulbait maka ia mati dalam keadaan kafir. Dan barang siapa mati atas kebencian kepada Ahlulbait maka ia tidak akan pernah mencium semerbak bau surga.”

4) Dikelompokkan sebagai Golongan Kaum Yahudi dan Nashara

Tidak ada bedanya apakah ia mati sebagai seorang Nasrani atau Yahudi atau sebagai munafik. Yang pembenci Ahlulbait a.s. semuanya adalah calon pasti penghuni neraka. Rahmat Allah Swt tidak akan mengena mereka. Para pembenci Ahlulbait a.s. kelak akan dibangkitkan sebagai orang Yahudi, walaupun ia salat, puasa yang mengaku dirinya seorang muslim. Demikian ditegaskan Rasulullah Saw.

Ath-Thabarani dalam Mu’jam Awsathnya meriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa membenci kami Ahlulbait a.s. ia akan dibangkitkan dan dikumpulkan Allah pada hari Kiamat sebagai orang Yahudi.” Jabir bertanya: “Wahai Rasulullah, walaupun ia salat dan berpuasa?” Beliau Saw menjawab:  “Walaupun ia salat dan berpuasa dan mengaku sebagai Muslim.” (aI-Mu’jam al Awsath, 4/212)

5) Tidak Akan Berjumpa dengan Nabi Saw pada Hari Kiamat

Berjumpa dengan para nabi dan hujah-hujah Allah pada Hari Kiamat dan memandang mereka adalah sebuah anugerah besar yang diperuntukkan kaum mukmin. Tetapi orang yang membenci Ahlulbait a.s. tidak akan mendapatkan kenikmatan itu. Ia tidak akan berjumpa dan memandang Nabi Muhammad Saw dan Nabi pun tidak akan menghiraukan nasibnya kelak di Hari Kiamat.

Imam Ali Ridha a.s. meriwayatkan dari ayah-ayah beliau dari Rasulullah saw yang bersabda: “Barang siapa membenci Ahlulbait dan itrahku ia tidak akan melihatku dan aku tidak akan melihatnya pada Hari Kiamat.” (Uyun Akhbar ar-Ridha a.s., 1/115 hadis: 3)

6) Tidak Akan Mendapatkan Syafaat

Orang yang membenci Ahlulbait a.s. adalah orang munafik, ia akan dikumpulkan sebagai orang kafir, Yahudi atau Nasrani, oleh karena itu ia tidak akan pernah mendapatkan syafaat dari para pemberi syafaat, utamanya Rasululah Saw pemilik maqam syafaat udzma, teragung clan mahmud, terpuji.

Anas ibn Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda kepada Imam Ali: “Wahai Ali, sesungguhnya Allah telah menyerahkan kepadaku hak syafaat untuk penyandang tauhid dari umatku, dan Dia melarangku untuk memberikannya kepada orang yang memusuhimu dan memusuhi anak cucumu setelahku.” (Kasyfu al-Ghummah, 2/27)

Baca: Ilmu Apa Saja yang Harus Dimiliki Para Imam Ahlulbait a.s.?

“Sesungguhnya seorang mukmin memiliki hak untuk memberi syafaat untuk teman dekatnya kecuali jika ia seorang yang membenci Ahlulbait (nashibi). Andai seluruh nabi yang diutus dan malaikat yang didekatkan memintakan syafaat untuk orang nashibi pastilah syafaat mereka ditolak.” (al-Mahasin, 1/296)

7) Dimasukkan ke Dalam Api Neraka

Dan yang pasti, tempat yang menanti pembenci Ahlulbait a.s. adalah neraka jahanam, tiada tempat yang pantas untuknya kecuali neraka yang penuh dengan siksa dan kehinaan. Dalam sebuah sabdanya, Rasulullah Saw bersumpah bahwa orang yang membenci Ahlulbait a.s. pasti akan dicampakkan ke dalam api neraka, dan ia adalah sejelek-jelek tempat tinggal.

“Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, tidaklah seorang membenci kami Ahlulbait kecuali Allah akan masukkan dia ke dalam neraka.” (ad-Durr al-Mantsur, 7/349)

*Disadur dari buku Bayarlah Upah Nabi  Muhammad Saw – Ustadz Ali Umar Al-Habsyi

No comments

LEAVE A COMMENT