Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Neraca Islam dalam Memilih Teman

“Sebaik-baik keuntungan bagi manusia adalah memiliki kawan yang baik, maka bertemanlah dengan orang-orang baik karena engkau akan dimasukkan dalam golongan mereka; dan hindarilah bergaul dengan orang-orang buruk (jahat) agar engkau tidak dimasukkan dalam golongan mereka.” (Nahjul Balaghah)

Bergaul dengan orang lain sangat penting bagi manusia. Namun, cara kita bergaul bisa berdampak baik atau buruk. Hubungan yang baik akan membawa manfaat, sementara yang buruk bisa membahayakan. Jika kita berhubungan dengan nilai-nilai moral dan spiritual, kita akan menuju hal-hal positif. Hal ini berharga karena tujuan hidup adalah mencapai kesempurnaan diri. Oleh karena itu, bergaul dengan orang lain adalah cara untuk meningkatkan diri menuju hal-hal yang baik.

Dalam Islam, pentingnya bergaul dengan orang-orang baik ditekankan, sementara pergaulan dengan orang-orang buruk harus dihindari. Bergaul dengan orang-orang baik akan membuat kita menjadi baik, sedangkan bergaul dengan orang-orang buruk akan membuat kita menjadi buruk. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam memilih teman dan menjaga pergaulan agar selalu bersama orang-orang yang membawa kita menuju kebaikan.

Manusia memiliki kecenderungan untuk bergaul dan berinteraksi sosial. Namun, tidak semua interaksi itu baik. Kita perlu memilih teman dengan hati-hati agar mendapat manfaat. Allah Swt memberi kita dorongan alami untuk bersosialisasi, yang membantu mencapai kebahagiaan dan tujuan hidup yang lebih tinggi. Namun, penting untuk memahami bahwa ada dua cara memenuhi kebutuhan sosial kita: seimbang dan tidak seimbang. Memilih yang seimbang akan membuat hidup kita lebih baik.

Cara Seimbang dalam Memenuhi Kecenderungan dan Kebutuhan

Memenuhi kebutuhan secara seimbang dan proporsional adalah penting, baik menurut ajaran agama maupun logika. Salah satu contohnya adalah dalam bergaul dan berteman. Manusia memiliki dorongan alami untuk bergaul, tapi kita harus bijaksana dalam memilih teman. Bergaul dengan orang baik dapat membawa manfaat besar, sementara bergaul dengan orang buruk bisa berujung pada masalah. Ini seperti pisau bermata dua; bisa memberi kebaikan atau malah menyebabkan kerugian.

Meskipun penting untuk bergaul, tidak berarti kita harus bersahabat dengan semua orang tanpa mempertimbangkan norma dan aturan. Begitu pula, tidak bijaksana juga jika kita menutup diri dan menghindari pergaulan sama sekali.

Dalam ajaran Ahlulbait, juga terdapat penekanan pada pentingnya menjaga keseimbangan. Imam Musa Kazhim as, misalnya, menyatakan bahwa jalan tengah adalah yang terbaik. Jadi, dalam menjalani kehidupan, manusia harus mengatur kecenderungan dan kebutuhannya secara seimbang. Tanpa keseimbangan, kita bisa tersesat dari tujuan hidup yang sejati.

Tolok Ukur Pergaulan yang Terpuji

Memahami keseimbangan saja tidak cukup untuk meraih kebahagiaan. Jika seseorang tidak memiliki tujuan atau mencari tujuan yang salah, bahkan pola keseimbangan tidak akan membawanya pada kebenaran atau tujuan yang diinginkan. Jadi, keseimbangan harus didasari oleh tujuan yang benar.

Dalam menjalani hidup, penting untuk memahami tujuan hidup manusia. Ada dua pandangan utama tentang ini. Pandangan pertama melihat manusia sebagai gabungan berbagai dimensi dan kebutuhan. Mereka berpendapat bahwa setiap dimensi memiliki tujuan tersendiri dan harus dijaga keseimbangannya. Pandangan kedua berpendapat bahwa manusia diciptakan dengan tujuan tertentu. Semua dimensi manusia ada untuk mencapai tujuan itu. Untuk memahami perbedaan ini, mari kita lihat sebuah ilustrasi.

Bayangkan sebuah kabel besar yang berisi banyak kabel kecil dengan fungsi yang berbeda. Orang mungkin mengira itu hanya satu kabel, padahal sebenarnya banyak kabel kecil di dalamnya.

Apakah manusia seperti kabel besar itu? Apakah kita gabungan berbagai dimensi yang tidak saling terkait, atau kita satu kesatuan dengan satu tujuan? Apakah energi kita akan menuju ke satu lautan atau berakhir di lautan yang berbeda-beda?

Islam mengajarkan bahwa manusia adalah roh ilahi yang diberi tubuh. Tubuh hanyalah sarana bagi roh untuk berkembang dan mencapai tujuannya. Tujuan itu adalah kedekatan dengan Allah Swt. Namun, karena kita belum mencapainya, kita belum sepenuhnya memahami tujuannya. Kita hanya tahu bahwa tujuan tertinggi itu adalah kedekatan dengan Allah Swt. Jadi, dalam bergaul dan berteman, kita harus mempertimbangkan tujuan kita menuju kedekatan dengan Allah. Itulah tolok ukur pergaulan yang sejati dan terpuji.

Ada tiga kriteria utama dalam memilih teman yang baik dalam pandangan Islam:

Pertama, teman yang baik adalah mereka yang dapat mengingatkan kita kepada Allah Swt. Mereka memiliki keikhlasan dan ketakwaan yang terpancar dalam perilaku, ucapan, dan perbuatan mereka, sehingga hanya dengan melihat mereka kita akan teringat kepada Allah Swt.

Kedua, teman yang baik adalah mereka yang meningkatkan ilmu dan pengetahuan kita. Setiap percakapan dengan mereka sarat dengan hikmah dan pelajaran yang berguna, serta membantu kita mendekatkan diri pada Allah Swt.

Ketiga, teman yang baik adalah mereka yang perbuatannya menginspirasi kita untuk mengejar kebahagiaan abadi di akhirat. Mereka menjalani hidup dengan fokus pada akhirat, dan hal itu tercermin dalam perbuatan mereka sehari-hari. Sebaliknya, teman yang buruk adalah mereka yang hanya memikirkan keduniawian dan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama. Mereka tidak memberi manfaat dalam pembicaraan mereka, dan perilaku mereka cenderung mencerminkan dosa dan keburukan.

Memilih teman yang baik adalah keberuntungan bagi manusia, dan Allah Swt akan memberikan pendamping saleh bagi hamba-Nya yang diinginkan-Nya kebaikan. Oleh karena itu, kita harus menjaga dan menghargai teman yang baik seperti menjaga batu permata langka.

Pengaruh teman dalam kehidupan seseorang sangatlah besar, bahkan lebih besar daripada yang sering kita sadari. Seperti suapan makanan yang masuk ke tenggorokan tanpa kita sadari, teman akan menelan berbagai kebaikan atau keburukan seseorang tanpa disadari. Bergaul dengan teman baik dapat mengalihkan dan menghindarkan kita dari berbagai keburukan dengan pengaruh yang sederhana, sementara bergaul dengan teman buruk akan mempengaruhi perilaku dan perangai kita menjadi buruk.

Tidak ada nikmat yang melebihi memiliki teman baik. Mereka adalah penolong dalam kehidupan dunia dan pendamping yang memberikan semangat dalam perjalanan menuju akhirat. Sebaik-baik keuntungan bagi manusia adalah memiliki teman yang baik, karena mereka akan membawa kita menuju kemuliaan dan kebaikan.

*Disarikan dari buku 21 Nasihat Abadi Penghalus Budi – Ayatullah Taqi Misbah Yazdi

No comments

LEAVE A COMMENT