Perempuan dalam masyarakat Islam memiliki tanggung jawab yang penting terhadap keluarga dan masyarakat. Kekuatan ini harus dijaga, karena jika tidak, dampaknya bisa merusak fondasi kehidupan keluarga dan masyarakat.
Pentingnya peran perempuan dalam Islam sering kali menciptakan ketegangan, terutama ketika ada upaya untuk menuntut hak-hak yang diakui oleh syariat. Ketegangan semacam itu dapat mengganggu kehidupan keluarga dan hubungan suami-istri. Ini menghambat kemampuan perempuan untuk menjalankan peran tradisional mereka dan akhirnya bisa menghadirkan kesulitan yang mendalam.
Meskipun banyak perempuan yang mencapai posisi sosial dan manajerial yang tinggi dalam masyarakat modern, penting untuk mereka memahami peran dan fungsi mereka dalam keluarga. Perempuan Muslim tidak seharusnya terlibat dalam politik, sosial, dan ekonomi jika hal itu mengganggu peran utama mereka dalam menjaga keluarga.
Kedudukan sebagai Istri
Allah dalam Al-Qur’an menjelaskan pentingnya perempuan sebagai pasangan suami. Perempuan Muslim diharapkan mencintai suami mereka dan menjalankan peran untuk memenuhi kebahagiaan suami. Sebaliknya, suami diharapkan untuk memperlakukan istri dengan kasih sayang dan tidak berlaku kasar.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Dijadikannya di antara kalian rasa kasih sayang. Sesungguhnya dalam hal yang demikian benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. ar-Ruum: 21)
Baca: Keharusan Suami untuk Menghormati Istrinya
Perempuan yang baik dalam Islam adalah yang bersedia berkorban untuk kebahagiaan keluarga mereka. Mereka membangun hubungan yang didasarkan pada saling pengertian dan kerja sama. Mereka juga memahami tanggung jawab mereka terhadap suami dan bersedia berdiri bersama dalam menghadapi kesulitan hidup.
Seorang suami membutuhkan cinta dan kasih sayang dari istrinya. Perempuan Muslim harus menjadi teman yang baik dan menyenangkan suami mereka. Mereka juga harus menjaga penampilan mereka untuk suami mereka, sesuai dengan sunnah yang ditegaskan oleh para wali Allah.
Perempuan Muslim harus menghindari tindakan emosional dan memperlakukan masalah secara rasional. Mereka harus patuh kepada suami mereka dan tidak mengizinkan orang yang tidak disukai suami mereka memasuki rumah mereka. Mereka juga harus dapat dipercaya dalam mengurus harta suami mereka dan tidak menggunjingkan suami mereka kepada orang lain.
Dengan memelihara nilai-nilai Islam dalam keluarga mereka, perempuan Muslim dapat menciptakan kebahagiaan yang luar biasa untuk keluarga mereka. Mereka akan mencintai satu sama lain dan berkorban demi kepentingan keluarga. Pahala dan ganjaran bagi perempuan seperti ini adalah kebaikan dan kebahagiaan hidup, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Mereka adalah hamba Allah yang taat dan selalu menunaikan kewajiban mereka dengan baik.
Peran sebagai Ibu
Seorang ibu memiliki peran yang sangat penting dalam keluarga dan masyarakat. Ibu adalah sumber ketenangan, kebahagiaan, dan kecintaan dalam keluarga. Perannya dalam membentuk jiwa anak-anak dan mengarahkan mereka sangat besar. Meskipun peran ayah juga penting, peran ibu dalam pembentukan janin dan pengaruhnya pada anak jauh lebih besar. Oleh karena itu, peran ibu dalam membentuk janin dan menciptakan suasana yang kondusif di dalam rahim sangat vital.
Karakteristik perempuan yang berhubungan dengan pembentukan jasmani dan ruhaninya melibatkan tanggung jawab mendidik dan merawat anak-anak. Perempuan adalah ibu secara keilmuan, dan jika kondisi sosial dan alamiah berlawanan dengan peran ini, itu bisa mengakibatkan masalah fisik dan mental.
Anak-anak sangat memerlukan cinta, perhatian, bimbingan, dan pengorbanan dari ibu mereka. Ibu adalah cinta yang hidup dalam keluarga, dan cintanya untuk anaknya mulai tumbuh bahkan sebelum kelahiran. Ibu akan merasakan kehamilannya, dan cintanya akan semakin tumbuh ketika bayinya lahir.
Ibu adalah penjelmaan cinta yang agung. Dengan belaian kasih sayangnya, sebuah rumah bisa menjadi surga; dengan kata-katanya yang indah, keluarga akan penuh kebahagiaan; dan dengan tindakannya, rumah akan menjadi tempat yang harmonis. Ibu harus menciptakan kebahagiaan dan keceriaan dalam rumah, memberikan cinta dan perhatian lembut kepada anak-anaknya, dan menjadi figur yang penuh kasih yang mempengaruhi perkembangan kepribadian mereka.
Ibu bertanggung jawab dalam membentuk jasmani dan ruhaniah anggota keluarga. Pengaruh ibu dalam pembentukan kepribadian anak sangat dominan. Dengan kelembutan dan kasih sayangnya, ibu mengelus anaknya dan menciptakan semangat dalam diri mereka. Ibu juga harus mengajarkan nilai-nilai keutamaan seperti ketakwaan, kemuliaan, kejujuran, dan kasih sayang.
Baca: Peran Ibu Menjadikan Anak-anaknya Bahagia
Peran ibu sangat penting dalam membentuk generasi muda. Orang-orang sukses sering kali berutang budi kepada ibu mereka. Ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anak, mengajarkan nilai-nilai dan membentuk karakter mereka.
Seorang ibu harus memikul tanggung jawab pendidikan, akhlak, dan ruhaniah anak-anaknya. Ini bukan tugas yang mudah, tetapi sangat penting. Ibu harus membina anak-anaknya agar menjadi orang-orang mulia dan berguna bagi masyarakat dan bangsa. Peran ibu tidak dapat digantikan oleh pengasuh atau karier, karena anak-anak membutuhkan perlindungan, kasih sayang, dan bimbingan ibu mereka.
Kesulitan dalam keluarga sering kali muncul ketika ibu tidak dapat atau tidak mau memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada anak-anaknya. Anak-anak yatim adalah bukti nyata dampak negatif ketika ibu tidak memenuhi peran pentingnya. Namun, ibu yang memahami kewajiban suci terhadap anak-anaknya adalah sumber kebahagiaan bagi keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
Pengatur Rumah Tangga
Seorang ibu harus merasa bangga dan tersanjung atas peran alamiahnya dalam kehidupan rumah tangga. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang tidak melahirkan dan menikah lebih rentan terhadap penyakit dan tekanan jiwa. Mereka yang menginginkan memikul peran yang seharusnya kaum laki-laki, menderita penyakit kejiwaan yang kronis.
Setiap individu dalam masyarakat harus bertindak sesuai dengan potensi hakikinya. Perempuan yang berusaha meniru peran laki-laki atau sebaliknya akan membuat masyarakat kehilangan keseimbangan dan kewibawaan. Seorang perempuan memiliki kewajiban yang harus dijaga, terutama dalam mendidik anak. Ini memerlukan rumah yang nyaman dan tenang, bukan tempat kerja atau pabrik. Seorang ibu adalah pemimpin dalam rumah tangganya, seperti yang diungkapkan oleh Rasulullah Saw.
“Perempuan adalah pemimpin dalam rumahnya dan yang berrtanggung jawab terhadap semua yang dipimpinnya.” (Nahj al-Fashahah, hal. 315)
Pemimpin rumah tangga juga memiliki tanggung jawab dalam hal ekonomi keluarga. Ia harus mengatur pengeluaran berdasarkan prioritas kebutuhan. Meskipun kondisi ekonomi keluarga cukup baik, ia tidak boleh berfoya-foya, melainkan harus menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu yang membutuhkan.
Selain itu, seorang ibu harus memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka. Oleh karena itu, kepribadian seorang ibu sangat berpengaruh terhadap perkembangan akhlak dan perilaku anak-anaknya. Perilaku buruk dari pemimpin rumah tangga akan berdampak negatif pada anak-anaknya.
Tanggung Jawab Emosional Seorang Ibu dalam Keluarga
Seorang ibu adalah pusat kehidupan dalam rumah tangga. Ia membawa cinta, kasih sayang, dan ketulusan yang menjadi landasan bagi kebahagiaan keluarga. Sabda Rasulullah Saw mengatakan, “Surga berada di bawah telapak kaki ibu,” menegaskan pentingnya peran ibu.
Namun, ibu juga memiliki tanggung jawab emosional. Ia dapat memengaruhi perilaku keluarganya, baik dengan memberikan keutamaan kepada ketakwaan dan ketakutan kepada Allah Swt, maupun dengan menjaga stabilitas emosional dalam menghadapi tantangan hidup. Ibu yang panik dapat menciptakan suasana rumah yang tidak harmonis.
Pemimpin rumah tangga, harus menciptakan suasana rumah yang penuh cinta, pengertian, ketenangan, kebajikan, dan ketulusan. Ketika masalah muncul, pemimpin rumah tangga harus bertindak bijaksana dalam mencari solusi, menunjukkan ketegasan, keadilan, dan kebijaksanaan. Hal ini akan menciptakan suasana damai dalam kehidupan keluarga.
*Disarikan dari buku karya Ali Qaimi – Buaian Ibu Antara Surga dan Neraka