Siapapun bisa menjawab soal: “Apa itu Islam?” sesuai pengetahuannya. Ia bisa memberikan kesimpulan tentang agama ini melalui inderanya terhadap fenomena-fenomena dari para pemeluknya atau melalui buku-buku bacaan yang ada tentang agama.
Kalau kaum modernis, mereka memandangnya sebagai salah satu agama yang menjadi sumber pertikaian antar manusia! Mereka mengatakan, bahwa agama ini menyerukan perang terhadap kaum yang tak seagama, bahkan antar mazhab. Di antara sebagian pemeluknya mengkafirkan sebagian yang lain karena beda pandangan atau pemikiran, dan berujung pada pertikaian.
Kita bertanya kepada mereka, bukankah Islam menyerukan persaudaraan seagama? Bahwa muslimin adalah satu tubuh yang apabila satu anggota sakit, maka semua anggota lainnya turut merasakan sakit! Ia bahkan menyerukan persaudaraan sesama manusia. Jika persaudaraan ini setelah sebagian orang melakukan upaya-upaya di dalam mewujudkannya, tak terwujud jua, pastilah ada upaya-upaya asing yang ingin memecah belah tubuh yang satu itu. (Baca: Bukankah Aku Tuhanmu?)
Mengenai soal di atas, kita mempunyai dua prinsip qur`ani yang disepakati semua orang berakal:
Pertama,“tidaklah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu)” هَلْ يَسْتَوِي الَّذينَ يَعْلَمُونَ وَ الَّذينَ لا يَعْلَمُونَ (QS: az-Zumar 9)
Kedua, “bertanyalah kepada orang-orang yang berpengetahuan jika kamu tidak –atau ingin- mengetahui sesuatu” فَسْئَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (QS: an-Nahl 43).
Islam dalam Penjelasan Ayatullah Sayid Ali Khamenei
Di dalam buku al-Islam al-Muhammadi yang menghimpun banyak pandangan dan penjelasan beliau tentang Islam, melalui ceramah-ceramahnya di berbagai kesempatan. Berikut ini adalah yang saya kutip sebagian darinya:
1-Islam adalah agama cinta dan kasih sayang: وتواصوا بالمرحمة; “dan saling berpesan untuk berkasih sayang.” (QS: al-Balad 17). Agama ini menghendaki umat manusia supaya mereka saling mengasihi dan menyayangi; setiap orang memperhatikan kepentingan orang lain, menghormati haknya, saling menolong, berusaha menutupi kekurangan dan membenahi kesalahan di antara mereka. Semua ini merupakan seruan Islam, yang menunjukkan bahwa Islam adalah agama cinta (bukan agama kebencian,-penerj).
2-Islam agama dunia dan akhirat; Rasulullah saw datang membawa agama ini, yang menekankan pada aspek spiritual, tetapi juga pada aspek material. Bahwa, beliau mengajari umatnya manajemen urusan-urusan kehidupan mereka, dan menganjurkan supaya mereka belajar, menuntut ilmu dan membidangi ilmu-ilmu tertentu. (Baca: Kebaikan Terbesar, Kecintaan Ahlul Bait a.s.)
Dunia dan akhirat harus berhimpun. Apabila cuma satu yang diambil tanpa lainnya, banyak problem yang akan dihadapi manusia. Kemajuan aspek duniawi, ilmu pengetahuan, teknologi dan sarana-sarana material menjadi sangat bermanfaat di jalan kehidupan yang benar. Tetapi akan membawa madharat jika digunakan di jalan yang menyimpang. Bukankah dunia ini diciptakan untuk umat manusia? Aspek ukhrawi dan aspek duniawi ibarat dua sayap manusia -untuk mencapai tujuannya. Islam untuk kehidupan ini, ialah agama individu dan masyarakat.
Islam Agama Logika dan Akal
3-Islam agama logika dan akal; bahwa Ayatullah Khamenei mengungkapkan: logika dan argumen yang kuat memiliki pengaruh yang efektif di dalam menarik pikiran manusia. Kekuatan yang dimiliki agama ini tak sebatas di dalam akidah, tetapi juga di dalam hukumnya, dan akal yang sehat tunduk pada logika Islam. Inilah yang menjadi sebab menyebarnya Islam waktu demi waktu.
Di negara-negara seperti negara Amerika, mereka memerangi sistem Islam dengan segala cara, dengan menutupi wajah luarnya tentunya, dengan klaim tidak berlawanan dengan Islam dan tidak memusuhi muslimin. Wajah yang munafik ini mengalihkan muslimin dan mempermainkan pandangan mereka mengenai apa yang sedang terjadi. Tetapi di dalam negara ini, sistemnya memusuhi Islam. Sekiranya ia mendapati Islam yang benar dan orisinil, ia akan terus memeranginya dengan segala cara. (Baca: Kemandirian Akal tentang Baik dan Buruk)
Islam dilawan, namun ia menyebar. Karena memiliki kekuatan argumentasi dan logika. Argumentasinya tak sekedar ilmiah sehingga dikatakan bahwa apa yang dijelaskan ulama hanya untuk dipahami. Tetapi Islam pada esensinya memuat akidah dan hukum yang menarik setiap insan yang sehat akal, dan membuat dia beriman kepadanya.
Di dalam Islam terdapat dalil-dalil filosofis, namun argumen-argumennya tak sebatas atas dalil-dalil filosofis yang rumit. Melainkan model argumen-argumenya adalah yang dapat dipahami oleh semua orang. Inilah salah satu sarana yang dimiliki Islam.
Islam adalah agama logis. Pemahaman Syii sangat luas jangkauannya. Jauh untuk dikatakan bahwa logika kaum Syiah itu lemah. Karena ulama teologi Syiah ibarat matahari yang menyilaukan di masa mereka, baik mereka yang semasa dengan Para Imam, seperti Mu`min Thaq, Hisyam bin Hakam dan lainnya, maupun mereka yang hidup sesudah Para Imam as, seperti bani Nubakhti, Syaikh Mufid dan lainnya, termasuk ulama generasi belakangan seperti Allamah Hilli dan lainnya.
Kami adalah orang-orang yang berlogika dan berargumen logis. Kitab-kitab yang bermuatan argumen-argumen logis, seperti kitab al-Ghadir karya Almarhum Allamah Amini, yang bersandar pada dalil-dalil yang lebih kuat dari benteng yang bersenjata. [*]
Baca: “Andai Musibah ini Menimpa Siang Niscaya Menjadi Malam“