Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Aku Sudah Menceraikanmu, Jauhi Aku!

Cerai, Imam Ali bin Abi Thalib“Aku sudah menceraikanmu, menjauhlah dariku dan jangan dekati aku lagi! Sudah aku katakan berulangkali, namun semakin aku menjauhinya, dia lebih mendekat dan merayuku,” ucap ayahku.

“Ayah menceraikan siapa?” tanyaku.

“Dunia,” jawab ayahku.

“Bukankah kita hidup di dunia?” tanyaku.

“Betul dan maksudnya adalah ayah tidak mau cinta dunia,” jawab ayahku.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa pada suatu hari orang-orang melihat Bahlul sedang bergulat dengan sepotong kayu besar. Satu waktu Bahlul memegang satu sisinya, pada waktu lain dia melepas sisi lawannya, dan pada waktu lain lagi memegang sisi lainnya serta melepaskan lawannya. (Baca: Kemanusiaan Dulu Keyakinan Kemudian)

Orang-orang bertanya kepadanya, “Apa yang sedang kamu lakukan?”

Bahlul menjawab, “Saat aku memegang dunia, aku melepaskan akhiratku dan saat aku memegang akhirat, aku melepaskan duniaku. Aku ingin memegang dunia dan akhirat sekaligus, namun aku tidak mampu. Saat aku pikir masak-masak, aku sampai pada satu kesimpulan bahwa aku harus melepaskan dunia dan pencintanya dengan harapan aku dapat selamat.”

“Nah, dunia yang seperti itu yang ayah maksud,” kata ayah.

Cinta dunia seringkali membuat kita lalai kepada Allah swt. Contohnya cinta uang, karena terlalu cinta uang, ketika tidak punya uang berani mencuri uang teman atau bahkan uang rakyat dan negara.

Contoh lainnya bermain game dan menonton televisi, karena terlalu asyik nonton televisi lupa shalat. (Baca: Pesan Imam Ali Khamenei tentang Pengaruh Media Informasi)

Nabi Muhammad saw. bersabda: “Cinta dunia adalah pangkal setiap kejahatan.”

Jika seseorang mencintai sesuatu, dia akan dikuasai oleh apa yang dicintainya. Jika orang sudah cinta dunia, berbagai penyakit hati akan menghampirinya. Ada yang menjadi sombong, hasud dengki, iri hati, dan menyusahkan diri sendiri untuk memikirkan yang tidak ada. Makin cinta pada dunia, seseorang akan melupakan akhiratnya. Bahkan tidak jarang menghalalkan segala cara meskipun harus berbuat keji untuk mendapatkan dunia yang diinginkannya. Pikirannya selalu tertuju kepada dunia, bekerja siang malam untuk mengejar dunia demi kepentingan diri sendiri.

Allah swt berfirman: “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan dirugikan. * Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.[1] (QS. Hud [11]: 15 – 16)

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya dunia berikut segenap isinya itu dilaknat, kecuali jika disertai tujuan untuk Allah swt.”

Adik-adikku sayang…

Segala sesuatu dalam kehidupan dunia ini tidak akan bermakna; harta berlimpah, gelar agung, pangkat dan kedudukan tinggi tidak akan bernilai di sisi Allah swt jika tidak diniatkan di jalan Allah swt dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. (Baca Infografis: Doa Kumail tentang Menahan Doa)

Hal yang terpenting dalam kehidupan kita hanyalah amal kebaikan kita. Oleh karena itu, janganlah karena kekayaan dunia menyebabkan hati kita terlalu gembira atau karena kekurangannya hati menjadi bersedih.

Jika kita kaya, jangan sampai kekayaan kita menjadikan kita sombong dan jika kita kekurangan, jangan sampai membuat kita menjadi orang yang kurang mensyukuri nikmat Allah swt kemudian banyak mengeluh dan kecewa.

Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan orang yang cinta pada dunia ibarat orang yang berjalan di atas air. Dapatkah orang berjalan di atas air, kakinya tidak basah?”

Basah tidak ya?

Imam Ali bin Abi Thalib a.s. juga pernah mengibaratkan dunia dengan seekor ular yang lembut bila disentuh, namun mengandung racun yang mematikan. Orang polos nan bodoh akan tertipu dengannya dan orang yang berakal akan berhati-hati dan mewaspadainya.

Yuk… Kita gunakan dunia untuk menambah bekal akhirat kita, karena dunia adalah lahan untuk menanam dan akan nikmati hasilnya kelak.[*]

=============================================

[1] مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ * أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Baca: Manusia dan Urusan Dunia

No comments

LEAVE A COMMENT