Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Cincin Surgawi, Canda dan Kemurahan Hati Nabi saw.

Berikut ini adalah 3 kisah menarik dari manusia-manusia suci panutan kita semua. Semoga kisah-kisah ini dapat menambah kecintaan kita kepada mereka a.s. Langsung saja kita simak kisah-kisahnya:

1) Cincin Surgawi

Suatu hari Sayidah Fatimah a.s. meminta sebuah cincin kepada ayahanda beliau. Nabi saw. menjawab, “Wahai puteriku! Saat shalat malam, memohonlah kepada Allah swt. supaya dianugerahi cincin yang engkau minta. Pasti Allah akan kabulkan.”

Sayidah Fatimah Zahra a.s. pun melakukan anjuran Nabi saw. dan memohon kepada Allah swt. Setelah menyampaikan permohonan kepada Allah, terdengar suara, “Apa yang engkau minta dari Tuhanmu ada di bawah tempat shalat.”

Sayidah Fatimah segera berdiri lalu mengangkat sajadah dan melihat sebuah cincin yakut yang sangat indah dan berharga. Kemudian beliau a.s. mengenakan di jarinya.

Malam harinya beliau bermimpi memasuki surga dan melihat 3 istana. “Punya siapakah istana-istana ini?” tanya Sayidah Fatimah a.s.

“Punya Fatimah, puteri Nabi,” jawab para malaikat.

Kemudian Sayidah Fatimah a.s. masuk ke dalam salah satu istana itu. Di dalam istana, beliau melihat sebuah singgasana berkaki tiga. Karena penasaran beliau bertanya, “Kenapa singgasana ini berkaki tiga?”

“Karena pemiliknya memohon kepada Allah swt. supaya dianugerahi sebuah cincin. Maka salah satu kakinya dibuat untuk cincin dan dianugerahkan kepadanya,” jawab malaikat.

Saat pagi tiba, Sayidah Fatimah Zahra a.s. pergi menuju rumah ayahandanya dan menceritakan mimpi yang dialaminya.

Nabi saw. bersabda, “Wahai puteriku! Dunia tidak diciptakan untukmu dan para pengikutmu, akan tetapi akhirat kelak akan menjadi milik kalian. Surga tempat pertemuan kita. Dunia ini tidak ada nilainya, tidak setia, akan musnah, menciptakan kesombongan, dan menipu.” (Baca: 4 Kisah Keutamaan Imam Ali bin Abi Thalib a.s. – Bagian 1)

Saat kembali ke rumah, Sayidah Fatimah a.s. meletakkan cincin itu di bawah sajadah dengan niat ingin mengembalikannya. Malam harinya, beliau a.s. bermimpi lagi seperti malam sebelumnya. Beliau melihat singgasana itu kini berkaki 4.

Beliau menanyakan sebabnya. Lalu dijawab bahwa pemiliknya telah mengembalikan cincin yang terbuat dari salah satu kaki singgasana itu. Maka singgasana tersebut kembali ke kondisinya semula.

2) Canda Nabi saw.

Suatu saat seorang nenek tua renta mendatangi Nabi Muhammad saw. dan berkata, “Aku sangat berharap bisa masuk surga.”

“Perempuan tua renta tidak akan masuk ke surga,” jawab Nabi saw.

Mendengar jawaban Nabi saw., nenek tua renta itu pergi dari hadapan Nabi saw. sambil menangis sejadi-jadinya karena sedih. Bilal Habasyi yang melihat sang nenek dalam keadaan menangis dahsyat terheran-heran dan bertanya, “Kenapa Anda menangis, Nek?”

“Aku menangis karena sabda Nabi saw. yang menyatakan bahwa perempuan tua renta tidak akan masuk ke surga,” jawab nenek tersebut.

Lalu Bilal menemui Nabi saw. dan menjelaskan kondisi nenek tua renta itu. Nabi saw. bersabda, “Orang kulit hitam juga tidak akan masuk surga.”

Bilal pun bersedih mendengar jawaban Nabi saw. Ia menghampiri sang nenek dan duduk bersama sambil menangis sedih.

Abbas, paman Nabi yang sudah berusia lanjut, berlalu di tempat itu dan melihat mereka berdua sedang menangis. “Kenapa kalian berdua menangis sedemikian rupa?” tanya Abbas.

Kedua orang itu menjawab dengan menukil sabda Nabi saw. yang mereka dengar langsung dari beliau.

Kemudian Abbas pun menghadap Nabi saw. dan menceritakan apa yang dilihatnya. Nabi saw. bersabda kepada Abbas, “Orang tua lanjut usia juga tidak akan masuk surga.”

Abbas bin Abdul Muthalib pun bersedih setalah mendengar sabda Nabi saw. tadi. (Baca: Kisah-Kisah Nabi Muhammad saw.: Harga Nabi, Beberapa Biji Buah Kenari)

Kemudian Nabi saw. meminta ketiga orang tersebut menghadap. Lalu beliau saw. bersabda, “Allah swt. memasukkan penduduk surga ke surga-Nya dengan paras bersinar penuh cahaya dalam usia belia sambil mengenakan mahkota di kepala, bukan dalam bentuk seorang nenek atau kakek tua renta berwajah hitam dan buruk rupa.”

3) Kemurahan Hati Nabi saw.

Sahal bin Saad Sa’idi bertutur: “Aku menjahit sebuah jubah dari bahan kain wol berwarna hitam putih dan bermaksud menghadiahkan kepada Nabi Muhammad saw. Saat selesai, aku menghadap Nabi saw. dan memberikan kepada beliau.

Saat melihat jubah itu, Nabi saw. menunjukkan kegembiraannya. Beliau mengusapnya dengan tangan sucinya dan mengenakannya sambil memberikan pujian, “Alangkah bagusnya jubah ini!”

Seorang lelaki Arab Badui yang pada saat itu juga berada di sana berkata, “Berikanlah jubah ini kepadaku, wahai Rasulallah!”

Nabi Muhammad saw. langsung melepaskan jubah yang baru saja dipakainya dan memberikan kepada orang Arab Badui itu.”

Baca: “8 Keajaiban Dalam Kelahiran Muhammad Al-Mustafa SAW


No comments

LEAVE A COMMENT