Setiap agama hadir membawa ciri khas dan tanda-tanda pokok yang membedakannya dari risalah lain. Keragaman ajaran yang tersebar di tengah peradaban manusia adalah buah dari perbedaan cara pandang, metode memahami
Dalam mosaik kehidupan manusia, Allah Swt menempatkan perbedaan sebagai fondasi yang menghidupkan interaksi. Kita hadir dengan rupa, bahasa, dan suku yang berbeda, bukan untuk saling membenci, melainkan untuk saling mengenal
Setiap agama hadir membawa ciri khas dan tanda-tanda pokok yang membedakannya dari risalah lain. Keragaman ajaran yang tersebar di tengah peradaban manusia adalah buah dari perbedaan cara pandang, metode memahami
Dalam mosaik kehidupan manusia, Allah Swt menempatkan perbedaan sebagai fondasi yang menghidupkan interaksi. Kita hadir dengan rupa, bahasa, dan suku yang berbeda, bukan untuk saling membenci, melainkan untuk saling mengenal
Setiap agama hadir membawa ciri khas dan tanda-tanda pokok yang membedakannya dari risalah lain. Keragaman ajaran yang tersebar di tengah peradaban manusia adalah buah dari perbedaan cara pandang, metode memahami
Dalam mosaik kehidupan manusia, Allah Swt menempatkan perbedaan sebagai fondasi yang menghidupkan interaksi. Kita hadir dengan rupa, bahasa, dan suku yang berbeda, bukan untuk saling membenci, melainkan untuk saling mengenal
Setiap agama hadir membawa ciri khas dan tanda-tanda pokok yang membedakannya dari risalah lain. Keragaman ajaran yang tersebar di tengah peradaban manusia adalah buah dari perbedaan cara pandang, metode memahami
Dalam mosaik kehidupan manusia, Allah Swt menempatkan perbedaan sebagai fondasi yang menghidupkan interaksi. Kita hadir dengan rupa, bahasa, dan suku yang berbeda, bukan untuk saling membenci, melainkan untuk saling mengenal
Salah satu persoalan penting dalam pembahasan Ma‘ad—yakni keyakinan bahwa manusia akan dibangkitkan kembali setelah kematian—adalah pertanyaan tentang kesatuan diri manusia. Kita melihat bahwa tubuh manusia tersusun dari sel-sel yang terus-menerus
Kita sering menyebut banjir, longsor, kekeringan, atau kabut asap sebagai bencana alam, seolah-olah alam adalah pelaku tunggal yang patut dipersalahkan. Kita menamainya demikian karena istilah itu terdengar aman, netral, dan
Salah satu persoalan akidah yang kerap menimbulkan perdebatan panjang adalah bagaimana memahami qadha dan takdir Allah. Banyak orang beranggapan bahwa Allah menciptakan sistem takdir dan hukum-hukum alam, lalu membiarkannya berjalan