Tidak mudah memahami apa yang dimaksud dengan kehancuran lembaga keluarga sebagai masalah penting di era globalisasi. Masalah keluarga tentunya mengikuti kondisi khusus yang berlaku di sebuah masyarakat secara geografis, budaya, ekonomi, politik dan hukum yang berlaku. Namun, adanya campur tangan pihak tertentu dapat menyebabkan masalah keluarga memiliki pola yang sama di beberapa tempat. Pemahaman terhadap fenomena kehancuran keluarga pada masyarakat tertentu, dapat membantu menganalisa masalah keluarga di masyarakat kita. Tulisan ini merupakan saduran karya William Gardner dalam bukunya “The war Against the Family” yang memaparkan bagaimana kehancuran lembaga keluarga terjadi secara struktural di Kanada, negara tempat beliau berada.
Bagaimana Terjadi Perubahan pada Sistem Keluarga?
Keluarga natural yang terdiri dari: ibu, ayah dan anak telah menjadi ikon lembaga pengasuhan dan perlindungan anak sepanjang sejarah manusia. Namun hari ini kita menyaksikan banyaknya institusi dan individu yang tampil sebagai pelindung anak. Meskipun dilakukan tanpa unsur kesengajaan, berbagai kebijakan tentang keluarga kadang justru melemahkan struktur dan peran keluarga itu sendiri. Kita perlu mewaspadai desain kebijakan perubahan masyarakat yang disuguhkan seolah tidak memiliki konsekuensi negatif.
Sejarah keluarga modern telah dipenuhi oleh catatan para sosiolog yang mengarah pada mengkonfrontasi antara keluarga dan masyarakat. Penekanan mereka terhadap perbedaan keluarga dan masyarakat membuahkan ketenaran dan penguasaan berbagai proyek penelitian. Sementara itu pemahaman tentang keselarasan antara keluarga dan masyarakat menjadi menurun khususnya di kalangan peneliti, ilmuwan dan pekerja sosial. Sebagian dari mereka memiliki kepentingan dalam fenomena terjadi keguncangan keluarga di berbagai tempat.
William Gairdner mengutip pendapat sosiolog yang bernama David Popenoe untuk menguatkan analisis tersebut di atas. Menurut Popenoe dalam bukunya “Distrubing the Nest: Family Change and Decline in Modern Societies”, sebagian besar sosiolog modern merupakan pejuang bagi keruntuhan lembaga keluarga. Mereka melakukannya dengan mendukung pengurangan kekuasaan orangtua, memaksimalkan kebebasan perempuan, tuntutan persamaan hak ekonomi, sekularisme dan transformasi gender. Karena itu, tidak mungkin mereka akan mendukung sistem keluarga natural. Saat ini, Kanada telah dipenuhi oleh pola pemikiran tersebut. Negara dan institusi pendidikan hanya memberi peluang bagi kajian dan penelitan yang mendukung kepentingan mereka. Mustahil menemukan adanya dukungan terhadap penelitian dan kajian ilmiah kontra aborsi dan kesetaraan gender di Kanada. Warga Kanada telah dicekoki dan diracuni oleh hasil pemikiran ilmuwan dan opini media yang telah dikontrol.
Kita sangat membutuhkan kajian ilmiah dari berbagai perpekstif. Sayangnya, kelompok yang menguasai jalur ini akan tetap membiarkan kita luput dari akses tersebut. Selain menguasai ranah keilmuan, mereka juga sekaligus menghalangi munculnya perspektif lain yang mengkritisi kebijakannya. Jika ada berani memasuki arena melawan pemikiran “mainstream” ini, ia akan mendapat penentangan dan tidak memiliki peluang di seluruh perguruan tinggi di Kanada. Dapat dinyatakan bahwa mungkin saja mayoritas penduduk di negeri ini masih memiliki pandangan positif terhadap keluarga. Tetapi pendapat itu mengalami represi sebagaimana pemikiran lainnya yang bertentangan secara politik.
Ketika Keluarga Natural Harus Berubah Menjadi Keluarga Sosial
Keluarga yang sehat dan natural didefinisikan sebagai berikut: seorang laki-laki dan perempuan yang telah menikah hidup bersama anak-anak mereka. Sedangkan jika seorang ibu atau ayah yang telah bercerai hidup bersama anak-anaknya dapat disebut sebagai keluarga yang berantakan. Pasangan sejenis baik laki-laki maupun perempuan tidak bisa disebut sebagai keluarga alamiah. Pasangan yang hidup bersama dan memiliki anak tanpa pernikahan tidak bisa disebut sebagai keluarga, karena kehidupan bersama yang mereka jalani tidak didedikasikan untuk masyarakat.
Kelompok ekstrim menggunakan berbagai cara agar proyek mereka selalu mendapat pengakuan publik. Salah satu upaya yang mereka gunakan yaitu dengan menyembunyikan berita positif tentang stabilitas keluarga. Hasil kajian tentang sejarah keluarga mengantarkan pada kesimpulan bahwa keluarga alamiah (natural) tidak banyak mengalami perubahan selama jutaan tahun. Namun, pada keluarga sosial terjadi perubahan. Maksud dari keluarga sosial yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang laki-laki atau perempuan hidup terpisah dari anaknya, dimana menyebabkannya berbeda dengan keluarga natural. Hal tersebut disebabkan faktor sosial seperti perceraian, kematian salah satu pasangan atau lainnya.
Setelah melihat adanya perubahan keluarga sosial, kelompok ekstrim secara sengaja menerapkan perubahan itu pada keluarga natural. Dengan penuh rasa kemenangan mereka mengumumkan bahwa keluarga natural telah mengalami perubahan untuk selamanya dan keluarga natural tidak akan pernah lagi ada.
Sosiolog keluarga memiliki kepentingan pribadi atas teori masyarakat sebagai keberadaan yang menyempurna, khususnya berkaitan dengan keluarga. Mereka terpaksa membuktikan bahwa keluarga natural merupakan lembaga yang tidak mampu bertahan. Karena, jika tidak demikian mereka tidak dapat mengarahkan masyarakat di masa depan sesuai keinginannya. Mereka melakukan hal tersebut melalui upaya membangun keluarga kembali.
Kelompok progresif melakukan generalisasi ideologi Humanisme Sekuler terhadap keluarga sosial. Ideologi tersebut memihak pada kemajuan masyarakat harus mengarah pada egalitarian (persamaan seluruh individu) yang berlandaskan pada harapan kelompok rasionalis. Harapan tersebut adalah masyarakat harus bebas dari aturan, tradisi dan nilai yang ditentukan otoritas sehingga bisa memanfaatkan pola relasi yang baru.
Perlu disadari bahwa pola serangan terhadap keluarga terjadi dari luar masyarakat ke dalam sistem natural. Mereka mengancam keluarga natural yang dianggap sebagai sekumpulan sumber daya yang saling bermusuhan, khususnya keluarga yang secara ekonomi bergantung kepada negara. Negara telah menciptakan motivasi ekonomi sehingga perempuan mengurungkan niatnya untuk menikah dengan laki-laki. Para pemuda didorong untuk meninggalkan orangtuanya dan pemudi difasilitasi untuk melakukan aborsi. Keluarga diatur sedemikian rupa secara ekonomi sehingga tidak lagi mampu merawat anak atau orang tuanya sendiri. Demikianlah bentuk serangan yang dilakukan terhadap keluarga natural. Serangan ini juga berlaku ketika terjadi perang fisik dimana ayah, ibu dan anak tak lagi hidup bersama. Para ahli yang terdiri dari ahli perilaku, pakar keluarga dan lingkungan tetap menjalankan perannya bahkan ketika keluarga tak lagi memiliki struktur fisik.[*]
Sumber: Gairdner William, “The War Against the Family” terjemahan bahasa Persia “Jangg alaihi khanvadeh” , Markaz Mudiriat Hauzeha-ye Ilmiah Khaharan, Daftar Muthalaat Zanan, 1387 HS.
Baca: “Arus Globalisasi dan Krisis Keluarga di Indonesia (1)“