Banyak yang beranggapan bahwa agama harus dipisahkan dari sains (ilmu pengetahuan), padahal antar keduanya tidak saling bertentangan. Klaim tersebut juga didukung oleh beberapa keyakinan teologi yang mengajukan gagasan bahwa telah terjadi kontradiksi antara sains dan agama. Tentu gagasan ini sangat merugikan bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun agama.
Sebaliknya, menurut Ayatullah Syahid Murtadha Muthahhari dalam bukunya Tafsir Holistik yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, bahwa Allah Swt mengajarkan semua nama (realitas) kepada Nabi Adam a.s, dan kemudian menyuruh para malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam. Iblis mendapatkan kutukan karena tak mau sujud kepada khalifah Allah (Adam a.s) yang mengetahui realitas. Di sini Allah Swt sangat menghargai dan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Hadis-hadis Nabi saw menyebutkan bahwa Pohon Terlarang adalah pohon keserakahan, kekikiran dan hal-hal seperti itu, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan sisi hewani Adam as, bukan berhubungan dengan sisi manusiawi Adam as. Iblis selalu mengisyaratkan hal-hal yang bertentangan dengan akal dan hal-hal yang dapat memenuhi hasrat rendah (hawa nafsu). Yang mencerminkan Iblis di dalam diri manusia adalah hasrat seksual, bukan akal.
Baca: Ekstremisme dalam Agama
Konsep pemisahan agama dengan sains ini telah membagi sejarah budaya Eropa selama 1500 tahun yang baru lalu menjadi dua periode, yaitu “era agama” dan “era ilmu pengetahuan” dan telah menempatkan ilmu pengetahuan dan agama saling bertentangan satu sama lain. Sebaliknya, sejarah budaya Islam dibagi menjadi “periode kemajuan ilmu pengetahuan dan agama,” dan “periode ketika ilmu pengetahuan dan agama mengalami kemunduran.”
Kaum muslim hendaknya menjauhkan diri dari konsepsi yang salah ini, sebuah konsepsi yang membuat ilmu pengetahuan, agama dan ras manusia mengalami kerugian yang tak dapat ditutup. Kaum muslim juga jangan secara membabi-buta menganggap kontradiksi antara ilmu pengetahuan dan agama sebagai fakta yang tak terbantahkan.
Seperti diketahui, setiap agama tentunya didasarkan pada pola pikir tertentu dan konsepsi khusus tentang alam semesta. Tak syak lagi, banyak konsepsi dan interpretasi tentang dunia, meskipun boleh jadi menjadi dasar dari agama, tidak dapat diterima karena tidak sesuai dengan prinsip rasional dan prinsip ilmu pengetahuan. Karena itu, pertanyaannya adalah apakah ada konsepsi tentang dunia dan interpretasi tentang kehidupan yang rasional dan sekaligus sesuai dengan infrastruktur sebuah agama yang sangat tepat pada tempatnya?
Baca: Islam Agama Logika dan Argumentasi
Jika ternyata konsepsi seperti itu memang ada, maka tak ada alasan kenapa manusia sampai dianggap untuk selamanya ditakdirkan mengalami nasib buruk akibat kebodohan atau kedurhakaan. Hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama dapat dibahas dari dua sudut pandang.
Sudut pandang yang pertama adalah kita lihat apakah ada sebuah agama yang konsepsinya melahirkan keimanan dan sekaligus rasional, atau semua gagasan yang ilmiah itu bertentangan dengan agama, tidak memberikan harapan dan tidak melahirkan optimisme.
Sudut pandang kedua yang menjadi landasan dalam membahas hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan adalah pertanyaan tentang bagaimana keduanya ini berpengaruh pada manusia.
Baca: Pendidikan Agama Anak di Keluarga Menurut AlQuran (Bagian 1)
Apakah ilmu pengetahuan membawa kita ke satu hal, dan agama membawa kita kepada sesuatu yang bertentangan dengan satu hal itu? Apakah ilmu pengetahuan mau membentuk (karakter) kita dengan satu cara dan agama dengan cara lain? Atau apakah agama dan ilmu pengetahuan saling mengisi, ikut berperan dalam menciptakan keharmonisan kita semua? Baiklah, mari kita lihat sumbangan ilmu pengetahuan untuk kita dan sumbangan agama untuk kita.
Ilmu pengetahuan memberikan kepada kita cahaya dan kekuatan. Agama memberi kita cinta, harapan dan kehangatan. Ilmu pengetahuan membantu menciptakan peralatan dan mempercepat laju kemajuan. Agama menetapkan maksud upaya manusia dan sekaligus mengarahkan upaya tersebut.
Ilmu pengetahuan membawa revolusi lahiriah (material). Agama membawa revolusi batiniah (spiritual). Ilmu pengetahuan menjadikan dunia ini dunia manusia. Agama menjadikan kehidupan sebagai kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan melatih temperamen (watak) manusia. Agama membuat manusia mengalami pembaruan. Ilmu pengetahuan dan agama sama-sama memberikan kekuatan kepada manusia. Namun, kekuatan yang diberikan oleh agama adalah berkesinambungan, sedangkan kekuatan yang diberikan oleh ilmu pengetahuan terputus-putus.
Baca: Mengapa Agama Dijauhi?
Ilmu pengetahuan itu indah, begitu pula agama. Ilmu pengetahuan memperindah akal dan pikiran. Agama memperindah jiwa dan perasaan. Ilmu pengetahuan dan agama sama-sama membuat manusia merasa nyaman. Ilmu pengetahuan melindungi manusia terhadap penyakit, banjir, gempa bumi dan badai. Agama melindungi manusia terhadap keresahan, kesepian, rasa tidak aman dan pikiran picik. Ilmu pengetahuan mengharmoniskan dunia dengan manusia, agama menyelaraskan manusia dengan dirinya.