Imam Hasan al-Askari a.s. lahir di Madinah, 10 Rabiul Akhir 232 H (4 Desember 846 M). Beliau wafat di Samarra, 8 Rabiul Awal 260 H (4 Januari 874 M).
1- Dijuluki dengan al-Askari (militer) karena beliau dan ayahnya dipaksa tinggal di Samarra, Irak oleh penguasa Abbasiyah. Kala itu, Samarra merupakan kamp militer khilafah Abbasiyah.
2- Hal itu bertujuan agar penguasa dapat mengawasi secara ketat gerak-gerik Imam dan tidak mengizinkannya untuk berkomunikasi dengan para pengikutnya (Syiah) dan orang-orang dekatnya.
3- Pengekangan yang dialami Imam Hasan al-Askari a.s. memicu beliau untuk memilih beberapa deputi sebagai perantara komunikasi antara beliau dan Syiahnya. Utsman bin Sa’id ialah salah satu deputi semasa hidup beliau dan setelah wafatnya.
4- Imam Hasan al-Askari a.s. mengandalkan korespondensi sebagai media komunikasi utama dengan Syiahnya.
[*]
Baca: “Yang Salafi Jangan Cela Yang Sufi“