Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)

Karbala, Imam Husain,“Doakan aku ya! Sekarang aku sedang dalam perjalanan menuju bandara Soekarno-Hatta,” pesannya untukku.

Bahagia sekali hati ini membaca pesannya. Alhamdulillah, akhirnya kakakku berangkat juga untuk menziarahi cucunda tercinta Nabi Muhammad saw.

Masih teringat di benakku, dua minggu yang lalu aku mengunjunginya di rumah sakit, wajahnya pucat, kondisinya sangat lemah karena tubuhnya tidak bisa menerima asupan makanan apapun.

Dia pasrah dan berkata, “Kalau memang rezeki dan Imam Husein a.s. mengundang Kakak ke pusara beliau, Insyaallah Kakak segera diberi kesembuhan.”

“Semangat Kak, pasti Kakak sembuh,” ucapku memberinya semangat.

Memang sejak tahun lalu karena ada tiket promo Kakakku sudah membelinya untuk perjalanan ziarah ini. (Baca: Arbain Imam Husain as, antara Ritual Agama dan Wisata)

Alhamdulillah, semangat dan cintanya kepada cucunda Nabi saw., Imam Husein a.s. telah mengalahkan penyakitnya. Selamat Kakakku! Semoga Imam Husein a.s. menyambut kedatanganmu dan mengijabahi semua permohonan dan mengabulkan doa-doamu.

Mungkin adik-adik berfikir ada apa di sana? Kenapa orang-orang berlomba-lomba untuk berangkat ke sana? Bahkan sebagian dari mereka sudah menabung jauh-jauh hari untuk ziarah ke sana, sebagian lagi rela menjual perhiasan dan harta yang dimilikinya untuk berangkat. Subhanallah…

Mereka menyebut ziarah ini dengan Ziarah Arbain. Arbain dalam bahasa Arab artinya 40. Berarti ziarah Arbain adalah ziarah pada hari ke-40 setelah syahidnya Imam Husein a.s. beserta para sahabat beliau yang telah gugur syahid pada tanggal 10 Muharram tahun 61 H/680 M di padang Karbala, wilayah Irak saat ini.

Peristiwa penting ini diperingati setiap tanggal 20 bulan Shafar menurut perhitungan kalender tahun Hijriah. Menurut catatan sejarah bahwa tanggal 20 Shafar tahun 61 H/680 M adalah hari kembalinya para tahanan yang terdiri dari keluarga Nabi saw. setelah melalui perjalanan panjang yang melelahkan dan menyedihkan dari Syam ke Madinah dan kembali ke Karbala untuk menziarahi jenazah Imam Husain a.s. Pada hari itu juga, Jabir bin Abdullah Al-Anshari, salah seorang sahabat Nabi saw. juga datang untuk menziarahi makam Imam Husain a.s. (Baca: Fatwa Ziarah-1)

Oleh karena itu, para pencinta Nabi saw. dan Ahlul Bait beliau a.s. mempeingati hari bersejarah ini.

Pada peringatan hari Arbain, di Iran dan negara-negara lainnya yang mayoritas berpenduduk muslim Syiah diliburkan secara resmi. Mereka sibuk dengan penyelenggaraan majelis-majelis duka yang dilakukan di tempat-tempat umum dan secara terbuka. Mereka dengan berjalan kaki di jalan-jalan utama, sambil menyenandungkan syair-syair duka mengenang kesyahidan Imam Husain a.s. dan para pahlawan Karbala lainnya.

Dari hadis yang diriwayatkan Imam Hasan Askari a.s. disebutkan bahwa ziarah Arbain adalah salah satu ciri dari orang-orang mukmin. Berdasarkan hadis tersebut, umat muslim Syiah dari berbagai penjuru negeri melakukan perjalanan yang dimulai dari kota Najaf menuju kota Karbala dengan berjalan kaki. Ini adalah salah satu tradisi penting dari peringatan hari Arbain yang disemarakkan oleh muslim Syiah sedunia. Berjalan kaki untuk melakukan ziarah Arbain di Karbala adalah salah satu pelaksanaan dari anjuran para imam maksum a.s. yang disampaikan melalui sabda-sabda mereka.

Sejarawan menyebutkan bahwa kafilah tawanan Ahlul Bait a.s. dalam perjalanan dari Syam menuju Irak tiba di Karbala pada hari ke-40 setelah tragedi Asyura dan mereka melakukan ziarah di makam Imam Husain a.s. pada waktu itu. (Baca: Ziarah Imam Husein As.)

Dalam sebagian riwayat juga disebutkan bahwa hari ke-40 itu adalah hari “Maraddu Ar-Ra’s” (مَرَدّ الرَّأس‌) artinya adalah kembalinya kepala, dengan maksud hari Arba’in adalah hari kembalinya kepala Imam Husain a.s. yang sebelumnya telah dipisahkan dari tubuh suci beliau pada hari Asyura. Dan pada hari ke-40 setelah peristiwa tersebut itulah, kepala itu dikembalikan dan dimakamkan oleh Ahlul Bait a.s. Kemudian mereka melakukan ziarah.

Dengan adanya hadis-hadis yang menyebutkan mengenai besarnya keutamaan ziarah Arbain, umat muslim Syiah setiap tahunnya dari berbagai penjuru dunia melakukan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Karbala.

Qadhi Thabathabai menulis, “Perjalanan menuju Karbala pada hari Arbain telah ditradisikan umat Islam Syiah sejak masa hidup para imam maksum a.s. Bahkan disebutkan, tradisi ziarah Arbain tetap dilakukan pada masa kekuasaan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah, sekalipun mereka menetapkan larangan ketat untuk melakukan perjalanan tersebut.

Mungkin di antara adik-adik ada yang sudah pernah ikut berziarah dan melakukan perjalan ke Karbala bersama orang tua dan kafilah Arbain lainnya dari Indonesia dan negara-negara lain. Dan ada pula adik-adik yang tahun ini melakukan perjalan tersebut. Bagi adik-adik dan para pencinta Imam Husein a.s. lainnya semoga mendapatkan taufik untuk berziarah dan bergabung dengan kafilah-kafilah Arbain pada tahun-tahun berikutnya. Amin…[*]

Baca: Peran Imam As-Sajjad A.S. Usai Tragedi Karbala

 

No comments

LEAVE A COMMENT