Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Apa Filosofi di Balik Napak Tilas Perjalanan Arbain?

Setiap tahun, umat Islam memperingati Arbain, yang merupakan peringatan hari ke-40 setelah kesyahidan Imam Husain as. dan para sahabatnya. Ini adalah tradisi yang telah berlangsung selama 14 abad di mana mereka berkumpul di sekitar kota Karbala dan makam Imam Husain untuk meratapi perang yang tidak adil antara segelintir pasukan Imam Husain dan puluhan ribu pasukan Yazid Ibn Muawiyah. Peringatan ini terjadi di sekitar Karbala, dan umat Islam dari berbagai kota datang ke sini. Mereka berkumpul untuk berdoa dan melakukan ziarah ke makam Imam Husain dan sahabat-sahabatnya.

Perjalanan ini tidaklah mudah, memerlukan setidaknya tiga hari, banyak energi, dan waktu yang cukup. Jadi, mengapa umat Islam melakukannya? Apa latar belakang dan filosofi di balik tradisi ini? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, mari kita telusuri sejarah di balik Arbain Walk dan menjelajahi aspek-aspek penting dari peringatan ini.

Apa itu Perjalanan Arbain?

Sejarah perjalanan Arbain bermula dari kunjungan pertama putra Imam Husain, yakni Imam Sajjad, saudara perempuannya Zainab, dan anggota keluarga yang tersisa serta keluarga para syuhada lainnya kembali ke Karbala untuk menziarahi dan meratapi kematian orang-orang terkasih mereka tepat pada hari ke-40 setelah kematian mereka pada tahun 61 H. Pengunjung berikutnya adalah Jabir Ibn Abdullah Ansari.

Mengapa Berjalan Kaki?

Mengunjungi makam suci dan melakukan perjalanan ziarah kaki bukanlah tradisi baru atau terbatas pada zaman kita. Ini memiliki sejarah yang panjang, bahkan Nabi Adam sendiri melakukan perjalanan ziarah pertamanya saat mengunjungi Mekkah. Ini bukan hanya tradisi dalam Islam, melainkan juga dalam berbagai kepercayaan dan agama. Misalnya, Caesar berjanji kepada Tuhan untuk melakukan perjalanan ziarah ke Dome of the Rock jika dia memenangkan pertempuran melawan Kekaisaran Persepolis (Iran). Ia memenuhi janjinya setelah kemenangan tersebut.

Baca: Pesan Arbain Rahbar masih Relevan

Perjalanan ziarah sangat dianjurkan dalam Islam, dan tindakan ini dianggap sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah. Mengunjungi makam suci dua belas Imam as. bahkan lebih dipuji, terutama makam suci Imam Husain. Ketika seseorang melakukan perjalanan ziarah ke makam-makam ini, dia mendapatkan kesempatan untuk merenungkan sosok-sosok besar yang memperoleh kerelaan dan pujian Allah serta menjadi muslim sejati. Oleh karena itu, dalam setiap langkah yang diambil oleh seorang peziarah menuju makam Para Imam, terutama Imam Husain, dia semakin mendekat ke sumber berkat spiritual, membawanya kepada ribuan kebaikan dan menghapus ribuan keburukan dari pikiran dan jiwa.

Perjalanan Arbain bukan hanya tentang berjalan jauh, melainkan sebuah gerakan di mana meskipun dilakukan di tempat umum, para peziarah memiliki hubungan pribadi dengan Allah dan Imam Husain. Ini menciptakan bentuk baru dari ketergantungan dan keselarasan spiritual. Memikirkan tujuan dan sejarah di balik kematian Imam Husain, ketidakadilan yang diterima oleh keluarganya, dan pengabdian pengikut setianya membawa pertumbuhan dan perbaikan pribadi serta sosial.

Bertemu dengan Muslim lain, berbagi ide, dan menjalin persahabatan dengan Muslim dari berbagai negara adalah hasil sosial dari perjalanan ziarah ini. Seseorang menyadari bahwa mereka tidak sendirian dalam keyakinan mereka, dan mereka memiliki teman di seluruh dunia. Meskipun mungkin ada perbedaan, namun mereka memiliki satu persamaan, yaitu kepercayaan kepada Imam Husain dan tujuan yang benar.

Baca: Awal Mula Peristiwa Ziarah Arbain Husaini

Poin terakhir dan yang paling penting adalah bahwa pertemuan besar ini adalah persiapan untuk kemunculan Imam Mahdi afs, sang penyelamat yang ditunggu-tunggu dalam Islam. Perjalanan Arbain adalah untuk mempersiapkan pikiran dan jiwa bagi peristiwa besar ini. Dikatakan bahwa ketika Imam Mahdi afs muncul, beliau akan memperkenalkan dirinya sebagai putra Husain as., yang namanya telah dikenal oleh banyak orang melalui Perjalanan Arbain, yang merupakan salah satu pertemuan keagamaan terbesar di seluruh dunia dengan perkiraan 40 juta orang yang berpartisipasi, dan berita tentangnya disiarkan di seluruh dunia.

*Diterjemahkan dari website salamislam.com

No comments

LEAVE A COMMENT