Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Dewan Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Infografik: Peristiwa Sejarah Penting di Bulan Rajab

Bulan Rajab bukan sekadar salah satu dari empat bulan haram dalam kalender Islam. Dalam tradisi Ahlulbait, Rajab adalah bulan kesadaran sejarah—bulan ketika garis ilmu, kepemimpinan, dan perlawanan terhadap tirani tampak begitu jelas dalam perjalanan Islam.

Rajab dibuka dengan kelahiran Imam Muhammad al-Baqir as pada 1 Rajab 57 H. Di tengah upaya pengaburan ajaran Islam oleh kekuasaan Umayyah, Imam al-Baqir tampil sebagai pengurai ilmu-ilmu Islam. Melalui beliau, fondasi pemikiran Ahlulbait ditegakkan secara sistematis—menjadikan ilmu sebagai bentuk perlawanan paling mendasar terhadap penyimpangan agama.

Pada 3 Rajab, sejarah mencatat syahadah Imam Ali al-Hadi as (254 H). Hidup di bawah pengawasan ketat kekuasaan Abbasiyah, Imam Hadi menjaga kemurnian akidah umat tanpa kompromi terhadap tirani. Kepemimpinan beliau menegaskan bahwa imamah tetap hidup, bahkan ketika dibungkam secara politik.

Tanggal 13 Rajab menghadirkan peristiwa agung: kelahiran Imam Ali bin Abi Thalib a.s. di dalam Ka’bah. Ia adalah satu-satunya manusia yang lahir di rumah tauhid—sebuah isyarat sejarah bahwa wilayah, keadilan, dan kepemimpinan Islam sejati berakar pada dirinya. Ali a.s. bukan sekadar figur sejarah, melainkan poros peradaban Islam.

Rajab juga memperingati wafat Sayidah Zainab as pada 15 Rajab. Ia adalah penjaga risalah Karbala, suara kebenaran yang berdiri tegak di hadapan tirani Yazid. Tanpa Zainab, Karbala akan menjadi tragedi sunyi; dengannya, Karbala menjadi api kesadaran lintas zaman.

Pada 25 Rajab, umat Islam juga mengenang syahadah Imam Musa al-Kazhim as (183 H). Tahun-tahun penjara tidak memadamkan cahaya imamahnya. Justru kesabaran dan akhlak ilahi beliau menjadi bentuk perlawanan sunyi terhadap kezaliman penguasa.

Puncak Rajab tiba pada 27 Rajab: Bi’tsah Rasulullah ﷺ. Inilah awal kenabian dan revolusi tauhid—permulaan Islam sebagai jalan pembebasan manusia dari jahiliyah, penindasan, dan penghambaan kepada selain Allah.

Rajab, dengan seluruh peristiwa agungnya, mengajarkan bahwa Islam tidak pernah lahir untuk netral. Ia hadir melalui ilmu, kepemimpinan, dan keberanian moral. Rajab adalah pengingat: jalan Ahlulbait selalu berpihak pada kebenaran, meski harus berhadapan dengan kekuasaan yang zalim.


Share Post
No comments

LEAVE A COMMENT