Pagi ini seseorang berkata kepadaku: Betapa sendirinya engkau…
Betapa sensitifnya engkau, jawabku…meski fisikku tampak sendirian tapi hatiku bersama hati orang-orang yang bermawaddah dan berwilayah kepada keluarga suci Muhammad saw, lanjutku.
Bersama mereka kuayunkan kakiku…
Di atas bekas pijakan mereka kutapakkan kakiku…
Kutatap dunia dengan mata mereka…
Kugenggam dunia dengan tangan mereka…
Kuselamatkan manusia dengan rahmat Muhammad…
Kubela kaum lemah dengan kekuatan Ali…
Kusadarkan umat dengan cahaya Zahra…
Kucerahkan hati dengan kebijaksanaan al-Mujtaba…
Kugandeng tangan mustadh’afin dengan keagungan, kesabaran, keilmuan, ketabahan, kepekaan, keimanan, ketakwaan, kecerdasan, kelapangan hati, kebesaran jiwa, kegagahan, keberanian, ketangkasan, keikhlasan, keyakinan, kesiapan, kesigapan, kepastian, kemazluman, keterasingan, kehausan, duka, nestapa, dan air mata al-HUSAIN…
Kupersiapkan kafilah besar di bawah komando sembilan panglima keturunan al-Husain…
Kumantapkan hati, kutundukkan kepala, kusembahkan jiwa raga, harta dan semua yang kumiliki kepada Al-Mahdi…
Kuletakkan tangan di atas dada, kupersiapkan daya upaya tuk bela Khamenei sang wali Amri… Bersama mereka, masihkah kau kira aku kesepian dan sendirian?!
Tanpa mereka adalah kesunyian, kehinaan, kebingungan, kebimbangan, ketakutan, kekerdilan, dan kepapaan…
Jangan katakan aku sendirian, karena sesungguhnya hatiku bersama keluarga suci Muhammad saw dan pecinta mereka…
Ilahi wa Sayyidi wa Rabbi, wa Maulaya wa Malika Riqqi…kuatkan imanku, ilmuku, cintaku, keberanianku, kesabaranku dalam memikul amanat suci…
Anugerahkan selalu padaku kehidupan Muhammad dan keluarga Muhammad…karena tiada kehidupan seindah kehidupan mereka….
Matikan aku sebagaimana kematian mereka…karena tiada kematian semanis kematian mereka…
Demi Bunda Fathimah kabulkan hajat hamba yang lemah, hina, dan miskin papa ini….
(Alfaqir Thoha Musawa)