Sore itu itu hawa kota Madinah cukup panas. Akan tetapi, suasana terasa tenang dengan pemandangan yang indah. Nabi Muhammad SAW sedang duduk di teras rumahnya. Tiba-tiba muncul seorang Arab Badwi mendatangi Rasulullah.
“Wahai Rasullullah, aku telah menangkap seekor anak kijang betina. Aku ingin menghadiahkan kijang ini untuk kedua cucumu, Hasan dan Husein,”
Rasulullah menerima kijang itu dengan senang. Kijang itu mempunyai bulu coklat gelap dengan beberapa titik-titik putih di sekujur tubuhnya. Matanya hitam lucu dengan bentuk tubuh agak kurus. Ekornya bewarna coklat muda, dengan sedikit warna putih di sisi-sisi ekornya.
Setelah didoakan oleh Rasulullah, orang Badwi itu pamit. Tak lama kemudian, datanglah Hasan. Dia melihat anak kijang yang sedang dipegang oleh kakek nya. (Baca: Aktivitas Sosial Sayidah Fatimah)
“Kek! Aku mau anak kijang yang lucu itu! Boleh ya…?” kata Hasan memohon.
“Tentu cucuku sayang, ambillah,” kata Rasul sambil tersenyum.
KetikaHasan sedang bermain dengan kijangnya, adiknya Husein datang. Dia melihat anak kijang yang sedang bermain-main bersama kakaknya itu. Lalu dia bertanya.
“Kakak… darimana kau mendapatkan anak kijang itu?”
“Kakek yang memberikan untukku” jawab Hasan.
Mendengar itu Husein langsung berlari menemui kakeknya.
“Kakek! Kenapa kakek memberikan seekor kijang kepada kakak, tapi kepadaku tidak?!” tanya Husein.
Rasulullah berusaha menjelaskan bahwa kijang itu hanya satu ekor dan itupun pemberian seseorang. Akan tetapi, Husein terus meminta agar dia juga dikasih kijang. (Baca: Imam Husein Simbol Perdamaian dan Anti Kekerasan)
Rasulullah berusaha menenangkannya. Bukannya menjadi tenang, rengekan Husein malah menjadi-jadi. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca hendak menangis. Saat Rasulullah hampir putus asa menenangkan Husein, seekor induk kijang bersama anaknya berlari ke arah mereka berdua. Rupanya, di belakang mereka ada seekor serigala yang mengiring mereka ke sana. Serigala tersebut mendorong induk kijang itu dengan kepalanya agar kijang itu berdiri tepat di depan Rasulullah.
Ajaibnya, kijang itu bisa berkata-kata.
“Wahai Rasulullah, aku sebenarnya mempunyai dua anak. Salah satunya telah ditangkap pemburu dan dia memberikan hasil buruannya itu kepadamu. Aku merasa beruntung masih mempunyai satu anak lagi.
“Tetapi pada saat aku sedang menyusuinya, aku mendengar ada suara yang berkata, ‘Wahai kijang, cepatlah bawa anakmu yang tertinggal kepada Rasulullah. Saat ini, Husein sedang berada di depan kakeknya dengan keadaan hampir menangis. Jika Husein menangis, Malaikat Muqarrab akan ikut menangis. Jika ada setetes saja air mata mengalir di pipi Husein, niscaya kau akan dimakan serigala yang berada di depanmu.’ (Baca: Ziarah Imam Husein As.)
“Nah, tepat pada saat itulah ada serigala yang muncul di depanku. Aku langsung berlari secepat-cepatnya menuju ke sini. Sebenarnya, aku khawatir tidak akan tiba tepat waktu, karena hutan tempat kami tinggal sangat jauh dari rumahmu. Alhamdulillah, Allah menjadikan bumi terlipat untukku. Dan inilah aku, berhasil tba ke sini sebelum Husein menangis,”
Mendengar kisah tersebut, Rasul langsung mendoakan si kijang dengan kebaikan dan keberkahan. Husein pun mengambil anak kijang tersebut lalu pergi ke ibundanya Fatimah dengan riang gembira.
Betapa sangat berharganya air mata Husein, dan betapa setianya kijang itu.[*]
(Diceritakan ulang oleh Reza dari buku “40 Kisah tentang Imam Husein” karya Abdullah Salehi)
Baca: Kisah Sepasang Pengantin