Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Manifestasi Kepribadian Imam Muhammad Baqir a.s.

Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib as atau yang terkenal dengan sebutan Imam Baqir a.s. merupakan imam Mazhab Syiah yang kelima, dan menjadi imam selama 19 tahun. Masa keimamahan Imam Baqir a.s. bertepatan dengan era kelemahan pemerintahan Bani Umayah dan perebutan kekuasaan di antara mereka. Imam Baqir a.s. pada periode tersebut telah membuat gerakan pengembangan ilmu yang sangat luas yang mencapai puncaknya pada periode keimamahan putranya Imam Shadiq a.s. Beliau lahir pada 1 Rajab 57 H (677 M) di Madinah.

Seluruh sifat yang mulia tertanam kuat pada pribadi Imam Muhammad Baqir a.s. sehingga layak untuk memimpin umat ini. Imam yang agung ini memiliki kelebihan-kelebihan spiritual, kecerdasan yang luhur, dan keutamaan-keutamaan jiwa serta akhlak yang mulia. Imam Baqir a.s. adalah sosok  manusia yang memiliki kesempurnaan sebagai manusia, beliau memegang tampuk imamah pasca  ayahnya, Imam Ali Sajjad a.s. Kitab-kitab sejarah mencatat keutamaan-keutamaannya yang hanya  merupakan sepercik air dari limpahan samudera keutamaan. Beberapa keutamaan Imam Muhammad  Baqir as yang tercatat antara lain:

Ketabahan (Hilm)

Imam a.s. dikenal memiliki sifat ketabahan yang sangat luar biasa. Semua ahli sejarah mencatat tentang bagaimana imam tidak pernah membalas keburukan terhadap oknum-oknum yang menzaliminya. Bahkan imam selalu berusaha membalasnya dengan kebaikan dan memaafkannya. Di antara sifat hilm beliau adalah, diriwayatkan suatu ketika seorang laki-laki dari Ahlulkitab menyerang beliau sambil mengolok-oloknya. Dia mengatakan: Engkau sapi (baqar)!

Imam a.s.menghadapinya dengan lemah lembut, disertai senyuman yang dipenuhi penghormatan  sambil berkata: Bukan, aku ini Baqi!

Si Ahlulkitab mengatakan lagi kata-kata yang buruk: Kamu tak lebih dari anak seorang pembantu!

Imam malah tersenyum dan tidak memperlihatkan sikap permusuhan sambil mengatakan:ltukah  yang kamu katakan (tentangku)!

Rupanya laki-laki Ahlulkitab ini tidak mau menghentikan ocehannya. la mengatakan lagi: Kamu  adalah anak si budak negro yang dekil lagi lusuh!

Imam tetap tidak marah. Beliau berkata dengan penuh kesantunan: Jika engkau benar semoga Allah mengampuninya. Namun, bila engkau tidak benar, semoga Allah mengampunimu.”

Mulut si Ahlulkitab terbungkam. la baru menyadari kemuliaan akhlak Imam yang tidak berbeda dengan akhlak para nabi. Kemudian ia menyatakan masuk Islam. (Bihar al-Anwar, jil. 46, hal. 289)

Baca: Imam Baqir dan Universitas Para Ilmuwan

Imam Muhammad Baqir a.s. telah memperlihatkan sifat-sifat mulia Rasulullah Saw yang senantiasa  memperlakukan orang yang membencinya dengan kecintaan dan kasih sayang. Imam pun berusaha mempertautkan hati mereka serta menyatukan mereka dalam kalimat tauhid.

Kesabaran

Sabar merupakan sifat-sifat zatiah yang melekat pada diri para imam suci Ahlulbait, terutama saat  mereka menghadapi kesulitan-kesulitan dalam memperjuangkan kebenaran. Kesabaran mereka  sudah sangat terbukti dan terejewantahkan dalam menghadapi segala cobaan dan dalam situasi yang sangat kritis yang gunung pun sudah tidak sanggup lagi memikulnya. Imam Husain a.s. telah membuktikan kesabarannya di medan perjuangan Karbala dalam menghadapi kekuatan-kekuatan  musuh yang sangat hebat. Kata-kata Imam sendiri menunjukkan hal itu: Aku akan sabar atas ketetapan-Mu, ya Rabb, karena tidak ada yang layak disembah selain-Mu.”

Dan Imam Muhammad Baqir a.s. bersabar seperti ayah-ayahnya yang menanggung cobaan dan olok-olokkan. Di antara cobaan tersebut antara lain:

  • Ketika para penguasa menggariskan kebijakan untuk mencaci-maki keluarganya dan kehormatannya secara resmi di mimbar-mimbar, lmam a.s. menerima semua yang didengar dan dilihatnya dengan penuh kesabaran. Memasrahkan segala perkara kepada Allah Yang Mahabijaksana.
  • Di antara cobaan yang harus ditanggung Imam dengan penuh penderitaan dan kesedihan yang sangat mendalam adalah operasi penyiksaan terhadap para pengikut Ahlulbait serta pembunuhan di tangan-tangan algojo dan para kaki tangan penguasa zalim. Imam harus menahan diri, demi para pengikutnya, dengan kekuatan kesabaran karena ia sendiri pun diawasi secara ketat oleh aparat.

Imam Muhammad Baqir a.s. mempersenjatai dirinya dengan kesabaran untuk membantu dirinya dalam menyelesaikan problematika berat hidupnya. Beliau menghadapi tantangan zaman dengan optimisme serta iman yang lekat. Beliau menanggung caci-maki seraya menyerahkan segala hal tersebut pada Allah Ta’ala.

Kedermawanan

Ciri lain yang tidak mungkin pupus dari ingatan manusia sepanjang zaman tentang kepribadian imam-imam Ahlulbait adalah kedermawanan mereka yang selalu mengulurkan tangan pada fukara (orang-orang berkekurangan) dan peminta-minta. Sehingga seorang penyair mengabadikannya   dalam bait-bait syairnya berikut ini:

Seandainya ada keagungan di dalam diri orangorang lain maka aku akan memilih mereka. Namun, seandainya engkau membukakan mata atas apa yang ada di rumahrumah mereka. Engkau akan mengetahui betapa agungnya mereka sehingga engkau tidak perlu merasa ragu lagi. Cahaya kenabian dan kemuliaan terpusat dalam aura mereka yang senantiasa menyalanyala.

Keinginan untuk membahagiakan orang lain dan membantu siapa saja telah menjadi sifat alamiah Imam Muhammad Baqir a.s. yang tidak mungkin tercerabut dari akar jiwanya.

Penghormatan pada Kaum Fakir

Orang-orang fakir di mata Imam Muhammad Baqir a.s. adalah kelompok manusia yang harus selalu diperlakuan secara istimewa. Para ahli sejarah mengatakan bahwa Imam a.s. memberi pesan kepada  keluarganya, jika ada  peminta-minta datang kepada mereka agar jangan berkata padanya: Hai pengemis, ambillah ini.” Tapi mereka diberi pesan agar mengatakan padanya: Wahai hamba Allah, semoga engkau mendapat keberkahan.Bahkan Imam pun pernah berpesan: Julukilah mereka dengan namanama yang terbaik.

Memperjuangkan Pembebasan Budak

Obsesi  Imam Baqir a.s. adalah membebaskan budak di mana pun dan kapan pun beliau berada. Imam memiliki 60 budak dan sepertiganya telah Imam bebaskan sebelum dirinya wafat.

 Imam Baqir as Menurut Para Ulama

Ibnu Hajar Haitami menulis: “Abu Ja’far Muhammad Baqir a.s. menyingkap khazanah ilmu yang terpendam, hakikat hukum, hikmah-hikmah dan kebijksanaan yang tidak tertutupi keculi oleh unsur-unsur tanpa bashirat atau buruknya niat. Dengan demikian, ia digelari dengan “Baqirul Ulum” atau pembuka dan penyingkap ilmu, penghimpun ilmu dan penegak panji ilmu. Ia menghabiskan umurnya dalam ketaatan kepada Allah Swt dan telah sampai pada kedudukan orang-orang arif, diCmana bahasa tidak mampu melukiskan sifat-sifatnya. Ia memiliki banyak perkataan dalam bidang suluk dan pengetahuan.” (Al-Shawaiq al-Muhriqah, hal. 201)

Abdullah bin ‘Atha, seorang ulama besar zaman Imam Baqir a.s. berkata: “Aku tidak melihat ulama yang rendah di hadapan siapa pun, kecuali ulama yang ada di hadapan Abu Ja’far (yakni Imam Baqir as).” (Sibth Ibnu al-Jauzi, Tadzkirah al-Khawash, hal. 337)

Baca: 12 Hadis Pilihan Imam Muhammad Baqir a.s.

Dzahabi menulis tentang Imam Baqir a.s. : “Ia adalah di antara orang yang terkumpul padanya ilmu, amal, kebesaran, kemuliaan, ketenangan dan terpercaya. Dan ia memiliki kelayakan untuk khilafah.” (Siru A’lam al-Nubala’, jil. 4, hal. 402)

*Disarikan dari buku Biografi Imam Muhammad Baqir – Penerbit Al-Huda & Wikshia

No comments

LEAVE A COMMENT