Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Mesias ala Yahudi – Dua Pendekatan yang Berseberangan

Oleh: Ustaz Husein Alkaff

Makna Mesias

Mesias, messiah, atau dalam bahasa Arab al-masih, menurut keyakinan orang Yahudi adalah juru selamat yang akan mengembalikan diaspora orang-orang Yahudi di berbagai belahan dunia ke Eretz Yisrael, atau Zion.

Mereka sejak lebih dari dua ribu tahun terusir dari Palestina karena, menurut keyakinan mereka, kegagalan mereka mematuhi Torah sehingga Allah mengirim kepada mereka para penguasa yang membenci dan memusuhi mereka.

Baca: Apa Maksud Slogan ‘Menghapus Rezim Zionis’ yang Kerap Dikumandangkan Saat Peringatan Hari Quds Sedunia?

Orang-orang Yahudi diaspora ini dari masa ke masa dan dari generasi ke generasi menanamkan keyakinan bahwa mereka kelak akan kembali bersatu dalam sebuah kerajaan di tanah Israel (Eretz Yisrael) di bawah pimpinan Juru Selamat (mesias).

Dua Pendekatan Mesias

Keyakinan akan mesias ini diyakini oleh semua orang Yahudi, baik yang patuh dengan agama Yahudi (ortodoks) maupun yang tidak patuh (sekuler). Namun ada perbedaan dalam menafsirkan mesias ini; antara penafsiran Yahudi Ortodoks dan Yahudi Sekuler.

Orang Yahudi Ortodoks meyakini mesias secara literal atau tekstual bahwa ia adalah seorang figur suci yang akan datang menyelamatkan mereka dari kehidupan diaspora dan mengembalikan mereka ke tanah Israel.

Mereka meyakini bahwa cara yang harus dilakukan dalam menanti kedatangan mesias adalah doa dan beribadah serta mengikuti ajaran Torah secara utuh.

Baca: Lima Pertanyaan Penting Seputar Palestina

Mereka menolak penantian mesias melalui usaha-usaha mereka sendiri, seperti lobi-lobi politik dengan para penguasa atau dengan pembebasan tanah demi menyiapkan tanah yang dijanjikan sebagaimana yang dilakukan oleh Yahudi Sekuler.

Sementara Yahudi Sekuler untuk mewujudkan tanah Israel mempunyai pendekatan pragmatis bukan dogmatis. Pendekatan yang mereka lakukan bukan dengan menanti mesias tetapi dengan usaha lobi-lobi politik kepada para pemimpin negara-negara kuat seperti Khalifah Otman-Turki, Raja Inggris dan Raja Perancis, dan menggalang dana dari para pengusaha Yahudi yang sukses dan kaya raya untuk membebaskan tanah, baik dengan cara membeli maupun merampas, bagi berdirinya Negara Israel. Ikatan mereka dengan tanah Israel lebih karena faktor kepentingan politik dan kekuasaan bukan karena faktor agama semata.

Zionisme, Pro dan Kontra

Zion sendiri adalah sebuah bukit di Palestina dan ia menjadi simbol yang mengikat orang-orang Yahudi untuk mengingatkan mereka pada tanah Israel.

Zionisme pada mulanya bagian dari ajaran agama yang memberikan spirit untuk kembali ke tanah Israel. Namun pada akhir abad 19, Zionisme bermetamorfosis menjadi sebuah gerakan untuk mewujudkan Negara Israel secara praksis, yang kemudian menjadi sebuah Organisasi Zionis Dunia (WZO) pada tahun 1897.

Baca: Keistimewaan Bangsa Yaman dalam Pandangan Alquran, Hadis dan Sejarah

Gerakan Zionis ini didirikan oleh orang-orang Yahudi sekuler dari kalangan para politikus, pengusaha, wartawan dan aktivis di Rusia, Eropa dan Amerika. Tokoh terpenting dari mereka adalah Theodor Herzl (lahir tahun 1860), seorang politikus ulung dan pelobi handal dan Alphonse James de Rothschild seorang bankir dan pengusaha kaya raya dari keluarga Rothschild yang menguasai perbankan dan perusahaan emas di hampir seluruh negara Eropa bahkan dunia.

Demi melancarkan usahanya mendirikan Negara Israel, selain dengan melobi para pemimpin dunia yang berpengaruh seperti Sultan Abdul Hamid Otsmani, orang-orang Yahudi-Zionis juga menggunakan pendekatan agama demi mendapat dukungan para rabi Yahudi Ortodoks dengan mengatakan bahwa gerakan Zionisme ini adalah pewujudan dari Mesias.

Gerakan Zionisme ini tidak diterima oleh semua orang Yahudi, khususnya orang-orang Yahudi Ortodoks, dan juga oleh beberapa ilmuwan Yahudi terkenal seperti Albert Einstein. Bahkan sebagian dari mereka menentang gerakan Zionisme ini karena dianggap sebagai bid’ah dan sesat, yang justru akan memperlambat kedatangan Mesias, Sang Juru Selamat.

Baca: Imam Ali Khamenei: Soal Palestina, Kalian Akan Ditanya oleh Rasulullah SAW

Ala kulli hal, baik yang pro maupun yang kontra terhadap gerakan Zionis ini, orang-orang Yahudi, yang ortodoks maupun yang sekuler, tetap mendambakan sebuah tanah Israel yang dijanjikan, namun dengan dua pendekatan yang berbeda; menanti Mesias dengan ibadah/doa dan gerakan praksis Zionis.

No comments

LEAVE A COMMENT