Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Muhammad SAW; Teladan Sepanjang Masa

Muhammad, TeladanKakak ucapkan selamat atas kelahiran manusia agung sepanjang masa, Nabi Muhammad Al- Mustafa SAW.

Pepatah mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang.” Nah supaya adik-adik semakin kenal dan sayang kepada Rasulullah SAW, yuk kita simak kisah menarik di bawah ini:

Kesabaran Nabi SAW

Pada suatu hari Nabi SAW sedang duduk bersama para sahabat di masjid dan asyik berbincang-bincang. Tiba-tiba seorang budak perempuan kecil dari kaum Ansar memasuki masjid. Budak kecil itu mendekati Nabi SAW. Ia mengambil dan menarik jubah beliau secara diam-diam.

Nabi SAW menyadari perbuatan budak kecil tersebut. Beliau segera bangkit karena menyangka budak perempuan itu ada keperluan dengan beliau. Namun setelah beliau SAW berdiri, ia tidak menyampaikan apapun. Beliau pun tidak mengucapkan sepatah kata dan tetap duduk di tempat semula. (Baca: Nusaibah, Pahlawan Perempuan di Perang Uhud)

akhlak-mulia-nabi-sawBudak kecil perempuan sekali lagi menarik jubah Nabi SAW dan beliau pun bangkit. Kejadian itu terulang hingga tiga kali. Kali keempat, saat Nabi SAW berdiri, budak kecil itu menyobek bagian belakang kain jubah beliau SAW dan mengambil potongan kain itu, lalu ingin membawanya pergi.

Para sahabat yang menyaksikan peristiwa itu memelototinya sambil mengatakan, “Wahai budak kecil, apa yang telah kamu lakukan? Nabi SAW bangkit dari tempat duduk beliau hingga 3 kali karenamu dan kamu tidak mengatakan apa-apa? Pada akhirnya kamu menyobek kain jubah beliau, kenapa kamu melakukan hal itu?”

Budak kecil perempuan itu berkata, “Di rumah kami, ada yang sakit. Keluarga di rumah itu mengutusku supaya aku membawakan sepotong kain jubah Nabi SAW. Mereka akan mengikatkan potongan kain jubah itu kepada yang sakit agar menjadi sembuh. Setiap kali aku ingin menyobek sebagian kain jubah beliau SAW, aku malu dan tidak mampu.”

Mendengar ucapan polos budak kecil itu, Nabi SAW tidak marah sedikitpun bahkan dengan senang hati beliau mengantarkannya untuk kembali ke rumah hingga di luar masjid. (Baca: Nilai-nilai Keagamaan)

Nah begitulah ceritanya. Kisah di atas, disamping menunjukkan akhlak mulia beliau, yaitu kesabaran yang luar biasa, juga ada yang menarik untuk diperhatikan. Apakah adik-adik bisa menyebutkannya?

Majikan yang mengutus budak perempuan kecil itu ingin bertaburruk dengan kain jubah Nabi SAW. Ia meyakini hal itu bisa menyembuhkan keluarganya yang sakit. Nabi pun tidak melarang perbuatan itu dan bahkan ikut mengantarkan budak kecil itu hingga di pelataran masjid.

Nah adik-adik bisa bayangkan bagaimana bila kita bertabarruk dan bertawassul dengan orang-orang dekat beliau atau Ahlul Bait? Ahlul Bait Nabi tentunya jauh lebih mulia dan berarti dari jubah beliau SAW. Insya Allah melalui perantara Ahlul Bait, Nabi SAW akan mengantarkan kita kepada ridha Ilahi dan surga-Nya.

Sedikit Demi Sedikit, Lama-lama Menjadi Bukit

Dalam salah satu perjalanan bersama para sahabat, Rasulullah SAW sampai di sebuah wilayah tandus, tanpa rumput dan semak. “Kita membutuhkan kayu untuk membuat perapian. Cari dan kumpulkanlah kayu bakar,” kata Nabi. (Baca: Tak Bolehkah Debat dalam Agama?)

Para sahabat berkata, “Ya Rasulallah, coba tengok, betapa tandusnya wilayah ini, tidak tampak kayu sama sekali.”

“Bagaimanapun juga, setiap orang harus dapat mengumpulkan semampunya dan sekecil apapun,” sahut beliau.

Kemudian para sahabat bergerak menuju padang tandus. Mereka mencari dengan seksama. Bila menemukan batang sekecil apapun, langsung mereka memungutnya. Masing-masing mengumpulkan dan membawa kayu semampu mereka.

Saat semua sahabat membawa apa yang dapat ditemukan, terkumpullah tumpukan kayu yang menjulang. Maka Nabi SAW bersabda, “Seperti inilah perumpamaan dosa-dosa kecil, sama persis seperti kayu-kayu kecil. Pada mulanya dosa-dosa tersebut tidak berarti, akan tetapi bila diperhatikan dengan seksama, akan tampak besar dan begitu banyak.”

Dalam peribahasa atau pepatah disebutkan: Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Artinya, usaha sekecil apapun, bila dilakukan terus-menerus, pada akhirnya akan tampak besar juga. (Baca: Syafaat Cucunda Nabi Muhammad saw)

Mengikat Tali Unta

Kafilah berjalan sudah cukup lama. Keletihan tampak dari raut muka dan diri mereka. Ketika sampai di sebuah persinggahan yang terdapat air, kafilah berhenti. Rasulullah SAW berada di antara rombongan kafilah itu. Beliau menghentikan unta, merundukkan dan turun darinya.

akhlak-nabi-sawSemua orang ingin segera sampai ke tempat air dan mempersiapkan diri untuk mendirikan shalat. Setelah turun dari unta, Nabi SAW berjalan menuju tempat air. Namun sebelum sampai ke sana, tanpa berbicara apapun kepada orang lain, beliau berbalik arah dan kembali ke arah kendaraannya.

Para sahabat terheran-heran dan saling berkata, “Apakah Nabi SAW tidak berkenan di tempat ini dan ingin bergerak kembali untuk mencari tempat lain.”

Rombongan kafilah menantikan instruksi beliau SAW. Mereka bertambah heran ketika menyaksikan Nabi mengambil tali unta dan mengikatkan pada tempatnya. Setelah itu, beliau SAW kembali ke tempat semula. (Baca: Pemimpin Hakiki, Pelayan Sejati)

Para sahabat serentak berkata, “Wahai Rasulallah, kenapa Anda tidak memerintahkan kepada kami untuk melakukan hal itu? Kenapa Anda menyibukkan diri untuk itu? Kami bersedia melayani Anda dengan penuh kebanggaan.”

“Jangan pernah kalian meminta tolong orang lain untuk melakukan pekerjaan sendiri dan jangan menyandarkannya kepada orang lain, meskipun hanya untuk sepotong kayu siwak,” nasehat Nabi SAW.

Bagaimana adik-adik kisah-kisahnya, luar biasa, kan? Semuanya penuh hikmah dan pelajaran. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap sisi kehidupan Nabi SAW dan Ahlul Bait a.s. lalu kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Demikianlah akhlak mulia junjungan kita Nabi besar Muhammad saw, semoga kita mampu menteladani beliau SAW.[*]

Baca: Akhlak Mulia (1)


No comments

LEAVE A COMMENT