Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Tips Menghafal Quran dari Al Hafiz Muntazar Al Mansuri

Dua bersaudara Hafuzh Al WQuran: Muntazhar dan Muhamad Baqir

Dua bersaudara Hafuzh Al Quran: Muntazar dan Muhamad Baqir

Publik Indonesia mungkin masih mengingat sebuah buku fenomenal berjudul “Doktor Cilik Hafal dan Paham Al Quran” yang menjadi best seller dan dicetak ulang hingga sekitar 15 kali. Buku ini berkisah tentang bocah dari Iran yang mampu menghafal Quran berserta makna dan tafsirnya pada usia 5 tahun, serta mampu bercakap-cakap dengan menyitir ayat-ayat Al Quran. Di halaman 17 buku tersebut, sang “Doktor Cilik” yang bernama Sayid Muhammad Husein Tabatabai ini berfoto bersama 5 hafiz cilik lainnya. Dua di antaranya adalah kakak-beradik asal Irak, bernama Muntazar Hasan al Mansuri dan Muhammad Baqir Al Mansuri.

Setelah sekian tahun berlalu, kedua hafiz cilik Irak itu telah tumbuh besar dan diundang ke berbagai negara untuk mengajarkan pembacaan dan penghafalan Quran. Beberapa waktu yang lalu, keduanya datang ke Indonesia, diundang oleh Darul Quran Indonesia. Safinah berkesempatan mewawancarai Al Hafiz Muntazar Al Mansuri. Berikut kutipannya.

Safinah: Bagaimana cara Anda menghafal Al Quran?

Al Hafiz Muntazar: Saya memulai hafal Quran di usia 5 tahun dan menyelesaikan hafalan 30 juz di usia 7 tahun. Adik saya, Muhammad Baqir, mulai menghafal usia 3 tahun dan selesai di usia 5 tahun.

Awalnya, orang tua kami di rumah sering menyetelkan kaset bacaan Al Quran Syekh Minsyawi. Lalu ortu kami melihat bahwa kami sangat suka dan mampu menirukan bacaan Al Quran itu dengan bacaan yang dianggap bagus. Bahkan saat itu kami juga mampu menghafalkan juz 30. Proses ini terjadi dalam selang waktu 3 bulan. Kemudian orang tua kami memasukkan kami dalam program hafalan Quran. Kami mulai menghafal juz 29, lalu juz 1 hingga 28. Keseluruhannya bisa kami hafalkan dalam jangka waktu 2 tahun.

Pengalaman kami, di tahun pertama kami berhasil menghafal 7 juz, dan di tahun kedua, kami menghafalkan sisanya, yaitu 23 juz.

Safinah: Apakah cara Anda menghafal sama dengan Sayid Tabatabai (menggunakan metode isyarat)?

Al Hafiz Muntazar: Tidak. Tapi setelah kami hafal 30 juz, kami bergabung dengan beliau di Jamiatul Quran dan mempelajari beberapa teknik menghafal Quran yang menarik, misalnya, menghafal awal ayat di tiap halaman. Hal ini dalam rangka menghidupkan program hafalan Quran yang menyenangkan. Kami hadir dalam berbagai berbagai forum bersama beliau.

Safinah: Ada sebagian orang berpendapat, menghafal Quran terlalu banyak akan memberikan tekanan kepada anak sekolah, karena mereka harus hafal Quran ditambah hafal berbagai pelajaran sekolah. Apa pendapat Anda?

Al Hafiz Muntazar:  Saya tidak setuju dengan pendapat demikian. Justru karena menghafal Quran, ingatan anak-anak jadi kuat, anak pun lebih cerdas. Hal ini bisa dibuktikan pada apa yang terjadi pada kami. Di tahun pertama, kami hanya mampu menghafal 7 juz, lalu tahun kedua kami bisa menghafal 23 juz. Artinya terjadi percepatan dalam kekuatan hafalan kami. Saya punya keyakinan bahwa menghafal Al Quran justru malah membuat orang memiliki kemampuan lebih dalam memahami pelajaran-pelajaran lainnya.

Safinah: Kalau begitu, apa saran Anda pada anak-anak yang enggan menghafal Quran karena dia sudah merasa punya beban di pelajaran-pelajaran lainnya?

Al Hafiz Muntazar: Hal ini sangat bergantung lingkungan si anak, yaitu sekolah dan rumahnya. Jika lingkungan mendorong anak tersebut untuk menjadikan Al Quran bukan sebagai prioritas, maka itulah yang terjadi. Misalnya, ortu mendorong anak untuk menjadikan pelajaran-pelajaran lain sebagai prioritas, maka menghafal Quran menjadi berat. Tapi bila sebaliknya yang ditekankan adalah hafalan Quran, hafalan Quran itulah yang akan membantu dia memahami pelajaran-pelajaran lainnya.

Dan ini sudah kami praktekkan di lembaga kami, Darul Quran Al Karim fi Attabil Husainiyah (Irak). Kami menambahkan materi pelajaran-pelajaran umum di samping hafalan Quran, terbukti terjadi percepatan pemahaman dibanding anak-anak yang tidak menghafal Quran. Mereka juga tidak merasa terbebani. Tapi yang pertama kali  diajarkan adalah Al Quran dulu.

Sebagian anak yang belajar di Darul Quran ini adalah para pelajar di sekolah umum, namun karena yang dijadikan prioritas adalah menghafal Quran, mereka bisa menghafalnya dalam 3 tahun dan pada saat yang sama mereka bisa sukses berprestasi di sekolah.

Safinah: Apa saran Anda untuk para pelajar madrasah umum yang ingin menghafal Quran?

Al Hafiz Muntazar: Yang paling penting adalah mereka harus mengalokasikan waktu khusus untuk menghafal (disusun program khusus) dan dilakukan secara disiplin. Dalam program ini harus dijaga dengan baik dua hal, yaitu menghafal dan murojaah karena sangat mungkin orang menghafal tapi hafalannya menjadi sia-sia karena dia lupa. Untuk itu, mereka harus punya waktu khusus yang diatur agar tidak mengganggu aktivitas belajar di sekolah umum.

Safinah: Kebanyakan orang rajin baca Al Quran di bulan Ramadan, tapi setelah itu semangatnya hilang. Apa saran dari Anda agar kita tidak malas membaca Al Quran?

Kemalasan itu tidak akan terjadi jika kita mengetahui dan meyakini hal-hal yang terkait dengan pahala dan keutamaan bagi orang yang membaca atau menghafal Al Quran. Banyak sekali riwayat dari Baginda Nabi SAW dan para imam alaihimus-salam yang terkait dengan betapa besarnya pahala yang dijanjikan Allah kepada orang yang membaca dan menghafal Al Quran. Harus juga diingat bahwa Al Quran adalah kalam Ilahi sehingga ketika kita membca Al Quran, sesungguhnya pada saat itu Allah sedang bicara dengan kita. Pemahaman seperti ini akan menimbulkan kelezatan dan rasa suka yang sangat besar terhadap kegiatan membaca Al Quran. Ketika rasa suka ini muncul dalam diri seseorang, tentu dia tidak mungkin merasa malas dalam membaca Al Quran.

Latest comment

LEAVE A COMMENT