Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Sosok Ayatullah Ja’far Subhani

Ayatullah Uzma Ja’far Subhani adalah seorang faqih sekaligus pakar ushul fikih, mufasir sekaligus ahli ilmu Rijal, teolog sekaligus sastrawan dan filsuf sekaligus sejarawan.

Ayatullah Ja`far Subhani lahir di kota Tabriz pada tanggal 28 Syawal 1347 HQ, bertepatan dengan tanggal 20 Farvardin 1308 HS, dari keluarga terhormat yang terkenal dengan keilmuan,ketakwaan dan kemuliaan. Ayah beliau bernama Ayatullah Muhammad Husein Subhani Khiyabani seorang ulama kota Tabriz. Ia melakukan berbagai aktivitas seperti menulis, mengajar dan membimbing masyarakat selama lebih dari lima puluh tahun.

Setelah menamatkan pendidikan dasar, Ayatullah Subhani mempelajari berbagai disiplin ilmu Hauzah seperti pelajaran sastra, Syarh Lum`ah, kitab Muthawal, Manthiq Mandzumah dan ilmu-ilmu tingkat tinggi (suthuh) lainnya di bawah bimbingan Syeikh Mirza Mahmud Fadhil, Syekh Hasan Nahwi, Syekh Ali Akbar Nahwi dan Muhammad Ali Mudaris Khiyabani. Selain aktif melakukan kegiatan belajar, mengajar dan berdiskusi, beliau juga gemar berkarya. Pada usia muda, sekitar tujuh belas tahun beliau menulis dua buku berjudul “Mi’yarul Fikr” yaitu buku tentang logika dan “Muhadzab al-Balaghah”, buku mengenai ilmu Ma’ani, Bayan dan Badi’.

Gholam Yahya  dan Ja`far Pishehvari adalah dua pemimpin kelompok demokrat yang muncul  pada tahun 1325 HS, dan pembentukan pemerintahan yang beraviliasi pada Uni Soviet telah membuat sempit ruang gerak aktivitas belajar dan mengajar Ayatullah Subhani. Untuk itu, dengan terpaksa beliau berhijrah ke kota Qom. Di Hauzah ilmiah kota Qom, beliau menyempurnakan beberapa mata pelajaran yang belum sempat diselesaikan di kota Tabriz di bawah bimbingan Ayatullah Haj Mirza Muhammad Mujahidi Tabrizi dari tahun 1327 HQ sampai 1379 HQ, Ayatullah Haj Mirza Ahmad Kafi dari tahun1318 HQ sampai 1412 HQ, dan Ayatullah Uzma Gholpaighani pada tahun 1414 HQ.

Seusai menuntaskan pelajaran tingkat menengah Ayatullah Subhani melanjutkan pelajaran tingkat tinggi yang biasa disebut dengan “Bahtsul Kharij”  di bawah bimbingan Ayatullah Boroujerdi, Ayatullah Sayid Muhammad Hujjat Kuhkamari,  Ayatullah Khomaini, Sayid Muhammad Bad Kubeh’i dan Allamah Sayid Muhammad Husein Thabathaba’i

Ayatullah Subhani mulai mengajar ilmu-ilmu pengantar sejak masih dalam proses belajar pada tahun 1362 HQ, dan pada usia 18 tahun beliau aktif mengajar di Hauzah Ilmiah Qom. Kemudian beliau melanjutkan dengan mengajar di tingkat tinggi “Bahtsul Kharij”. Hingga kini, kurang lebih selama empat kali beliau mengajar di tingkat “Bahtsul Kharij” sampai selesai. Setiap kali mengajar “Bahtsul Kharij” memakan waktu sekitar enam tahun. Kitab berjudul “Al Mahshul fi Ilmil Ushul” adalah salah satu diantara banyak catatan yang lengkap hasil pengajaran beliau. Selain itu, selama bertahun-tahun beliau mengajarkan kitab Asfar Arba’ah (filsafat) kepada murid muridnya. Di antara murid-muridnya pun kini sudah menjadi guru filsafat. Tidak hanya filsafat, fikih dan ushul fikih, beliau juga mengajarkan teologi, ilmu rijal, dirayah, sejarah islam, Milal wa an Nihal, tafsir dan sastra. Dapat dibilang beliau telah mengkontribusikan karya karyanya yang berharga di setiap bidang ilmu dan bermanfaat untuk masyarakat khususnya, para pelajar. (Baca: Makna Rahasia Beragam Nama Surah Al-Fatihah)

Ayatullah Subhani sebagai penanggung jawab rubrik tafsir al Quran majalah Maktabe Islam, selama bertahun-tahun menangani terjemahan sekaligus penafsiran al Quran. Beliau menganggap pentingnya tafsir tematis al Quran lantaran al Qur’an telah membahas berbagai tema pada beragam tempat yang terpisah. Ayat-ayat yang berkenaan dengan satu tema tersebar di berbagai tempat. Bahkan betapa banyak ayat-ayat tentang satu tema yang tersebar di beberapa surat. Oleh karenanya, pengumpulan ayat-ayat yang berkaitan, pengamatannya secara majemuk dan keterangan serta pencerahan dari hadis para imam maksum sa, diperlukan untuk sampai pada pandangan dan kesimpulan universal dari ayat-ayat al Quran perihal tema tertentu. Patut diingat, Allamah Majlisi adalah ulama pertama yang membuka pintu tafsir tematis al Quran. Di dalam kitabnya “Bihar al-Anwar” beliau mengumpulkan ayat-ayat yang terkait dengan tiap-tiap bab, kemudian melakukan penafsiran singkat terhadapnya.

Ayatullah Subhani dalam hal ini fokus pada kajian dan penafsiran ayat-ayat tentang akidah Islam. Aktivitas ini pada akhirnya menghasilkan sebuah buku tafsir yang luar biasa berjudul “Mafahim al Quran” dalam tujuh jilid. Sejak pertama terbit dan didistribusikan, buku tafsir ini mendapatkan perhargaan dari berbagai ulama dunia Islam.

Sejak usia muda, Ayatullah Subhani yang terbiasa menulis dan berkecimpung di dalam dunia penelitian selama 48 tahun, sangat merasakan besarnya nilai dan manfaat hasil penelitian yang bersumber dari referensi-referensi otentik. Untuk itu, beliau senantiasa berpikir untuk mendirikan lembaga khusus penelitian supaya peneliti dan penulis dapat merujuk kepada khazanah perpustakaan secara langsung. Kemenangan revolusi Islam Iran membuka peluang dan kesempatan terrealisasinya keinginan ini. Berkat tekad yang bulat dan usaha yang keras serta bantuan dari sejumlah dermawan, beliau sukses mendirikan yayasan pendidikan dan penelitian “Imam Shadiq” pada tahun 1359 HS, dan diresmikan bertepatan dengan hari raya Ghadir Khum. (Baca: Makna Al-Ghadir dalam Penjelasan Imam Khamenei)

Kendatipun pada mulanya tujuan didirikannya yayasan ini untuk menyediakan perpustakaan khusus bagi para peneliti dan penulis, tetapi mengingat tuntutan zaman dan kebutuhan lain yang mendasar maka beliau menambahkan beberapa program yang di antaranya sebagai berikut;

1- Membina potensi-potensi muda untuk penelitian di bidang ilmu ilmu Islam khususnya ilmu tafsir, hadis dan akidah.

2- Menghidupkan kembali teks-teks Islami dan meneliti karya-karya peninggalan ulama ulama Syi’ah

3- Menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar agama

4- Membuat dan menyebarkan brosur-brosur yang memuat persoalan-persoalan agama.

Sejak dibukanya jurusan jurusan khusus seperti tabligh, tafsir dan teologi di Hauzah Ilmiah Qom, Ayatullah Subhani dipercaya sebagai penanggung jawab jurusan teologi Islam. Selama empat tahun dengan kesabaran beliau membimbing para pelajar jurusan ini. Secara keilmuan pendidikan ini setingkat doktoral. Oleh sebab itu, para pelajar yang berhasil melewati jenjang ini siap menjadi guru filsafat dan teologi. Ayatullah Subhani salah satu ulama yang melakukan perlawanan sengit terhadap wahabisme. Buku-buku beliau tentang Wahabisme berubah menjadi gelombang besar yang melahirkan kesadaran Islam di berbagai negara muslim. Di antara buku buku beliau adalah al Wahabiyah fi al Mizan, Ayine Wahabiyat, al Tauhid wa al Syirk fi al Qur’an al Karim, al Syafa’ah wa Mafhumuha, dan al Tawassul.

Buku-buku ini lah yang menyingkap kesalahan dan penyimpangan Wahabisme sehingga banyak sekali kelompok beragama yang terhindar dari bahaya Wahabisme tersebut, khususnya kelompok-kelompok beragama di Maroko dan Sudan. Kenyataan ini dapat dilihat secara jelas dari surat-surat penghargaan yang dikirimkan kepada beliau dari berbagai penjuru dunia. (Baca: Takfiri Zaman Kini)

Di tengah kesibukan mengajar, mendidik, berceramah di lembaga-lembaga resmi, menulis artikel di berbagai majalah terkemuka, wawancara dengan berbagai pihak, dakwah, mendirikan lembaga penelitian dan menerbitkan majalah ilmiah, mengarang banyak buku di berbagai bidang agama seperti tafsir, hadis, fikih, ushul fikih, teologi, sejarah, filsafat, milal wa nihal, rijal, dirayah dan ilmu ilmu sastra, berikut ini adalah di antara karya karya beliau yang sangat berharga;

1. Manshure Javidane Qur’an. 14 jilid

2. Mafahim al Qur’an. 7 jilid

3. Asalate Ruh az Nazare Quran

4. Al-Tauhid wa al-Syirk fi al Qur’an al Karim.

5. Syura dar Qur’an va Nahjul Balaghah

6. Ahmad Mau’udi Injil

7. Maktabe Wahy

8. Khatamiyat az Nazare Qur’an va Hadis va Aql

9. Burhane Resalat

10. Jahan Binie Islami

11. Fi Dzilli Ushul al Islam

12. Ma’ade Insan va Jihad

13. Rahe Khoda Shenasi

14. Mashdar al Wujud

15. Jabr va Ikhtiyar

16. Husn va Qubhe Aqli

17. Tawassul

18. Falsafehye Islami va Ushule Dialektik

19. Nadzariyah al Makrifah.

20. Sarnevesht az Didgahe Ilm va Falsafe

21. Shenakht dar Falsafeye Islami

22. Hasti Shenasi dar Maktabe Shadrul Muta’allihin

23. Tahlili az Falsafeye Marx

24. Furughe Abadiyat

25. Furughe Welayat

26. Zendeganie Imaman beh Zabane Sadeh

27. Buhuts fi al Milal wa al Nihal

28. Bozgasyt beh Asre Iman

29. Ramze Piruziye Mardane Bozorg

30. Porsesyha va Pasukhha

(sadeqin.net)

Baca: Infografis: Doa Kumail tentang ‘Isham

 

No comments

LEAVE A COMMENT