Terjemah
- Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4. kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.
5. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,
6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,
7. kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,
8. kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).
Sebab Turun
Al-Qurthubi dan Fakh al-Razi menyebutkan bahwa surah ini turun karena ada beberapa kabilah yang membanggakan diri mereka dengan harta dan jumlah mereka yang banyak. Untuk itu, mereka pergi ke kuburan-kuburan untuk menghitung jumlah mayat dari kabilahkabilah mereka.
Tafsir
Surat ini mengecam manusia yang membanggabanggakan kekayaan dan keluarga atau kelompoknya. Begitu besarnya mereka membanggakan jumlah keluarga dan kelompoknya, sehingga mereka mendatangi kuburankuburan keluarga dan kelompok mereka untuk menghitung jumlah mereka yang sudah mati.
Baca: Tundukkan Dunia
Kemudian ayat-ayat berikutnya mengingatkan mereka, bahwa mereka akan mengetahui akibat dari berbangga-bangga itu di akhirat nanti. Sebagian ahli tafsir menyatakan ayat ketiga mengingatkan mereka akan kematian dan alam barzakh, sedangkan ayat keempat mengingatkan mereka akan hari mahsyar. (al-Amtsal)
Jika manusia itu mengetahui akibat dari berbangga-bangga dengan ilmu yaqin, maka mereka akan melihat neraka sebelum Kiamat. Sehubungan dengan ini, Thabathabai berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “melihat neraka” dalam ayat ini adalah melihatnya sebelum Kiamat dengan mata hati. Itu merupakan buah dari keyakinan yang dalam, seperti yang diungkapkan pula dalam ayat: Dan demikian pula, Kami perlihatkan kepada Ibrahim malakut langit dan bumi agar dia menjadi orangorang yang yakin. (QS. al An’am: 75)
Malakut adalah alam batin dari alam fisik (‘alam mulk). Juga ada yang menafsirkan bahwa melihat neraka terjadi setelah Hari Kiamat, bukan sekarang.
Dua penafsiran ini bisa digabungkan dengan pengertian, orang-orang yang mempunyai ilmu yaqin dapat melihat neraka di dunia, sedangkan kebanyakan manusia, khususnya orang-orang kafir, melihatnya setelah Kiamat.
Kemudian setelah Kiamat, semua manusia akan melihat neraka dengan ‘ainul yaqin, yaitu keyakinan yang murni dan sesungguhnya. Kemudian mereka akan dimintai pertanggung jawaban tentang semua kenikmatan yang diberikan Allah Swt, baik kenikmatan lahiriah, seperti kesehatan, maupun maknawiyah, seperti iman, ilmu dan akhlak mulia.
Baca: Allah Swt menjadikan dunia sebagai tempat ujian, dan akhirat sebagai tempat balasan
Dalam Majma al-Bayan disebutkan sebuah riwayat bahwa yang akan dipertanyakan pada Hari Kiamat adalah kecintaan kepada Rasulullah dan keluarganya, melalui mereka Allah Swt memberi petunjuk kepada umat manusia.
Yaqin dan Tingkatan-tingkatannya
Yaqin artinya ialah mengetahui sesuatu dengan jelas dan pasti. Dari beberapa riwayat disimpulkan bahwa yaqin merupakan jenjang keimanan yang paling tinggi. Yaqin sendiri bertingkat-tingkat;
- Ilmu yaqin yaitu keyakinan yang diperoleh oleh seseorang ketika mendapatkan bukti yang kuat, seperti meyakini adanya api karena melihat asapnya.
- ‘Ainul yaqin yaitu keyakinan yang diperoleh seseorang ketika dia melihat langsung sesuatu, seperti meyakini adanya api karena dia melihatnya langsung.
- Haqqul yaqin yakni keyakinan yang diperoleh oleh seseorang karena dia melihat dan merasakannya, seperti meyakini bahwa api itu panas selain karena dia melihat api, dia juga pernah menyentuh atau masuk ke dalam api.
*Disadur dari Tafsir Juz Amma karya Ustaz Husain Alkaff