Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Tafsir Surat al-Humazah

Terjemah:

  1.       Celakalah bagi pengumpat dan pencela.
  2.       (Yaitu) orang yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.
  3.       Dia menganggap bahwa hartanya dapat menjadikannya kekal.
  4.       Sama sekali tidak. Dia pasti akan dilemparkan ke dalam Huthomah.
  5.       Tahukah kamu apa Huthomah itu?
  6.       (Yaitu) neraka Allah yang dinyalakan,
  7.       yang membakar ulu hati.
  8.       Neraka itu ditutup rapat di atas mereka,
  9.       (sedangkan mereka diikat) di tiang-tiang yang panjang.

Sebab Turun Surat

Al-Qurthubi menyebutkan bahwa menurut sebagian riwayat, surat ini turun berhubungan dengan Walid bin al-Mughirah yang selalu mengumpat dan mencela Rasulullah Saw. Menurut riwayat yang lain, surat ini turun karena beberapa tokoh kaum musyrikin dan musuh-musuh Islam seperti; Akhnas bin Syuraiq, Umayyah bin Khalaf dan al-‘Ash bin Wail.

Tafsir

Meskipun surat ini diturunkan karena sejumlah orang tertentu, tetapi kecaman yang ada dalam surat ini berlaku bagi siapa pun yang mempunyai sifat-sifat buruk yang disebutkan di dalamnya. Sama halnya, dengan surat-surat lain yang ada sebab turunnya.

“Humazah” dan “lumazah” adalah dua kata yang terkadang digunakan untuk arti yang sama, dan terkadang untuk arti yang berbeda. Sebagian ahli tafsir mengartikan Humazah dengan pengumpat dan lumazah sebagai pencela, tetapi ada juga yang mengartikannya sebaliknya. Ibnu Abbas r.a. dalam menafsirkan dua kata ini berkata: “Mereka adalah orang-orang yang suka mengadu domba, memisahkan antar para kekasih dan menjelekkan manusia”.

Baca: Tafsir Surat al-Buruj

Pada saat diturunkannya surat ini, orang yang berperilaku buruk dan jahat kepada Rasulullah Saw adalah orang yang menumpukkan kekayaan dan selalu menghitung-hitungnya. Dia menduga dan berharap bahwa harta yang dikumpulkannya itu dia dapat membuatnya hidup selamanya. (Tafsir al-Amtsal)

Sebagian besar manusia, karena kecintaannya pada harta, menjadikan harta sebagai tujuan hidup bukan sebagai perantara. Sehingga ketika mereka mendapatkan harta, maka mereka menyayanginya dan menjaganya. Itu dikarenakan cara pandangnya terhadap dunia sebagai tujuan hidup. Dalam logika mereka bahwa mereka telah bersusah payah mencari harta, maka sangat tidak logis membagikannya kepada orang lain. Cara pandang terhadap dunia seperti ini akan menjadikan seseorang itu kikir.

Dalam pandangan Islam, harta tidak lain dari karunia Allah Swt. Harta adalah sarana untuk melakukan kebaikan. Seorang yang mendapatkan karunia Allah Swt hendaknya bersyukur dengan bersedekah dan menyantuni fakir miskin.

Kepada mereka yang menganggap bahwa harta akan menjadikan mereka kekal, Allah Swt mengancam bahwa mereka akan dihempaskan ke dalam neraka yang akan meluluh lantahkan anggota badan mereka.

Huthomah secara bahasa berarti menghancurkan dan meremukkan. Huthomah adalah tingkatan khusus dari neraka, api neraka ini membakar manusia bukan dari bagian luar manusia, tetapi dari bagian dalam manusia yang menyembul ke bagian luar. Selain itu, mereka juga diikat dengan tiang-tiang yang panjang di dalam tempat yang tertutup rapat.

Ancaman Allah Swt yang keras ini sengaja diarahkan kepada mereka yang mengumpat dan mencela Rasulullah Saw dan mencela kaum mukminin, karena dengan mencela dan mengumpat itu, mereka telah membakar dan melukai hati kaum mukminin.

No comments

LEAVE A COMMENT