Ketika rombongan tawanan Karbala sampai di batas kota Damaskus, mereka diperintahkan berhenti. Kemudian Yazid diberitahu tentang kedatangan mereka, dan Yazid pun lalu menentukan tanggal kapan mereka boleh masuk ke dalam kota. Para tawanan keluarga Nabi diikat dengan tali dengan diperlakukan laksana binatang. Jika salah seorang tersandung, maka ia akan segera dicambuk.
Sesampainya di istana Damaskus terlihat Yazid sedang duduk di singgasananya dan nampak senang saat melihat 44 tawanan datang. Kepala Imam Husain a.s. kemudian diletakkan di atas nampan emas. Yazid kemudian memukul gigi-gigi Imam Husain dengan tongkat dan berkata: “Wahai Husain, engkau telah membayar pemberontakanmu.”
Ketika Sayidah Zainab dan rombongan melihat aksi arogan itu, mereka pun menangis pilu, dan banyak dari hadirin yang merasa malu. Namun Yazid tetap merasa girang dengan apa yang ia anggap kemenangannya itu. Ia kemudian berkata kepada para tawanannya: “Leluhurku yang terbunuh di Badar telah terbalaskan pada hari ini. Sekarang jelaslah bahwa Bani Hasyim baru saja mementaskan permainan untuk memperoleh kekuasaan, dan tak akan ada lagi wahyu yang turun.”
Tanpa merasa takut, Zainab segera berdiri dan berseru hingga semua hadirin mendengar:
“Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, salawat serta salam kepada kakekku Sayid ar-Rasulillah. Wahai Yazid, Allah berfirman dan firman-Nya adalah benar, ‘Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya. (QS. ar-Rum: 10)’
Wahai Yazid, apakah engkau yakin bahwa engkau telah berhasil menutup langit dan bumi bagi kami, bahwa kami telah menjadi tawananmu dikarenakan kami dibawa ke hadapanmu dalam suatu barisan, dan bahwa engkau telah menguasai kami? Apakah engkau yakin bahwa kami telah direndahkan dan dihinakan oleh Allah, sementara engkau diberi kemuliaan dan kehormatan oleh-Nya? Engkau telah membual tentang kemenangan yang engkau katakan, sehingga engkau merasa girang dan bangga. Engkau mengira bahwa engkau telah memperoleh kebaikan dunia, urusanmu telah terbereskan, dan kepemimpinan kami telah jatuh ke tanganmu. Tunggulah sebentar. Jangan terburu-buru senang. Tidakkah engkau ingat akan firman Allah:
Baca: Peran dan Pengorbanan Sayidah Zainab di Karbala
Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan. (QS. Ali Imran: 178)
Wahai putra budak-budak yang dimerdekakan, apakah ini keadilanmu di mana engkau biarkan putri-putri dan budak-budak wanita kalian memakai hijab, sementara putri-putri Rasulullah diarak dari satu tempat ke tempat lain tanpa hijab? Engkau telah menistakan kami dengan melepas hijab dari wajah kami. Orang-orangmu membawa kami dari satu kota ke kota yang lain, di mana semua orang, baik yang tinggal di bukit maupun yang tinggal di tepi sungai telah menonton kami. Yang dekat maupun yang jauh, yang miskin mau pun yang kaya, yang pendek maupun yang tinggi memakukan pandangan mereka kepada kami, sementara tak ada keluarga pria kami yang turut bersama kami sehingga mereka bisa memberikan pertolongan dan dukunga kepada kami.
Wahai Yazid, apa pun yang telah engkau lakukan telah membuktikan penentanganmu kepada Allah, perlawananmu kepada Rasul-Nya, kepada Alquran dan as-Sunah yang telah disampaikan oleh Rasulullah dari Allah. Perbuatanmu memang tak mengherankan, karena orang yang dulu moyangnya telah mengambil hati dari tubuh-tubuh para syuhada, orang yang dagingnnya tumbuh dari darah orang-orang salih, orang yang berperang melawan Sayid ar-Rasulillah, orang yang memobilisasi orang-orang untuk memerangi beliau, dan orang yang menghunus pedang melawan beliau, mestilah melebihi semuaorang Arab dalam kekafiran, dosa, dan permusuhan terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Ingatlah bahwa tindakan jahat dan perbuatan dosa yang telah engkau lakukan adalah hasil dari kekafiran dan kesembronoan lama, yang sekarang engkau lanjutkan dikarenakan para moyangmu terbunuh di Badar. Bagaimana mungkin seorang yang memandang kami dengan mata kebencian, dengki, dan dendam tidak akan memusuhi kami? Ia pun telah membuktikan bahwa dirinya seorang kafir, menyatakannya melalui lidahnya, dan memproklamirkan dengan senang hati dan berharap bahwa para moyangnya hidup kembali untuk melihat prestasinya dan berkata: ‘Wahai Yazid, semoga tanganmu tak kehilangan kekuatan, engkau telah memberikan pembalasan yang baik untuk kepentingan kami.’
Wahai Yazid, engkau sedang memukul-mukul bibir Imam Husain dengan tongkatmu di depan hadirin. Padahal itu adalah bibir yang biasa dicium Rasulullah. Namun wajahmu tetap menampakkan keasyikan dan kesenangan. Demi hidupku, dengan membunuh sang penghulu para pemuda penghuni surga, putra sang pemimpin bangsa Arab (Ali a.s.), dan matahari dari keturunan Abdul Muthalib, engkau telah memperparah Iuka kami dan telah sempurna menjatuhkan kami. Dengan membunuh Husain bin Ali, engkau telah mencapai kedekatan dengan para moyang kafirmu itu. Engkau memproklamirkan tindakanmu dengan bangga, dan jika mereka melihatmu maka mereka akan menyetujui perbuatanmu dan berdoa agar Allah tak membuat tanganmu cacat.
Wahai Yazid, jika saja engkau memiliki cukup hati untuk memperhatikan perbuatan jahatmu, maka engkau pasti akan menginginkan tanganmu cacat dan terputus dari sikumu, dan engkau pasti berharap bahwa orangtuamu tak pernah melahirkanmu, karena engkau mengetahui bahwa Allah tak menyukaimu. Ya Allah, berikanlah hak-hak kami. Balaslah mereka yang telah menindas kami.
Wahai Yazid, engkau melakukan apa yang engkau mau, tetapi ingatlah bahwa engkau telah memotong-motong kulit dan dagingmu sendiri menjadi serpihan-serpihan. Engkau segera akan dibawa ke hadapan Rasulullah. Engkau akan dibebani dengan beratnya dosa-dosamu, karena menumpahkan darah keturunan beliau dan menghinakan keluarga beliau. Engkau akan dibawa ke hadapan semua anggota keluarga beliau. Yang tertindas akan tercela dan para musuh akan dihukum.
Wahai Yazid, tidak semestinya engkau membesar dengan kegembiraan setelah membunuh keturunan Rasul. ‘Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapatrezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka.’ (QS. Ali Imran: 169-170)
Cukuplah Allah sebagai Hakimmu, Rasulullah sebagai lawanmu, dan Jibril sebagai pendukung kami dalam menentangmu. Mereka yang telah menjadikanmu pemimpin dan menyusahkan Muslimin dengan kepemimpinanmu, akan segera mengetahui apa yang sedang menanti mereka. Akhir dari para tiran adalah penderitaan.
Baca: Imam Ali Khamenei: Sudahkah Kita Seperti Zainab?
Wahai Yazid, aku berbicara kepadamu untuk memperingatkanmu akan azab pedih yang akan menimpamu. Karena itu, semestinya engkau bersedih karena engkau menjadi salah seorang dari mereka yang hatinya keras, jiwanya menentang, tubuhnya sibuk dengan menentang Allah; dan mereka pun berada dalam kutukan Rasulullah. Engkau juga termasuk di antara mereka yang hatinya dijadikan sebagai tempat tinggal dan berkembangbiaknya setan.