Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Tingkat Spiritual Munajat Syakbaniyah di Antara Munajat-munajat Lainnya

Seseorang bertanya kepada Imam Khomeini tentang alasan di balik penjelasan yang begitu mendalam terkait dengan doa Syakbaniyah dan sejenisnya. Kemudian ia memohon penjelasan mengenai mengapa amalan-amalan ibadah yang paling dianjurkan pada bulan Rajab dan Syakban adalah membaca doa tersebut. Selain itu, ia ingin mengetahui sejauh mana pengaruh doa-doa tersebut, baik secara fisik maupun spiritual, dalam membentuk kepribadian rohani dan irfani. Imam memberikan jawaban:

Doa-doa yang dibawa oleh para Imam Maksum as, seperti Munajat Syakbaniyah, Doa Kumail, dan Doa Simat, merupakan serangkaian doa yang membentuk manusia sempurna. Telah diriwayatkan bahwa semua Imam Suci membaca Munajat Syakbaniyah. Doa-doa tersebut membawa manusia keluar dari kegelapan. Ketika manusia keluar dari kegelapan, ia akan menjadi manusia yang bekerja hanya untuk Allah, memegang senjata dan berperang, serta bangkit semata-mata untuk Allah Swt.

Tidak sedikit orang yang meremehkan pengaruh doa pada jiwa. Padahal, semua berkah dan kebaikan berasal dari para pembaca doa. Mereka yang membaca doa, meskipun dengan kelemahan dan hanya dengan lisan, jauh lebih baik daripada yang tidak berdoa sama sekali. Walaupun kecil, zikir lisan itu pasti memiliki pengaruh. Orang-orang yang menunaikan salat, meskipun dengan kualitas yang rendah, jauh lebih baik daripada yang sama sekali tidak melakukan salat. Jiwa mereka akan lebih terdidik dan relatif tidak rusak.

Jika kita menghitung kasus-kasus kejahatan dan kriminal, maka akan kita temukan bahwa kasus kejahatan yang dilakukan oleh kaum santri jauh lebih sedikit daripada jumlah kasus yang dilakukan oleh non-santri.

Orang yang mengatakan bahwa dirinya tidak memerlukan Al-Qur’an dan doa-doa, sama dengan menolak Al-Qur’an. Allah Swt berfirman: “Serulah Aku, niscaya Aku akan kabulkan seruanmu.” Allah Swt merindukan rintihan dan doa para hambanya, dan Dia berjanji untuk mengabulkan permintaan mereka. Semoga Allah Swt membantu kita untuk menjadi ahli doa, zikir, dan ahli Al-Qur’an. Insya Allah. Para Imam Suci menjelaskan banyak persoalan dengan bahasa doa. Ada perbedaan yang mencolok antara bahasa doa dan bahasa yang digunakan oleh para imam untuk menjelaskan hukum. Sebagian besar persoalan spiritual, metafisik, dan persoalan Ilahiah, serta segala yang berhubungan dengan makrifatullah, dijelaskan oleh para Imam Suci melalui bahasa doa.

Mungkin kita rajin membaca doa sampai selesai, tetapi kita tidak memperhatikan maknanya, sehingga pada dasarnya kita tidak memahami apa yang hendak disampaikan oleh para imam melalui doa-doa tersebut.

Jika Anda membaca kumpulan doa para Imam Suci, maka kekuatan jiwa Anda akan meningkat dan roh Anda akan terasa ringan. Selain itu, doa-doa tersebut juga memudahkan saksi [atau syahadah].

Doa-doa yang dianjurkan pada bulan-bulan tertentu, terutama bulan Rajab, Syakban, dan Ramadhan, memiliki pengaruh besar terhadap penguatan jiwa. Jika hati pembaca dapat menampung hikmah dari doa-doanya, maka rohnya akan menjadi tangguh dan jalan menuju cahaya akan terbuka lebar. Doa-doa ini memiliki kekuatan untuk mengeluarkan manusia dari berbagai kegelapan dan membawa mereka menuju cahaya mutlak.

Doa-doa yang diwariskan oleh para Imam Suci memiliki peran penting dalam membebaskan manusia dari kegelapan, keresahan, dan kebimbangan. Doa-doa ini menjadi senjata bagi manusia untuk menyelamatkan diri dari ikatan dan keterikatan kepada alam fisik yang menyengsarakan dan memenjarakan manusia dalam kebingungan dan kegelisahan. Doa-doa ini membentuk manusia sejati, menuntun mereka pada jalan yang lurus, yaitu jalan kemanusiaan.

Setiap perbuatan dimulai dengan pikiran dan renungan terhadap tindakan tersebut. Jika jiwa lemah, maka manusia tidak akan mampu berbuat apa-apa. Oleh karena itu, yang pertama kali perlu dilakukan adalah memperkuat jiwa dan berserah kepada Tuhan. Doa-doa ini mengajak manusia untuk berlindung kepada Tuhan, karena Dia adalah poros kekuatan. Para Imam Suci selalu menasihati agar manusia tidak bergantung kepada selain Allah, karena hanya Dia yang memberikan kekuatan. Orang yang memiliki Tuhan tidak perlu takut kepada siapa pun atau apa pun.

*Disadur dari buku Cahaya Sufi – Imam Khomeini

Share Post
No comments

LEAVE A COMMENT