Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

VIDEO – Akankah Imam Husein as. Membaiat Yazid?

Imam Husein ‘alaihissalam

Setelah kematian Muawiyah, Yazid menulis surat kepada gubernur Madinah, Walid bin Utbah, berisi perintah mengambil baiat dari al-Husain untuk Yazid secara langsung. Jika al-Husain menolak, “Bunuhlah dia, dan kirim kepalanya kepadaku”.

Walid bimbang dengan perintah ini, bagaimana cara melaksanakannya? Karena dia mengenal al-Husain dan tahu bahwa al-Husain tidak akan berbaiat kepada Yazid.

Maka dia mengundang Marwan bin Hakam untuk bermusyawarah dengannya. Akhirnya keduanya sepakat untuk memanggil al-Husain dan mengambil baiat darinya.

Imam Husain mengetahui muslihat dan makar bani Umayah. Beliau sudah menduga, bahwa urusan ini ada kaitannya dengan kematian Muawiyah dan masalah baiat darinya. Maka beliau meminta beberapa orang dari para pengikut dan keluarganya untuk menemaninya. Pesan beliau kepada mereka, “Kalian ikut bersamaku! Jika aku masuk, tunggulah kalian di depan pintu. Bila kalian mendengar suaraku meninggi, maka masuklah ke dalam menuju aku.”

Kemudian Imam datang dan masuk. Beliau mendapati keduanya bertemu setelah saling berpisah. Beliau berkata kepadanya, “Jalin hubungan lebih baik dari putus hubungan. Keretakan (hubungan) masih lebih baik dari kerusakan. Kini kalian berdua telah berkumpul kembali. Semoga Allah sambungkan tali hubungan kalian.”

Walid: “Wahai Abu Abdillah…kami mendapat kabar hari ini putra paman kami, Muawiyah, wafat di Syam”

“Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”, ucap Imam.

“Dan ini surat dari putranya, Yazid. Dia menginginkan baiat Anda untuk dirinya. Sebaiknya Anda tidak mematahkan tongkat (khilafah) ini dengan mematuhinya, dan tidak mencabik persatuan yang telah dibentuk Allah.”

Imam Husain as.: “Saya melihat Anda tidak puas jika saya membaiat Yazid secara rahasia, sehingga saya membaiatnya secara terbuka.”

“Tentu… tentu!”, sahut Walid.

“Anda lihat sendiri, menurut Anda pun begitu”, ucap Imam.

Walid: “Kalau begitu pergilah dengan izin Allah, sampai Anda datang lagi kepada kami dengan kehadiran khalayak umum.”

Marwan berbisik, “Demi Tuhan, jika kau biarkan sesaat al-Husain pergi dari sisimu tanpa berbaiat, kau takkan mendapat kesempatan itu lagi untuk selamanya, hingga ada yang terbunuh antara pihakmu dan dia!”

“Haah..!”, seru Walid terkejut. “Bagaimana menurutmu, wahai putra Al-Hakam?”

Marwan: “Tangkap saja dia, jangan biarkan dia pergi sehingga membaiat, atau penggal lehernya!”

Imam Husein teriak lantang: “Hai kau anak si Zarqa`, kau mengancam akan membunuh aku ataukah dia?! Masalah sudah selesai.. ”

Dari luar terdengar oleh para pengikut Imam suara tinggi beliau. Maka mereka (masuk dengan) menghunuskan pedang. Marwan merasa takut. Lalu Imam Husein keluar bersama para pengikutnya hingga sampai di rumah beliau.

Demikianlah Imam Husein mengambil sikapnya dengan bijak dan perencanaan yang detail, terhadap persekongkolan Marwan dan rencana jahatnya yang tersembunyi untuk membunuh beliau, demi mendapatkan baiat dari beliau secara paksa.

“Demi Allah, takkan kuserahkan (baiat) kepada kalian dengan tanganku ini seperti seorang yang menghinakan diri dalam memberi, dan aku takkan menyerah kepada kalian seperti pengakuan seorang budak.”

(Imam Husein as)

Written by
No comments

LEAVE A COMMENT