Bulan Ramadan sudah mendekati akhir. Dalam hitungan kalender bulan qamariyah, jumlah hari pada satu bulan tidak bisa lebih dari 30 hari sesuai dengan kaidah ilmiah pergerakan Bumi, Matahari, dan Bulan. Itulah kenapa pengamatan hilal selalu dilakukan pada hari ke-29 setiap bulan dan waktu pengamatan hilal selalu terkait dengan itsbat awal bulan sebelumnya.
Adapun penentuan waktu pengamatan hilal awal Syawal 1442 H tidak bisa lepas dari itsbat awal Ramadan 1442 H dan secara tidak langsung berkaitan dengan waktu terjadinya Ijtimak akhir Ramadan yaitu Rabu, 12 Mei 2021 pukul 02:00 WIB.
Berkenaan dengan waktu pengamatan hilal awal Syawal 1442 H untuk wilayah Indonesia, paling tidak ada 2 asumsi berikut konsekuensinya:
Asumsi 1: Jika awal Ramadan jatuh pada Selasa, 13 April 2021
Konsekuensinya: pengamatan hilal awal Syawal 1442 H akan dilaksanakan pada Selasa, 11 Mei 2021 dalam kondisi:
Hilal mustahil dirukyat di seluruh wilayah Indonesia karena Ijtimak baru terjadi pada Rabu, 12 Mei 2021 pukul 02:00 WIB.
Asumsi 2: Jika awal Ramadan jatuh pada Rabu, 14 April 2021
Konsekuensinya: Pengamatan hilal awal Syawal 1442 H akan dilaksanakan pada Rabu, 12 Mei 2021 dalam kondisi sebagai berikut:
Berlaku kesesuaian waktu pantau dengan data karena Ijtimak akhir Ramadan 1442 H terjadi pada pukul 02:00 WIB hari yang sama, 12 Mei 2021.
Usia hilal sudah lebih dari 13 jam untuk lokasi pantau paling timur Indonesia (Jayapura, Papua) dan seluruh Indonesia masuk dalam kategori hilal di atas ufuk.
Dari kedua asumsi di atas, waktu pantau pada asumsi kedua yang lebih sesuai dengan kalkulasi astronomis yang mendukungnya.
Dan berdasarkan berbagai pertimbangan serta pantauan Tim Falak AHLULBAIT INDONESIA (ABI) bisa disimpulkan bahwa pada Rabu, 12 Mei 2021 hilal tidak akan terlihat oleh mata telanjang, namun mungkin terlihat dengan optik terutama untuk wilayah barat hingga tengah Indonesia.
Berdasarkan hal itu, dimungkinkan akan terjadi perbedaan tanggal Idulfitri 1442 H di Indonesia antara 13 atau 14 Mei 2021 yang disebabkan dua faktor;
Faktor syar’i, perihal keabsahan penggunaan alat optik dalam rukyat hilal
Karena pada tanggal 12 Mei 2021 hilal mungkin terlihat dengan optik, maka Idulfitri dimungkinkan jatuh pada 13 Mei untuk wilayah yang masuk visibilitas optik, kecuali mereka yang menolak keabsahan penggunaan optik dalam rukyat hilal, akan istikmal puasa 30 hari dan merayakan Idulfitri pada 14 Mei.
Faktor area cakupan kurva visibilitas optik
Karena hilal mungkin terlihat dengan optik di sebagian wilayah Indonesia pada tanggal 12 Mei 2021, awal Syawal 1442 H akan jatuh pada tanggal 13 Mei untuk wilayah ini dan wilayah lain menunda sampai tanggal 14 Mei 2021.
Secara umum, mengingat pada 12 Mei wilayah Indonesia berada dalam ambang bawah limit (optik) Danjon (elongasi 7°), hilal masih akan sulit terlihat dan kesaksian hilal tampak dengan mata telanjang pada hari itu patut diragukan.
Prediksi ini disajikan sebagai sumbangsih informasi ilmiah dan bukan sebagai konklusi syar’i. Masing-masing mukalaf bertanggung jawab terhadap keputusan syar’inya dalam beribadah dan menentukan otoritas agama rujukannya.
Sumber: Tim Falak ABI
Baca: ARAHAN DAN PETUNJUK DEWAN SYURA ABI DALAM MENYIKAPI KEMUNGKINAN PERBEDAAN PENETAPAN 1 SYAWAL 1442 H