Salam kesejahteraan semoga senantiasa dilimpahkan kepadamu, wahai Rasulullah. Terimalah salam dariku dan atas nama putrimu yang kini menghampirimu, bersemayam di sampingmu, dan begitu cepatnya dia menyusulmu. Duhai… betapa lemahnya kesabaranku dan betapa rapuhnya ketabahanku dalam menghadapi kepergian putri kesayanganmu. Akan tetapi, beratnya perpisahan denganmu sebelum ini, dan parahnya bencana yang kurasaan waktu itu, telah memberiku pengalaman yang menguatkan hati. Ketika kubaringkan tubuhmu dalam lahadmu, setelah hembusan terakhir napasmu di dadaku. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nyalah kita semua akan kembali).
Kini, titipan yang diamanatkan telah diminta kembali, dan tanggungan telah diambil pergi. Adapun kesedihanku tetap abadi, malamku takkan habis, sampai saatnya Allah menetapkan pilihan bagiku di tempat kediamanmu.
Baca: Ayat-ayat Alquran yang Turun Untuk Sayidah Fathimah a.s.
Sebentar lagi putri kesayanganmu akan menyampaikan kepadamu betapa umatmu telah bersekongkol dalam bertindak aniaya terhadapnya. Maka mintalah keterangan secara mendetail darinya. Tanyailah dia mengenai keadaan yang sebenarnya, yang justru terjadi di waktu yang amat singkat sepeninggalmu, di saat sebutan tentang dirimu masih belum hilang.
Salam sejahtera bagi kalian berdua dari seorang yang mengucapkan selamat tinggal, bukan dari seorang yang memendam benci atau merasa bosan. Dan bila aku pulang setelah ini, maka hal itu bukan disebabkan oleh buruknya prasangka akan janji Allah bagi orang-orang yang sabar.
Nahj al-Balaghah, khotbah ke-202