Balasan Kebaikan
مَنْ جَآءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ خَيْرٌ مِّنْهَا ۚ وَهُمْ مِّنْ فَزَعٍ يَّوْمَئِذٍ اٰمِنُوْنَ
“Barang siapa membawa kebaikan, maka dia akan memperoleh (balasan) yang lebih baik dari padanya. Dan mereka merasa aman dari ketakutan (yang dahsyat) pada hari itu (kiamat).” [QS. An-Naml: 89]
Adik-adik, yuk kita baca ayat di atas berulang kali supaya benar-benar melekat di benak dan tertanam di jiwa.
Ayat ini mengingatkan dan memotivasi kita untuk selalu berbuat kebaikan, apapun bentuknya. Saat membaca ayat ini, Kakak jadi teringat dengan sebuah kisah di masa Rasulullah saw. (Baca: Abu Dzar dan Berhala Munat)
Simak ceritanya ya…
Suatu hari ada seseorang yang berjalan menyusuri kota Madinah. Orang tersebut kelaparan. Ia bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, ke mana harus meminta bantuan.
Ia terus berjalan, menyusuri gang-gang dan jalan-jalan kota hingga akhirnya sampai di Masjid Nabi tepat pada waktu maghrib.
Matanya tertuju pada sekelompok orang yang sedang bercakap-cakap. Ia berjalan pelan-pelan ke arah mereka lalu menyapa mereka dan memohon bantuan mereka. Namun usahanya sia-sia, mereka hanya memandangi laki-laki itu, tidak satupun dari mereka yang bersedia membantunya.
Lelaki miskin itu menundukkan wajahnya dan pergi meninggalkan mereka tanpa berkata apapun.
Tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggilnya. Ia segera menoleh dan menghampiri orang yang memanggilnya. Orang itu mengeluarkan beberapa keping koin uang dan memberikannya kepada lelaki miskin tesebut. Menyaksikan perbuatannya tersebut, teman-temannya akhirnya mengulurkan tangan mereka dan memberikan beberapa koin uang juga. (Baca: Makna Al-Ghadir dalam Penjelasan Imam Khamenei)
Lelaki miskin itu bahagia sekali menerima bantuan mereka, lalu ia mendoakan mereka yang telah membantunya, semoga Allah swt membalas kebaikan mereka dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Tak membuang-buang waktu lagi lelaki miskin itu segera menuju pasar dan membeli semua kebutuhannya dan keluarganya.
Dari dalam masjid, Rasulullah saw. memperhatikan semua kejadian yang yang baru saja terjadi. Beliau saw. sangat bahagia melihat apa yang telah dilakukan para sahabatnya.
Rasulullah saw. berkata kepada orang pertama yang membantu lelaki miskin tadi, “Setiap orang yang melakukan kebaikan dan orang lain mengikutinya, sesungguhnya Allah swt akan memberinya ganjaran dan pahala sebesar pahala yang didapatkan oleh semua orang yang mengikutinya. (Baca: Wawancara: Persatuan Islam Perspektif Mazhab Ahlulbait)
Nah begitulah kisahnya. Pengertian kebaikan sangat luas sekali. Sedekah dengan separuh korma atau bertutur kata baik menurut hadis Nabi adalah kebaikan yang dapat melindungi dari panasnya api neraka. Setiap kebaikan apa saja yang kita lakukan akan dibalas oleh Allah swt dengan yang lebih baik lagi. Dalam ayat lain, akan dilipatgandakan hingga 10 kali lipat dengan yang lebih baik lagi:
مَنْ جاءَ بِالْحَسَنَهِ فَلَهُ عَشْرُ اَمْثالِها
“Barangsiapa berbuat kebaikan akan mendapat balasan 10 kali lipat kebaikan tersebut.” [QS. Al-An’am: 160]
Apakah adik-adik tahu kebaikan paling besar yang disebutkan dalam ayat tersebut?
Yuk kita coba baca hadis dari Imam Ja’far Shadiq a.s. Beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hasanah (kebaikan) dalam ayat adalah “KECINTAAN KEPADA AHLUL BAIT a.s.”.
Benar, kecintaan kepada Ahlul Bait adalah salah satu bentuk kebaikan paling besar. Di saat semua orang pada hari kiamat merasa ketakutan, kecintaan ini akan memberikan keamanan dan keselamatan kepada para pencinta Ahlul Bait a.s.[*]
Baca: Ibnu Hibban: “Semoga Allah Wafatkan Kita dalam Kecintaan kepada Al-Mustafa dan Ahlul Baitnya.”