Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Kisah-kisah Menakjubkan dari Imam Ali Hadi a.s. (1)

Tanggal 15 Dzulhijjah yang lalu adalah milad Imam Ali Hadi a.s., imam ke-10 kita. Beliau dilahirkan di Madinah tahun 212 H. Gelar beliau yang paling terkenal adalah Al-Hadi dan An-Naqi.

Nah, untuk mengenalnya lebih dalam lagi, yuk kita ikuti kisah-kisah berikut ini:

Ingin Mempermalukan, Justru Malu Sendiri

Mutawakil, salah seorang Khalifah Bani Abbas memiliki kedengkian terhadap Ahlul Bait a.s. Namun ia menyembunyikannya dan menampakkan penghormatan kepada Imam Ali Hadi a.s. (Baca: Malu Kepada Allah)

Mutawakil secara paksa menjadikan Irak sebagai tempat tinggal Imam Ali Hadi a.s. Seluruh gerak-gerik beliau dan keluar masuknya orang-orang dari rumah beliau selalu diawasi oleh mata-mata. Namun terkadang Mutawakil mengundang Imam Ali Hadi ke pertemuan atau jamuan dan menampakkan sambutan yang hangat sambil sesekali melontarkan canda dan singgungan. Mutawakil akan merasa gembira bila dapat menunjukkan kekurangan atau aib Imam Ali Hadi a.s. di hadapan umum. Akan tetapi hal itu tidak pernah terjadi karena Imam Ali Hadi selalu bersikap dan memberikan jawaban yang tepat.

Suatu hari, Imam Ali Hadi yang saat itu mengenakan serban baru, memasuki acara pertemuan Mutawakil. Mutawakil melihat bahwa serban yang dipakai Imam Ali Hadi sangat berharga. Oleh karena itu, ia tidak dapat menahan diri untuk mengatakan sesuatu, “Wahai Imam Hadi! Berapakah Anda membeli serban ini?”

Imam Ali Hadi menjawab, “Serban ini pemberian hadiah dari seseorang dan harganya 500 dirham.”

Mutawakil tersenyum dan berkata, “Apakah tidak israf (berlebih-lebihan) saat Anda memakai serban di atas kepala dengan harga 500 dirham?”

Imam Ali Hadi balik bertanya, “Aku mendengar bahwa hari-hari ini engkau membeli seorang budak perempuan dari luar seharga 1000 dinar.”

Mutawakil menyela, “Benar yang Anda dengar, namun Anda masih belum menjawab pertanyaanku.”

Imam Ali Hadi berkata, “Aku mengenakan serban seharga 500 dirham dan aku pakai di atas bagian badan yang paling mulia. Selain itu, mengenakannya juga termasuk adab. Sementara itu, engkau membeli seorang budak perempuan seharga 1000 dinar. Silahkan bandingkan sendiri manakah yang israf?” (Baca: Pro dan Kontra Akal dalam Berakidah)

Dengan jawaban tersebut, Mutawakil tidak kuasa menahan malu dan tertunduk lesu. Ia berkata, “Sulit sekali, bahkan tidak mungkin mengkritik keluarga Nabi saw. dengan menafikan kemuliaan dan keutamaan mereka.”

Kami-lah Hari-hari Itu

Suatu hari Saqar bin Abi Dulaf berada di sisi Imam Ali Hadi dan melontarkan sebuah pertanyaan, “Apakah yang dimaksud dengan sabda Nabi saw, “Janganlah kalian membenci hari-hari, karena hari-hari itu akan membencimu.”

Imam Ali Hadi menjawab, “Yang dimaksud dengan hari-hari adalah kami (Ahlul Bait). Karena berkah keberadaan kami, bumi dan langit tegak.

(Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:)

Hari Sabtu dinisbahkan kepada Rasulullah saw.

Hari Minggu dinisbahkan kepada Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Zahra a.s.

Hari Senin dinisbahkan kepada Imam Hasan dan Imam Husain a.s.

Hari Selasa dinisbahkan kepada Imam Ali Zainal Abidin, Imam Baqir, dan Imam Ja’far Shadiq a.s.

Hari Rabu dinisbahkan kepada Imam Musa Kadhim, Imam Ali Ridha, Imam Muhammad Jawad, dan aku sendiri, yaitu Imam Ali Hadi a.s.

Hari Kamis dinisbahkan kepada puteraku, Hasan Askari a.s.

Dan hari Jumat dinisbahkan kepada cucuku, yaitu Mahdi a.s.

Baca: “2 Mukjizat Imam Mahdi a.s.

Maka yang dimaksud dengan hari-hari adalah kami, artinya janganlah kalian membenci dan memusuhi kami di dunia ini sehingga di akhirat kelak kami tidak memusuhi kalian. Dengan kata lain, ikutilah perintah-perintah kami di dunia sehingga di akhirat kalian akan bahagia.

Adab Mencium Bunga

Abu Ja’far Hasyimi adalah salah seorang murid Imam Jawad dan Imam Ali Hadi a.s. Ia bertutur, “Suatu hari aku berada di sisi Imam Ali Hadi a.s. Salah seorang anak beliau datang membawa bunga dan memberikan kepada sang ayah.

Imam Ali Hadi menerima bunga tersebut, menciumnya dan meletakkannya di atas mata. Kemudian beliau mengembalikan bunga tersebut kepada sang anak yang masih kecil.

Kemudian Imam Ali Hadi berkata kepadaku, “Barangsiapa yang mengambil tangkai bunga dan meletakkan di atas matanya, lalu bershalawat kepada Nabi Muhammad saw. dan para imam a.s., Allah swt akan menulis pahala untuknya seperti butiran pasir yang ada di gurun dan menghapus dosa-dosanya seperti itu juga.”

Baca selanjutnya: “Kisah-kisah Menakjubkan dari Imam Ali Hadi a.s. (2)

 

No comments

LEAVE A COMMENT