Apa kabar adik-adik? Semoga selalu bersemangat membaca bacaan-bacaan yang bermanfaat di musim liburan ini. Kali ini kakak bawakan dua kisah ringan, tapi bermanfaat untuk menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw. Yuk kita baca bersama kisahnya:
Membantu Wanita Tua
Pada suatu hari, Nabi saw. bersama sebagian sahabat melewati suatu jalan hingga sampai di sebuah bibir sumur. Ada seorang wanita tua yang sudah tiada daya upaya sedang meletakkan qirbah (tempat air dari kulit) di atas sumur dan ingin mengambil air dari sumur itu, namun ia tidak kuat untuk menarik timba air ke atas.
Nabi saw. segera pergi mendekat dan berkata, “Wahai Ibu! Apakah engkau mengizinkan aku membantumu?”
“Terima kasih, semoga Allah memberkatimu,” jawab wanita tua itu.
Lalu Nabi saw. mengambil tali timba dan menimba air beberapa kali untuk memenuhi qirbah. Setelah penuh, Nabi saw. menutupnya rapat-rapat. Jelas bahwa membawa qirbah penuh air cukup sulit bagi wanita tua itu karena berat.
Nabi saw. berkata, “Sekarang, silahkan Ibu berjalan di depan dan kita akan membawa qirbahnya.”
Salah seorang sahabat berkata, “Junjunganku! Biar aku saja yang membawanya.”
Namun Nabi saw. tidak membiarkan dan berkata, “Memangnya aku tidak mampu membawanya?! Biar aku sendiri yang mengangkatnya.”
Saat itu, udara sangat panas dan mentari terasa membakar. Mereka berjalan beberapa saat dan sampailah di sebuah kemah. Wanita tua itu berhenti dan berkata, “Di sinilah tempat tinggal kami. Semoga Allah swt membalas kebaikan Anda!”
Nabi saw. meletakkan qirbah di atas tanah dan wanita itu masuk ke kemah. Di dalam kemah, anak-anaknya bertanya, “Ibu dari mana saja tadi?”
Ia menjawab, “Aku tadi pergi mengambil air. Pergi dan bawalah qirbah air ke dalam.”
Saat anak-anak ibu tua itu merasakan qirbah air begitu berat, mereka bertanya, “Ibu sayang! Bagaimana engkau membawa qirbah air yang sangat berat ini?”
Wanita tua itu menjawab, “Bukan aku yang membawanya. Kebetulan tadi ada beberapa orang muda di sekitar sumur. Salah seorang mengisi qirbah hingga penuh dan membawanya sampai ke sini.”
“Siapakah dia gerangan? Paling tidak kita menemuinya untuk mengucapkan terima kasih,” jawab anak-anaknya.
Wanita tua dan putera-puteranya segera keluar dari rumah. Wanita tua itu menunjukkan Nabi saw. dan para sahabat yang saat itu tengah pergi. Ia berkata, “Itu dia lelaki muda yang berada di sisi kanan.”
Ibu tua itu berdiri sambil menunjuk, sementara putera-puteranya berlari mengejar. Saat mereka sampai kepada Nabi saw., mereka mengenali beliau dan menyampaikan ucapan terima kasih.
Mereka kembali ke kemah dan berkata kepada sang Ibu, “Ibu! Apakah Ibu tidak mengenali lelaki itu?”
“Tidak, aku tidak mengenalnya,” jawabnya.
Salah seorang puteranya berkata, “Ibu! Dia adalah manusia yang menjadi sumber kebaikan dan berkah. Dia adalah nabi dan utusan Allah.”
Wanita tua terduduk dan menangis karena rasa haru, bingung dan takjub. Ia segera berlari mengejar Nabi saw. Ketika sampai kepada Nabi, segala ucapan permohonan maaf ia lontarkan dan menunjukkan penyesalan serta rasa malunya.
Nabi saw. menghiburnya dan mendoakan putera-puteranya lalu berkata, “Wahai Ibu, janganlah bersedih hati! Pahala dan ridha Allah swt yang sampai kepada kita, lebih besar dan tinggi daripada apa engkau terima.”
Tiada Tempat di Surga Bagi Wanita Tua
Shafiah adalah anak perempuan Abdul Muttalib dan bibi Nabi saw. Suatu hari terjadi pembicaraan tentang surga di rumah Nabi saw. Shafiah memohon kepada Nabi saw. supaya mendoakannya masuk surga.
Nabi saw. berkata, “Aku akan berdoa, akan tetapi surga bukan tempat wanita-wanita tua.”
“Apakah usia tua itu suatu perbuatan dosa?” protes Shafiah.
Nabi saw. menjawab, “Tidak! Tidak ada dosanya, namun orang-orang tua akan dimudakan terlebih dahulu dan kemudian dibawa ke surga.”
Shafiah pun tersenyum lega mendengar jawaban Nabi saw. dan semua orang di sana pun ikut tertawa dengan senda gurau Nabi saw tersebut.