Dalam banyak hal, kesempurnaan sesuatu adalah hari yang sangat istimewa. Ketika seorang mahasiswa menyelesaikan studinya, maka itulah hari istimewa. Anak TK diwisuda karena sudah melewati masa pembelajarannya. Apalagi dengan agama Islam. Hari Raya Al Ghadir sesungguhnya berkaitan dengan penyempurnaan agama Islam. Seluruh agama-agama samawi, sebagai pendahulu agama Islam telah sempurna pada hari Ghadir. Dan Tuhan semesta alam (Rabbul ‘Alamin) telah rela dengan agama Islam. Sebagaimana firman-Nya: “Pada hari ini Aku telah sempurnakan agamamu untukmu dan telah Kulengkapi nikmatKu atasmu dan Aku ridha Islam sebagai agamamu.” (Qs. al-Maidah [5]:3) [1]
Tak Pelak, Hari Raya Al Ghadir yang jatuh pada tanggal 18 bulan Dzulhijjah merupakan hari istimewa bagi Umat Islam pada khususnya dan umat manusia pada umumnya. Dengan alasan yang sama Rasulullah saw, menjadikan hari ini sebagai hari raya dan meminta kepada kaum Muslimin untuk menyampaikan ucapan selamat kepadanya. Rasulullah Saw bersabda: “Berikan ucapan selamat kepadaku, berikan ucapan selamat kepadaku. Sesungguhnya Allah mengkhususkan kepadaku kenabian (nubuwwah) dan kepemimpinan (imamah) kepada keluargaku.” [[2] . Al-Ghadir, jilid 1, hal .247, yang menukil dari Syaraf al-Musthafa karya Abu Sa’id Khargusi Naisyaburi, wafat tahun 407 H.]
Dalam riwayat lain, Rasulullah juga juga bersabda: “Hari Ghadir merupakan hari ied yang paling afdhal. Pada hari itu, Allah Swt menugaskan kepadaku untuk memperingatinya dengan melantik saudaraku ‘Ali ibn Abi Thalib bagi umatku; sehingga selepasku mereka menemukan hidayah. Allah Swt menyempurnakan agama dan melengkapkan nikmat bagi umatku pada hari itu dan ridha Islam sebagai agama mereka.” (Al-Ghadir, jilid 1, hal .283 dan Iqbâl al-’Amal hal. 466).
Satu saat Imam Ja’far Shadiq as ditanya apakah kaum muslimin mempunyai hari raya selain hari Jum’at, hari raya Fitri dan Adha? beliau menjawab:”Iya, yaitu hari raya yang kehormatannya melebihi seluruh hari raya”, perawi mengatakan: Hari raya apa itu? beliau menjawab: “Hari itu adalah hari dimana Rasulullah SAW menobatkan Amirul Mukminin as sebagai khalifahnya dan bersabda: “barang siapa yang menganggap aku pemimpinnya maka Ali adalah pemimpinnya”, hari itu adalah hari kedelapan belas bulan Zulhijjah“. Perawi bertanya lagi: apa yang harus dikerjakan di hari itu? Beliau menjawab: ”berpuasa, beribadah, menyebut-nyebut Muhammad dan keluarganya dan bershalawatlah atas mereka”. Rasulullah SAWW telah berwasiat kepada Amiril Mukminin as untuk merayakan hari raya ini, begitu juga setiap nabi berwasiat kepada washinya supaya merayakan hari ini. (Furu’ Kâfi, jilid 1, hal. 148, bab Shiyâm Targhib, hadits ke-3)
Ya, Hari Raya Al Ghadir adalah hari penyempurnaan Islam dengan pengangkatan keimamahan Imam Ali sebagai khalifah Rasulullah saw. Setelah Rasulullah melantik Imam Ali sebagai Khalifah ummat, Umar bin Khattab menyampaikan selamat kepada Ahli Wilayat. Dia mengatakan, “Alangkah beruntungnya engkau wahai putra Abu Thalib! Engkau telah menjadi mawlaku dan mawla seluruh kaum Mukminin dan Mukminat.”
Amalan Idul Ghadir
Sebagai sebuah hari raya, maka tentu saja ada amaliyah yang sebaiknya dilaksanakan. Dalam hadis Ibn Abi Nashr Bazanthi yang diriwayatkan dari Imam Ridha as, beliau bersabda: ”Hai anak Abi Nashr, dimana saja engkau berada usahakanlah dihari raya Ghadir untuk hadir di pusara suci Amirul Mukminin as, sebab Allah SWT pada hari ini akan mengampuni dosa seorang mukmin dan mukminah yang telah dilakukan selama enam puluh tahun dan akan dibebaskan dari api neraka dua kali lipatnya dari bulan Ramadan, malam lailatul qadr dan malam hari raya fitri. satu Dirham yang disodaqohkan dihari ini kepada saudara-saudara mukminnya sama dengan seribu dirham yang engkau berikan di waktu-waktu lain, berbuat baiklah kepada mereka dan gembirakan setiap mukmin dan mukminah, aku bersumpah seandainya orang-orang tahu tentang keutamaan hari ini niscaya Malaikat akan berjabat tangan dengan mereka sepuluh kali jabatan dalam satu hari. “
Berdasarkan riwayat tersebut dan riwayat lainnya, maka amalan-amalan hari yang agung ini adalah :
- Puasa, kafarah dari dosa enam puluh tahun. Dalam satu hadis dikatakan bahwa puasa ini menyamai makanan dunia dan sama dengan seratus kali haji dan seratus umroh.
- Mandi.
- Ziarah Amirul Mukminin as, dan selayaknya bagi manusia dimana saja berada untuk hadir di makan suci beliau dan membaca tiga ziarah khusus untuknya, salah satunya adalah ziarah Aminullah yang bisa dibaca dari jarak dekat ataupun jauh, dan termasuk pula darinya adalah ziarah Jâmi’ah Kabîroh.
- membaca Ta’widz (doa perlindungan) yang diriwayatkan oleh Sayyid Thawus dalam buku al-Iqbal dari Rasulullah SAWW.
- Shalat dua rakaat dengan seratus kali syukur ketika sujud dan selepas sujud membaca :
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ وَ أَنَّكَ وَاحِدٌ أَحَدٌ صَمَدٌ لَمْ تَلِدْ وَ لَمْ تُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ
Ya Allah aku memohon kepada-Mu dengan pujian yang khusus untuk-Mu, tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Engkau satu, esa, Maha kaya, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan dan tiada yang
لَكَ كُفُوًا أَحَدٌ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَ رَسُوْلُكَ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَ آلِهِ، يَا مَنْ هُوَ كُلَّ يَوْمٍ فِيْ شَأْنٍ كَمَا كَانَ مِنْ
Sebanding dengan-Mu, sesungguhnya Muhammad hamba-Mu dan utusan-Mu, shalawat atas beliau dan keluarganya. Wahai Zat yang setiap hari tidak lepas dari urusan, termasuk dari
شَأْنِكَ أَنْ تَفَضَّلْتَ عَلَيَّ بِأَنْ جَعَلْتَنِيْ مِنْ أَهْلِ إِجَابَتِكَ وَ أَهْلِ دِيْنِكَ وَ أَهْلِ دَعْوَتِكَ وَ وَفَّقْتَنِيْ لِذَلِكَ فِيْ مُبْتَدَإِ
urusan-Mu adalah menjadikan aku orang yang pantas mendapat ijabah-Mu, Ahli agama-Mu dan layak mendapat panggilan-Mu, dan berilah aku taufik untuk itu di awal
خَلْقِي تَفَضُّلاً مِنْكَ وَ كَرَمًا وَ جُوْدًا، ثُمَّ أَرْدَفْتَ الْفَضْلَ فَضْلاً وَ الْجُوْدَ جُوْدًا وَ الْكَرَمَ كَرَمًا رَأْفَةً مِنْكَ وَ
Penciptaannku sebagai anugerah, karamah dan kedermawanan-Mu. Kemudian kau susul setiap anugerah dengan anugerah yang lain, setiap kemurahan dengan kemurahan dan setiap kemuliaan dengan kemuliaan lain sebagai belas kasih dari-Mu dan
رَحْمَةً إِلَى أَنْ جَدَّدْتَ ذَلِكَ الْعَهْدَ لِيْ تَجْدِيْدًا بَعْدَ تَجْدِيْدِكَ خَلْقِيْ وَ كُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا نَاسِيًا سَاهِيًا غَافِلاً،
Rahmat sampai Engkau perbaharui janji itu kepadaku setelah Engkau ciptakan aku sementara aku lupa dan lalai (terhadap nikmat-nikmatmu)
فَأَتْمَمْتَ نِعْمَتَكَ بِأَنْ ذَكَّرْتَنِيْ ذَلِكَ وَ مَنَنْتَ بِهِ عَلَيَّ وَ هَدَيْتَنِيْ لَهُ، فَلْيَكُنْ مِنْ شَأْنِكَ يَا إِلَهِيْ وَ سَيِّدِيْ وَ
Kemudian Engkau sempurnakan nikmat-Mu dengan mengingatkan aku kepadanya dan mencurahkan nikmat itu kepadaku serta menunjukkan aku kepadanya. Ya Ilahi, Tuanku dan
مَوْلاَيَ أَنْ تُتِمَّ لِيْ ذَلِكَ وَ لاَ تَسْلُبَنِيْهِ حَتَّى تَتَوَفَّانِيْ عَلَى ذَلِكَ وَ أَنْتَ عَنِّيْ رَاضٍ، فَإِنَّكَ أَحَقُّ الْمُنْعِمِيْنَ أَنْ
Maulaku, aku meminta kepadam-Mu untuk menyempurnakan nikmat (iman) itu kepadaku, dan jangan ambil dariku sampai Engkau cabut nyawaku dan rela kepadaku, sesungguhnya Engkau pemberi nikmat yang paling berhak untuk
تُتِمَّ نِعْمَتَكَ عَلَيَّ، اَللَّهُمَّ سَمِعْنَا وَ أَطَعْنَا وَ أَجَبْنَا دَاعِيَكَ بِمَنِّكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَ إِلَيْكَ الْمَصِيْرُ آمَنَّا
Menyempurnakan nikmat-Mu kepadaku. Ya Allah kami mendengar (perintah-Mu), taat dan menerima ajakan rasul-Mu yang menyeru kepada-Mu dengan anugerah-Mu, segala puji untuk-Mu, ampunilah Ya Allah, hanya kepada-Mu kami kembali. Kami beriman
بِاللَّهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ بِرَسُوْلِهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ صَدَّقْنَا وَ أَجَبْنَا دَاعِيَ اللَّهِ وَ اتَّبَعْنَا
Kepada Allah yang Maha esa yang tiada sekutu bagi-Nya, kami beriman kepada rasul-Nya Muhammad SAW, kami percaya serta menyambutnya dan mengikuti
الرَّسُوْلَ فِيْ مُوَالاَةِ مَوْلاَنَا وَ مَوْلَى الْمُؤْمِنِيْنَ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ عَبْدِ اللَّهِ وَ أَخِيْ رَسُوْلِهِ
Rasul dalam mencintai pemimpin kami dan pemimpin kaum mukminin, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib hamba Allah, saudara rasul-Nya,
وَ الصِّدِّيْقِ الْأَكْبَرِ وَ الْحُجَّةِ عَلَى بَرِيَّتِهِ الْمُؤَيِّدِ بِهِ نَبِيَّهُ وَ دِيْنَهُ الْحَقَّ الْمُبِيْنَ عَلَمًا لِدِيْنِ اللَّهِ وَ خَازِنًا لِعِلْمِهِ
Shiddiq al-Akbar (orang terpercaya), hujjah Allah atas manusia yang keberadaannya telah diakui oleh nabi dan agama-Nya yang benar, panji agama Allah, gudang ilmu-Nya,
وَ عَيْبَةَ غَيْبِ اللَّهِ وَ مَوْضِعَ سِرِّ اللَّهِ وَ أَمِيْنَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ وَ شَاهِدَهُ فِيْ بَرِيَّتِهِ، اللَّهُمَّ رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا
Peti rahasia-rahasia Ilahi, kepercayaan Allah atas ciptaan-Nya dan saksi kebenaran atas manusia. Ya Allah, ya Tuhan kami sesungguhnya kami telah mendengar
مُنَادِيًا يُنَادِيْ لِلْإِيْمَانِ أَنْ آمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَ كَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَ تَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ،
Dan menerima seruan rasul yang mengajak beriman kepada-Mu, ya Tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami, tutuplah kejelekan-kejelekan kami dan matikanlah kami bersama orang-orang baik
رَبَّنَا وَ آتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَ لاَ تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ، فَإِنَّا يَا رَبَّنَا بِمَنِّكَ وَ لُطْفِكَ
Ya Tuhan kami berilah kepada kami apa yang telah engkau janjikan dan jangan sedihkan kami di hari kiamat, sesunguhnya engkau tidak akan mengingkari janji. Ya Tuhan kami sesungguhnya kami dengan anugerah dan lutuf-Mu
أَجَبْنَا دَاعِيَكَ وَ اتَّبَعْنَا الرَّسُوْلَ وَ صَدَّقْنَاهُ وَ صَدَّقْنَا مَوْلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَ كَفَرْنَا بِالْجِبْتِ وَ الطَّاغُوْتِ، فَوَلِّنَا مَا
Telah menerima utusan-Mu, mengikuti rasul, mempercayai pemimpin kaum mukminin dan mengkafirkan thaghut, maka jagalah iman dan wilayah kami
تَوَلَّيْنَا وَ احْشُرْنَا مَعَ أَئِمَّتِنَا، فَإِنَّا بِهِمْ مُؤْمِنُوْنَ مُوْقِنُوْنَ وَ لَهُمْ مُسَلِّمُوْنَ، آمَنَّا بِسِرِّهِمْ وَ عَلاَنِيَتِهِمْ وَ شَاهِدِهِمْ
kumpulkan kami bersama Imam-imam kami, sesungguhnya kami mengimani dan meyakini mereka, tunduk kepada mereka, beriman kepada lahir, batin, kehadiran
وَ غَائِبِهِمْ وَ حَيِّهِمْ وَ مَيِّتِهِمْ وَ رَضِيْنَا بِهِمْ أَئِمَّةً وَ قَادَةً وَ سَادَةً وَ حَسْبُنَا بِهِمْ بَيْنَنَا وَ بَيْنَ اللَّهِ دُوْنَ خَلْقِهِ لاَ
keghaiban, kematian dan kehidupan mereka, dan kami merelakan mereka sebagai Imam, pemimpin dan tuan, dan cukuplah mereka bagi kami sebagai perantara menuju Allah tanpa makhluk yang lain,
نَبْتَغِيْ بِهِمْ بَدَلاً وَ لاَ نَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهِمْ وَلِيْجَةٍ وَ بَرِئْنَا إِلَى اللَّهِ مِنْ كُلِّ مَنْ نَصَبَ لَهُمْ حَرْبًا مِنَ الْجِنِّ وَ
Kami tidak menginginkan ganti mereka, kami tidak akan menjadikan kawan selain mereka, kami mensucikan diri dihadapan Allah dari musuh mereka dari jin dan
الْإِنْسِ مِنَ الْأَوَّلِيْنَ وَ الْآخِرِيْنَ وَ كَفَرْنَا بِالْجِبْتِ وَ الطَّاغُوْتِ وَ الْأَوْثَانِ الْأَرْبَعَةِ وَ أَشْيَاعِهِمْ وَ أَتْبَاعِهِمْ وَ كُلِّ
Manusia dari awal sampai akhir, kami mengkafirkan thaghut (musuh-musuh mereka), penyembah empat berhala, pengikut mereka dan semua
مَنْ وَالاَهُمْ مِنَ الْجِنِّ وَ الْإِنْسِ مِنْ أَوَّلِ الدَّهْرِ إِلَى آخِرِهِ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نُشْهِدُكَ أَنَّا نَدِيْنُ بِمَا دَانَ بِهِ مُحَمَّدٌ وَ آلُ
Yang mencintai mereka dari jin dan manusia dari awal sampai akhir. Ya Allah sesungguhnya kami bersaksi kepada-Mu bahwasanya kami menganut agama yang dianut oleh Muhammad dan keluarga
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ عَلَيْهِمْ، وَ قَوْلُنَا مَا قَالُوْا، وَ دِيْنُنَا مَا دَانُوْا بِهِ، مَا قَالُوْا بِهِ قُلْنَا، وَ مَا دَانُوْا بِهِ دِنَّا،
Muhammad SAW, slogan kami adalah slogan mereka, agama kami adalah agama yang dianut mereka, apa yang diyakini mereka juga kami yakini, apa yang dianut mereka juga kami anut,
وَ مَا أَنْكَرُوْا أَنْكَرْنَا، وَ مَنْ وَالَوْا وَالَيْنَا، وَ مَنْ عَادَوْا عَادَيْنَا، وَ مَنْ لَعَنُوْا لَعَنَّا، وَ مَنْ تَبَرَّؤُوْا مِنْهُ تَبَرَّأْنَا مِنْهُ، وَ
Apa yang mereka ingkari juga kami ingkari, apa yang mereka cintai kami juga cintai, apa yang mereka musuhi juga kami musuhi, orang yang dilaknat mereka juga kami laknat, orang yang ditingalkan mereka juga kami tinggalkan dan
مَنْ تَرَحَّمُوْا عَلَيْهِ تَرَحَّمْنَا عَلَيْهِ، آمَنَّا وَ سَلَّمْنَا وَ رَضِيْنَا وَ اتَّبَعْنَا مَوَالِيَنَا صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ، اَللَّهُمَّ فَتَمِّمْ لَنَا
Orang yang dikasihani mereka juga kami kasihani. Kami beriman, tunduk, rela dan mengikuti para pemimpin kami (shalawat Allah atas mereka), maka sempurnakan bagi kami
ذَلِكَ وَ لاَ تَسْلُبْنَاهُ وَ اجْعَلْهُ مُسْتَقِرًّا ثَابِتًا عِنْدَنَا وَ لاَ تَجْعَلْهُ مُسْتَعَارًا، وَ أَحْيِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا عَلَيْهِ وَ أَمِتْنَا إِذَا
Nikmat iman ini, jangan ambil hal itu dari kami, tetapkanlah di sisi kami dan jangan jadikan barang sewaan, hidupkan kami dengan ini (iman), matikanlah kami
أَمَتَّنَا عَلَيْهِ، آلُ مُحَمَّدٍ أَئِمَّتُنَا، فَبِهِمْ نَأْتَمُّ وَ إِيَّاهُمْ نُوَالِيْ، وَ عَدُوَّهُمْ عَدُوَّ اللَّهِ نُعَادِيْ، فَاجْعَلْنَا مَعَهُمْ فِي الدُّنْيَا
Dengan ini pula. Keluarga Muhammad adalah imam-imam kami, kepada mereka kami bermakmum, kepada mereka kami berwilayah, kami membenci musuh mereka yaitu musuh Allah, jadikan kami bersama mereka di dunia
وَ الْآخِرَةِ وَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ، فَإِنَّا بِذَلِكَ رَاضُوْنَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
dan Akhirat dan termasuk orang-orang yang dekat kepada-Mu, sesungguhnya kami rela dengan nikmat itu hai Zat yang Maha penyayang.
Setelah selesai membaca doa di atas, lalu sujudlah sambil membaca al-Hamdu lillâhi(segala puji bagi Allah) seratus kali danSyukron lillâhi(syukur kepada Allah) seratus kali.
6. Mandi dan shalat dua rakaat setengah jam sebelum Zawal, di rakaat pertama membaca Fatihah satu kali,serta 10 kali Qulhuwallâhu Ahad, ayat Kursi dan Innâ Anzalnâhu Fîlailatil Qodr. Setelah shalat ini lebih baik membaca doa berikut : Rabbânâ Innanâ sami’nâ Munâdiyan (Ya tuhan kami Sesungguhnya kami mendengar seruan nabimu) dst.
7. Membaca doa Nudbah.
[*]
Baca: “Kisah Perjalanan Ke Ghadir“