Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Apa yang Terjadi di Rumah Sakit Gaza?

Sejak dimulainya serangan kejam rezim Zionis terhadap Gaza, para pendukung perjuangan Palestina telah tanpa lelah berjuang untuk menyuarakan penderitaan penduduk Gaza. Selain itu, upaya besar telah dilakukan untuk mengenang setiap syuhada yang jatuh dalam tragedi ini. Hari ini, satu nama yang mencuat di media adalah “Amir Abu Aisha”.

Palang Merah Palestina mengumumkan bahwa jenazah Amir Abu Aisha, seorang anggota tim medis di Rumah Sakit Al-Amal di Khan Yunis, tewas ditembak oleh tentara Zionis di dekat rumah sakit. Sisa-sisa jasadnya yang tidak terkubur dari Amir Abu Aisha menjadi saksi bisu, memperlihatkan kepada dunia tentang kekejaman yang terus menerus dilakukan oleh rezim Zionis di rumah sakit-rumah sakit Gaza.

Rumah Sakit Al-Shifa Jadi Sasaran Kemarahan Zionis

Tanggal 24 Maret 2024 menandai hari ketujuh dari serangan berturut-turut rezim Zionis terhadap Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza. Gambar dan laporan mengerikan tentang serangan ini telah tersebar luas. Menurut beberapa sumber, tentara Zionis telah menangkap, menyalahgunakan, memeriksa, dan bahkan mengeksekusi individu di dalam kompleks rumah sakit tersebut, menghambat proses pengangkatan jenazah dan pengiriman bantuan. Tak hanya itu, tembakan langsung dari tentara Zionis telah menewaskan baik warga sipil maupun staf medis. Di samping itu, kekurangan makanan dan persediaan medis yang akut telah menyebabkan lebih dari dua belas warga Palestina meninggal karena kelaparan dan kurangnya sumber daya. Pasukan Zionis secara kurang ajar juga dengan berani memasuki rumah sakit, dengan alasan mencari jaringan terowongan bawah tanah Perlawanan, tetapi sebaliknya, mereka menahan atau bahkan membunuh individu tanpa mempertimbangkan keselamatan mereka.

Dalam peristiwa lain, pada pagi hari 15 November, Zionis melancarkan serangan terhadap unit gawat darurat Rumah Sakit Al-Shifa dengan menggunakan peralatan militer dan bahan peledak. Serangan ini, yang terjadi di awal konflik, memicu reaksi internasional yang luas. Merespons penderitaan anak-anak di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, dengan tegas mendesak agar pertikaian dihentikan segera, menegaskan bahwa “Dunia tidak boleh berdiam diri ketika rumah sakit, tempat yang seharusnya menjadi tempat perlindungan, berubah menjadi tempat kehancuran, keputusasaan, dan kematian”.

Penduduk dan pejuang Perlawanan di Jalur Gaza utara telah berhasil menyampaikan pesan kekalahan rezim Zionis dalam konflik ini kepada komunitas global melalui keberadaan mereka di wilayah tersebut. Tampaknya, sebagai upaya membalas kekalahan mereka, Zionis mengarahkan serangannya kepada rumah sakit terbesar di wilayah utara Gaza.

Rumah Sakit, Menjadi Sasaran Serangan Sejak Awal: Kekejaman yang Terus Berlanjut

Pengeboman Rumah Sakit Al-Maamadani pada 17 Oktober 2023, mengguncang dunia dan memicu gelombang kemarahan dan kesedihan. Rumah sakit ini, yang menjadi tempat perlindungan bagi ribuan wanita dan anak-anak, mengalami tragedi kematian, sekitar 500 warga Palestina dan melukai sekitar 10.000 orang. Protes global memaksa rezim Zionis dan sekutu Baratnya, AS, untuk berusaha menyalahkan Perlawanan.

Serangan berkelanjutan rezim Zionis terhadap rumah sakit telah mengurangi rasa sensitivitas dunia terhadap kekejaman perang yang mengerikan ini, bahkan memperkuat keberanian mereka untuk melakukan banyak kejahatan di rumah sakit Gaza tanpa rasa takut akan hukuman. Dampaknya, rezim Zionis tidak lagi merasa perlu untuk menyangkal serangan terhadap rumah sakit mereka.

Serangan Terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan: Tragedi yang Tak Terlupakan

Pada tanggal 16 Desember, pasukan militer Zionis melancarkan serangan ke Rumah Sakit Kamal Adwan di utara Gaza. Mereka menggunakan buldoser untuk menggali kuburan massal sementara di sekitar kompleks rumah sakit, mengeluarkan jenazah para syuhada Palestina. Asmaa Tanteesh, seorang kepala perawat di Rumah Sakit Kamal Adwan, dengan tegas menggambarkan peristiwa mengerikan yang terjadi di fasilitas medis tersebut: “Jenazah ditarik dengan kasar di depan mata kami. Sepanjang waktu, kami berteriak dan menjerit pada mereka, tetapi suara kami tak terdengar.” Citra satelit yang diambil sebelum dan sesudah serangan tersebut memperlihatkan lanskap yang hancur di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan. Selain itu, video dan gambar yang menunjukkan bagian tubuh yang membusuk tersebar di area rumah sakit, menggambarkan betapa tragisnya kejadian tersebut.Mengincar Anak-anak Palestina yang Sakit: Rutinitas Kekerasan Zionis

Pada 10 November 2023, rezim Zionis melancarkan serangan mematikan terhadap Rumah Sakit Anak Al-Rantisi, membombardir dan membakarnya. Menyaksikan seorang anak yang sakit terpaksa dirawat di rumah sakit sudah cukup menyayat hati, namun tindakan lebih lanjut oleh Zionis menjadikan situasi itu lebih tragis lagi. Meskipun pusat perawatan pediatrik berusaha keras untuk mengurangi rasa sakit dan stres psikologis, gambaran anak-anak yang disuntik obat atau dibiarkan terikat dengan perban adalah sangat menyedihkan. Namun, Zionis dengan dinginnya tidak segan-segan melancarkan serangan terhadap rumah sakit yang dihuni oleh anak-anak yang tak berdosa ini. Tujuannya jelas: untuk menekan penduduk Gaza agar meninggalkan cita-cita mereka. Namun, ironisnya, serangan terhadap rumah sakit anak-anak ini hampir terabaikan di tengah berita kelam yang terus berdatangan dari Gaza.

Kanker dan rezim Zionis: Dua Entitas dengan Akar yang Sama

Pada tanggal 30 Oktober 2023, rezim Zionis menyebabkan kerusakan parah pada rumah sakit spesialis kanker di Jalur Gaza, menjadikannya tidak berfungsi. Bersama dengan itu, rezim Zionis dengan agresif mengejar penghancuran kehidupan Palestina. Mereka juga menghalangi masuknya obat-obatan penting bagi pasien kanker ke Gaza.

Rezim Zionis secara terus-menerus melanggar Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa 2675 dan telah melakukan serangan terhadap pusat-pusat pertemuan sipil Palestina dengan dalih yang lemah. Rezim pendudukan ini tidak memiliki alasan yang sah untuk terlibat dengan pasukan militer Palestina, dan terus menargetkan warga sipil yang tidak bersenjata, termasuk rumah sakit, meningkatkan tekanan perang atas mereka.

Imam Khamenei, dalam pernyataannya pada 19 November 2023, menjelaskan motif di balik serangan terhadap rumah sakit:

“Dari awal, mereka telah mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk memusnahkan dan melumpuhkan HMs dan Perlawanan. Tetapi mereka tidak bisa melakukannya… Alasan mereka menjatuhkan bom di kepala orang adalah karena mereka marah dengan kekalahan ini. Rezim Zionis marah sekarang. Itulah mengapa mereka melakukan kejahatan-kejahatan ini. Mereka menjatuhkan bom di rumah sakit, menjatuhkan bom di pasien sakit, dan mereka menjatuhkan bom kepada perempuan dan anak-anak karena sudah dikalahkan.”

Kekejaman yang meluas yang dilakukan oleh rezim pendudukan di Gaza, terutama di dalam rumah sakit, dengan jelas telah mengungkapkan sifat sejati orang Zionis kepada orang-orang di seluruh dunia. Kebutuhan mendesak untuk mengadopsi gagasan bahwa penghapusan kekuatan ganas ini dari wilayah Asia Barat adalah satu-satunya solusi yang layak untuk menghentikan kekejaman ini menjadi semakin jelas dari hari ke hari.

Sumber: Khamenei.ir

No comments

LEAVE A COMMENT